NovelToon NovelToon
PRIA

PRIA

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang
Popularitas:16.2k
Nilai: 5
Nama Author: Arif C

Novel ini menceritakan tentang seorang pria bernama Raka yang berusaha untuk memperbaiki pandangan orang lain terhadap dirinya.

Raka yang sudah pernah mendekam di penjara, mendapat banyak cemoohan dari orang sekitar bahkan keluarganya sendiri.

Apakah mungkin Raka bisa memulihkan nama baiknya yang sudah buruk di pandangan orang-orang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arif C, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32

"Sebaiknya aku menyusul Sarah. Aku juga harus membantunya, pikir Raka yang kemudian menuju ke alun-alun kota itu, di mana Sarah berjualan baju dan juga roti buatan.

Setelah Raka turun dari angkutan umum, dia kemudian menghampiri mobil Sarah yang dijadikan lapak untuk jualannya

Tetapi saat itu Raka terkejut melihat Sarah sedang berbincang dengan seseorang.

Raka kaget ketika dia melihat Sarah sedang berbicara dengan Dewa, mantan suaminya.

'Ada apa dengan Dewa? Kenapa dia menemui Sarah di sini? Apa yang sedang mereka bicarakan?' pikir Raka dalam hatinya.

Dia kemudian menghampiri Dewa dan Sarah. Keduanya pun tampak kaget ketika melihat kedatangan Raka.

"Ada apa ini, Sarah? Kenapa Dewa ada di sini dan berbincang denganmu?" tanya Raka.

Dewa kemudian memperhatikan Raka dari ujung kepala sampai ujung kakinya.

Dewa nampak tersenyum sinis.

Kemudian Raka memperhatikan ke sekeliling untuk mencari keberadaan Rama.

"Lalu di mana Rama, Sarah?" tanya Raka lagi.

"Tenang saja, Raka. Rama sekarang sedang bermain di sudut alun-alun itu," jawab Sarah sambil menunjuk anaknya.

"Lalu di mana Rama, Sarah?" tanya Raka lagi.

"Tenang saja, Raka. Rama sekarang sedang bermain di sudut alun-alun itu," jawab Sarah sambil menunjuk anaknya.

Dewa juga ikut memperhatikan Rama saat itu.

"Kenapa aku berpikir ada kemiripan antara aku dengan anak itu?" Perkataan Dewa membuat Raka terkejut.

'Sudah kubilang, kamu dan anak itu sama sekali tidak mirip," jawab Sarah membantah pemikiran Dewa.

“Itu menurutmu, Sarah. Namun aku berpikir wajah anak itu sangat mirip denganku," ujar Dewa.

"Apakah sebenarnya ia memang anak kandungmu yang hilang?" pikir Dewa. Raka dam Sarah kembali terperanjat.

"Sudah berulang kali kukatakan kepadamu, Mas Dewa. Kalau dia adalah anak yang kuadopsi. Kenapa kamu terus berpikir kalau dia adalah anak kandungmu?" bantah Sarah.

Raka kini mengerti mengapa Dewa dan Sarah saat itu terlibat pembicaraan yang sangat serius.

'Astaga, bagaimana jika Dewa tahu kalau Rama adalah anak kandungnya. Aku khawatir jika dia akan mengambil hak asuh Rama, pikir Raka.

"Bagaimana jika kamu berdusta padak,u Sarah? Aku yakin kalau kalian sebenarnya adalah ibu dan anak, dan anak itu adalah sebenarnya darah dagingku," balas Dewa.

"Tidak mungkin, Rama adalah adik dari Raka. Lalu aku menikah dengannya, otomatis dia adalah anak sambungku," jelas Sarah yang berusaha meyakinkan Dewa.

"Jika kamu tidak percaya, tanyakan sendiri kepada suamiku," sambung Sarah.

Dewa kemudian mengalihkan pandangannya kepada Raka. Raka hanya terdiam, dia belum bereaksi.

"Aku malah berpikir anak itu dan suamimu tidak ada kemiripan sama sekali," tandas Dewa.

Sarah merasa kesal dengan sikap Dewa saat itu.

Bahkan Sarah merasa takut ketika Dewa Sudah mulai curiga kepada dirinya.

"Apa yang salah katakan benar, Dewa. Dia adalah adikku, dan kini kami menjadi satu keluarga," papar Raka yang membela Sarah.

"Kalau dia benar adik kandung? Kenapa anak itu malah memanggil Sarah dengan sebutan Mama? Ini aneh sekali" ujar Dewa yang mengendus keanehan dari hubungan Raka, Rama, dan Sarah.

"Begini, Dewa. Sebenarnya Rama adalah adik angkat. Dia kutemukan saat berada di terminal, karena aku kasihan padanya," ungkap Raka.

"Lalu aku membawanya pulang dan menjadikannya sebagai adik angkatku," jelas Raka lagi.

"Lalu setelah menikah dengan Sarah, ternyata Rama ingin menganggap kami sebagai orang tua angkatnya. Jadi dia memanggilku dan Sarah dengan sebutan Mama juga Papa," sambung Raka yang berusaha meyakinkan Dewa.

