NovelToon NovelToon
Membalas perselingkuhan Suamiku

Membalas perselingkuhan Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Pelakor / Keluarga / Dendam Kesumat
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Suesant SW

"Tak harus ada alasan untuk berselingkuh!"

Rumah tangga yang tenang tanpa badai, ternyata menyembunyikan satu pengkhianatan. Suami yang sempurna belum tentu setia dan tidak ada perempuan yang rela di duakan, apalagi itu di lakukan oleh lelaki yang di cintainya.

Anin membalas perselingkuhan suami dan sahabatnya dengan manis sampai keduanya bertekuk lutut dalam derita dan penyesalan. Istri sah, tak harus merendahkan dirinya dengan mengamuk dan menangis untuk sebuah ketidak setiaan.

Anin hanya membuktikan siapa yang memanggil Topan dialah yang harus menuai badai.


Seperti apa kisahnya, ikuti cerita ini ya☺️🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suesant SW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula

"Oh, iya, saya juga di perintahkan untuk memberitahukan asisten bapak untuk segera mengemas barang bapak dari ruangan Ketua Divisi Personalia ini." Pak Ardi menambahkan.

Mulut Galih melongo sebesar gua, dia nyaris tak percaya dengan apa yang di dengarnya.

Kesialan apa yang kini sedang mengikutinya? Kejadian demi kejadian beruntun memukulnya, dari terbongkarnya perselingkuhannya dengan Ratna yang telah di tutupnya dengan rapi bertahun-tahun terakhir ini, hingga Anin yang memilih minggat dari rumah membawa putri semata wayang mereka, semua kartu kreditnya mendadak di bekukan dan kini, bahkan dia di suruh angkat kaki dari ruangan yang telah di tempatinya selama empat tahun ini.

" Maksudmu...maksudmu, aku di pecat? Ini tidak benar! Apa salahku? Aku tak membuat kesalahan apapun." Galih berteriak marah, menangkap bahu pak Ardi dan mencekal lehernya dengan kesal.

"Lepaskan, pak Galih! Jangan bersikap kasar di sini." Pak Ardi mendorong tubuh Galih sekuat tenaga sementara Nindi, asistennya terpekik karena terkejut melihat keributan yang tiba-tiba terjadi.

"Alu tidak mengatakan anda di pecat! Tapi barang anda di kemas karena ruangan ini di kosongkan." Pak Ardi merapikan dasinya dengan nafas tersengal, dia juga cukup terkejut dengan perlakuan kasar Galih padanya. Lelaki ini terlihat kalap dan kacau.

"Apa maksudmu sebenarnya?" Galih membeliak sembari berkacak pinggang dengan raut tegang.

"Pak Galih tidak lagi menjabat sebagai ketua divisi, tetapi menempati posisi lain." Jawab Pak Ardi sambil menegakkan kepalanya, lalu merapihkan kacamata minusnya yang bergeser hampir jatuh.

"Posisi lain? Maksudmu naik jabatan?" Mata Galih berbinar dalam sekejap.

"Bapak tidak naik jabatan tetapi turun menjadi staf di bagian personalia." Jawab Pak Ardi sambil mundur selangkah dengan waspada, mengantisipasi reaksi Galih yang tiba-tiba seperti tadi.

"Tu...turun...turun jabatan?" Mata Galih seketika melotot lebih lebar dari sebelumnya.

Jabatan yang di sebutkan pak Ardi adalah jabatan pertamanya saat masuki perusahaan ini!

"Omong kosong apa ini, hah?! Berhenti bermain-main denganku!" Umpat Galih murka.

"Ini bukan omong kosong, pak. Ini perintah dari ibu komisaris!"

"Ibu Komisaris-ibu komisaris! Dari tadi kamu nyerocos soal ibu komisaris sialan itu, hantu yang tak pernah ku lihat! Apa urusannya denganku, aku bisa saja menuntutnya dengan perlakuan tidak adil ini! Pemutusan hubungan kerja sepihak tanpa alasan itu adalah kejahatan, kamu paham tidak?!" Galih berteriak-teriak tak karuan, kesabarannya sudah bersisa hanya setipis tisu.

"Jaga bicara bapak, ibu komisaris bukan hantu. Anda bisa dapat masalah jika sembarangan berbicara. Beliau adalah pemilik setengah dari saham ini selain pak Haryo." Pak Ardi memperingatkan.

"Aku harus menghadap pak Haryo! Kalau tidak aku akan menuntut siapapun yang telah melecehkanku seperti ini." Tangannya terkepal.

"Pak Haryo baru saja berangkat ke New York beberapa waktu yang lalu. Di jadwalkan kembali dua minggu ke depan." Sahut pak Ardi segera, sebelum Galih melewatinya keluar dari pintu.

Galih serta merta mengurungkan niatnya untuk naik menuju ruangan komisaris di lantai puncak gedung bertingkat 21 itu.

"Ke New York?" Galih mendelik.

"Tapi tenang saja, pengganti bapak akan tiba dalam tiga hari ini. Bapak bisa menghubunginya nanti untuk mengajukan keberatan." Pak Ardi menatap Galih sejenak, lalu berbalik meninggalkan ruangan itu di mana Nindi terlihat sibuk membereskan semua barang-barang Galih dengan mimik takut-takut.

"Sialan! Ada apa ini sebenarnya? Benar-benar sialan!!!" Galih meninju daun pintu dengan emosi, kemudian piasnya menyeringai ketika menyadari buku jarinya terasa remuk.

"Sialan!" Di tendangnya lagi pintu itu hingga membuat pintu ruangannya berdebam, keributan ini mengundang perhatian beberapa karyawan lain yang berada di luar. Tapi, Galih sudah tak perduli lagi, rasa kesalnya sudah sampai ubun-ubun.

Dia merasa hidupnya sungguh sial, sudah jatuh tertimpa tangga pula.

...***...

"Kita harus bertemu!" Teriak Ratna di seberang telpon.

"Kurasa sebaiknya kita tidak bertemu dulu." Tolak Galih, satu hari satu malam dia hanya tinggal di dalam rumah selain berkeliaran dengan mobilnya mencari informasi keberadaan Anin yang lenyap seperti di telan bumi. Untung dia masih punya beberapa uang tunai di rumah.

Dia sungguh tak bisa berbuat apa-apa, sekolah Gita juga tak tahu menahu dengan keberadaan anaknya dan yang lebih surprise buat Galih, anaknya itu telah dipindahkan sekolahnya oleh sang ibu bahkan sejak dua hari sebelumnya, Anin ternyata sudah merencanakan dengan matang untuk menghilangnya dirinya dari kehidupan Galih.

Sesakit hati itu ternyata Anin padanya setelah di selingkuhi oleh Galih selama satu setengah tahun.

"Aku...aku sudah memutuskan untuk bercerai dengan mas Bowo. Aku tak mencintainya." Ratna berucap di seberang yang membuat Galih tercengang.

"Apa...apa maksudmu?" Galih hanya mengerjap matanya, sungguh skenario ini di luar rencananya. Selama ini dia berfikir, berselingkuh dengan Ratna karena terobsesi dengan urusan ranj@ng saja. Ratna mampu mengimbangi setiap imajinasinya untuk melampiaskan hasrat s3ksnya dan mungkin dia juga menyimpan rasa sayang dari keint!man mereka berdua itu.

Tetapi, Galih cukup waras untuk tidak sampai memikirkan untuk mempertaruhkan rumah tangganya, dia mencintai semua yang di milikinya selama ini.

Cinta? Tentu saja dia mencintai Anin, istrinya, semua sikap arogansinya yang tiba-tiba meledak ketika semua itu terbongkar adalah ekspresinya untuk mencoba mempertahankan Anin dengan cara mengintimidasinya.

Dia berfikir Anin akan takut padanya jika dia menunjukkan sisi lain dari dirinya selama ini yang lembut dan baik.

Tetapi, dia jelas salah, Anin juga ternyata punya sisi lain yang tak dikenalnya, perempuan baik dan penurut itu melawannya diluar dugaannya. Dia tak bisa membujuk Anin dengan mudah seperti selama ini di fikirkan oleh Galih.