Dewa terus memandangi Rama. Saat itu dia berpikir bahwa sesungguhnya ada ikatan batin antara dirinya dengan Rama.

'Entah mengapa aku berpikir kalau anak itu adalah darah dagingku, apa yang harus aku lakukan untuk membuktikan dugaanku adalah benar? pikir Dewa.

Sarah dan Raka merasa khawatir jika Dewa menyadari bahwa Rama adalah anak kandungnya.

"Sudahlah. Jangan berpikir berlebihan seperti itu, Mas Dewa! Raka sudah menjelaskan kepadamu bahwa dia adalah anak yang ditemukan Raka lalu dijadikan sebagai adik angkatnya," timpal Sarah panjang lebar.

"Jadi tidak perlu lagi berpikir bahwa Rama adalah anak kandungmu," ujar Sarah.

Dewa mengacuhkan Sarah sambil terus memperhatikan Rama. Lalu Rama yang melihat kedatangan Raka, tentu merasa senang. Dia segera berlari menuju Raka.

"Akhirnya Papa datang juga ke sini!" seru Raman dia begitu merasa girang ketika melihat kedatangan Raka.

'Papa juga senang bisa bertemu denganmu lagi, Rama. Nampaknya mamu sangat asyik sampai tidak mengetahui kedatangan Papa," ujar Raka sambil menggendong dan menciumi pipi Rama.

Ada perasaan iri di dalam hati Dewa ketika melihat kebersamaan Rama dan Raka.

'Seandainya anakku masih ada, mungkin dia sudah sebesar anak ini sekarang, gumam Dewa.

Rama kaget ketika melihat Dewa. Wajahnya langsung berubah, karena Rama memang sangat benci kepada Dewa yang pernah berlaku kasar kepada dirinya.

"Kenapa Om Jahat ini ada di sini, Mama?" tanya Rama, dia memandang Dewa dengan tatapan yang kurang menyenangkan.

Dewa merasa kaget dengan perkataan Rama. Hatinya terluka ketika Rama menyebutnya sebagai Om Jahat.

"Kenapa kamu menyebutku sebagai Om jahat, Sayang?" tanya Dewa. Kini dia bersikap ramah kepada Rama.

Rama sendiri kaget ketika mendengar Dewa kini berubah drastis dan bersikap manis kepada dirinya.

'Om selalu bersikap kasar kepadaku dan Papa. Jadi aku menyebut sebagai Om jahat. Apakah itu salah?" jawab Rama dengan nada polos.

Dewa semakin kaget dengan apa yang dikatakan oleh Rama. Tetapi ia tidak marah sama sekali, bahkan ada kesedihan di dalam hatinya.

"Sudahlah, Mas Dewa. Sebaiknya pergilah dari sini, aku sedang sangat sibuk," Sarah berusaha mengusir Dewa.

Dia tidak mau jika sampai Dewa merasa semakin curiga tentang kebenaran Rama sebagai anak kandungnya.

Namun Dewa mengacuhkan Sarah, ia malah terus memandangi Rama saat itu, dia malah mengembangkan senyumnya kepada Rama. Awalnya Dewa memang tak menyukai Rama.

Tetapi kini perasaannya mulai berubah.

Lalu Dewa pun mengeluarkan dompetnya dan memberikan tiga lembar uang berwarna merah kepada Rama.

"Apa kamu ingin membeli es krim? Om ada uang untukmu, kamu bisa membeli es krim yang banyak," tawar Dewa. Tetapi Rama menggelengkan kepalanya. Dia tidak mau menerima uang dari Dewa.

"Tidak, Om. Terima kasih," tolak Rama. Hati Dewa semakin terasa sakit mendengar penolakan Rama.

"Kenapa kamu tidak mau menerima uang pemberian Om? Om sangat ingin berteman dengan Rama," tanya Dewa. Rama kembali menggelengkan kepalanya.

"Tetapi aku tidak mau berteman dengan Om yang selalu bersikap kasar," jawab Rama. Dia masih mengingat jelas bagaimana Dewa berlaku kasar padanya.

Dewa merasa Rama trauma dengan apa yang sudah dilakukannya terhadap anak itu.

"Maafkan Om ya? Waktu itu Om khilaf sampai Om sangat galak kepadamu. Tetapi Om janji, Om tidak akan mengulanginya lagi," ucap Dewa.

Namun Rama nampaknya tidak percaya lagi kepada Dewa. Dia kemudian minta diturunkan oleh Raka dan kembali ke wahana permainan untuk menghindari Dewa.

"Lebih baik Mas Dewa jauhi Rama! Dia nampaknya tidak ingin dekat denganmu," perintah Sarah. Kemudian Dewa mengalihkan pandangannya kepada Sarah.

1
@Tie
ini diucapkan apa cuma dlm pikiran?tp ada ditimpali sm raka,apa raka bs baca pikiran?
@Tie
hatinya
siskaa putri
sepertinya menarik
Tester
Saya adalah pemberi komentar pertama
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!