"Kenapa kamu berfikir bercerai dari Bowo?! Kita hanya melakukan ini tak lebih dari...dari suka sama suka bukan?" Galih tercekat. Teman Anin ini, memang menarik dan Galih tidak bohong dia juga menyukainya, pesona s3ksu@litasnya luar biasa tetapi dia tak pernah memikirkan untuk meninggalkan Anin demi Ratna tentunya.

"Aku mencintaimu, mas. Aku mencintaimu...apa kamu kira selama ini aku melakukan semua ini hanya sebatas karena suka sama suka? Dulu, mungkin iya, tetapi lambat laun aku melibatkan perasaan padamu. Aku...aku sudah bilang, aku tak bisa hidup tanpa kamu." Ratna mulai terisak.

Galih menelan ludahnya, kepalanya serasa berputar-putar tak karuan. Beberapa masalah masih belum terselesaikan dan masalah baru ini datang lagi, sungguh membuatnya nyaris gila.

"Di mana suamimu?" Tanya Galih akhirnya.

"Dia nyaris membunuhku, sekarang dia sudah pergi entah kemana, mungkin kembali ke papua. Tapi aku telah bulat untuk meminta berpisah dengannya." Ucap Ratna menggebu.

"Seharusnya kamu membujuknya untuk memaafkanmu..." Galih menghela nafasnya yang berat.

"Aku hamil anakmu, sayang. Aku hamil anakmu, kamu kira Mas Bowo akan memaafkan aku dengan bayi yang bercokol di rahimku ini?" Tanya Ratna menghiba.

"Kamu bodoh sekali Ratna, kenapa kamu sampai membiarkan dirimu hamil? Seharusnya kamu..." Galih memejamkan matanya dalam kebingungan tetapi kalimat itu tak sampai melewati pangkal lidahnya.

Bukankah berselingkuh dengan teman istrinya itu lebih mudah dari pada berselingkuh dengan perempuan asing, Anin tentu tak memperpanjang masalahnya jika ketahuan. Kini, kehamilan Ratna menambah ruwet urusannya.

"Baiklah, kita bertemu di mana?" Akhirnya Galih berucap, sebuah rencana jahat berputar-putar di kepalanya yang putus asa.

(Yuuuuuuk, di vote yaaaaa😄🙏 jangan lupa dukungannya, kopi, kembang, komen, like, apapun itu sungguh sangat berarti buat akak othor 🙏😘😘😘 semoga akak othor tetap lancar jaya menulis novel ini sampai tamat dengan dukungan kalian semua, pembaca kesayangankuuuuh🥰

1
dita ani
bagus banget
Kristina Sihmirmani
novel yg bikin geregetan Dari awal baca👍👍
Eka Novariani
Daren...Daren...kl suka sama Anin bilang aja suka 😃
Eka Novariani
tersedak deh galih dan ratna 😂😂😂
Nurlaila Hasan
keren
Diyah Agung
suka
Ira
keren
Ade Irma S
Menarik, ada edukasi di dlmnya dan kita sebagai wanita gk boleh lemah, kita harus mandiri...
harga diri di junjung tinggi... 💪💪
Yunie Jingga
Luar biasa.. saya suka ceritanya
Ira
keren
Mice Maizarni
Luar biasa
Etri Tatauni Tatauni
best lah ceritanya,suka ga bertele2!!
goodjod n good story like it/Good//Good//Good//Good/
Rahma Putri
cerita yg bagus dan menarik
Salwa Kamila
/Drool/
Astrid Bakrie S
Jangan terlalu menaruh dendam Anin, biarkanlah tuhan yg memberi ganjaran yg setimpal tuk keduanya
Casudin Udin
Luar biasa
Astrid Bakrie S
Mantan Anin
Astrid Bakrie S
ASSALAMUALAIKUM AQ HADIR
վօօղíҽ̀࿐༅ɯιƚԋ ʅσʋҽ࿐༅
Kak Suesanttttt apa kabar, huhuhu lama ngga mampir di novelnya Kak Suesant 🙌....
Ani Ani
selasai kanmasalah dulu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!