Namaku Anabel Rista
Sejak sebulan lahir aku sudah di buang oleh Ayahku, ibuku meninggal setelah 3 Minggu melahirkan aku.
Aku di rawat oleh para pelayan di rumahku dan tinggal di bangunan khusus para pelayan dan tak sekalipun masuk ke bangunan utama.
aku hanya keluar jauh saat ke pasar bersama mbok Ijah, ketika berumur 6 tahun.
Aku tak di sekolah kan, tapi mbok Ijah dan para pelayan giat mengajariku membaca dan menulis serta berhitung.
Akupun tak tahu siapa ayahku dan ibuku, hingga saat umurku 11 tahun, mbok Ijah bercerita dan pelayan yang tau siapa aku pun membenarkan cerita mbok Ijah, ternyata mbok Ijah akan berhenti bekerja.
Sehari sebelum mbok Ijah berhenti, kami ke pasar, aku membantu membawa belanjaan, di dalam pasar, ada seorang nenek pengemis.
Nenek itu terlihat lapar, dan akhirnya aku dekati, dan memberikannya Sebungkus biskuit dan uang 5 ribu karena hanya itu uangku.
Terimakasih Nak, ambilah ini, nanti teteskan darahmu ke Cincin ini saat kamu tiba di rumah,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhon Dhoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.32. Perampokan
"Turunkan gadis itu, teriak salah satu Dosen yang ternyata Paman nya Brendan.
"Jangan menghalangi saya paman, atau ku usir Paman dari kampus ini, ancam Brendan.
"Coba saja kalau berani, kamu pikir kamu itu siapa, berbuat seenaknya, sengit Pamannya Brendan.
"Akan saya lapor ke ayahku, agar mencabut saham ayahku dari kampus ini, Ancam Brendan.
"Kamu pikir, saham ayahmu masih berada disini, hahahaha, sudah berbulan-bulan, saham Ayahmu sudah ditarik oleh nya, saya hanya menghargai Keluarga mu hingga kamu masih disini, dan jangan panggil saya paman, kamu dan saya tidak ada hubungan Darah, jadi turunkan gadis itu dan urus berkas mu, mulai hari kamu saya Keluarkan dari sini, ucap dosen itu sekaligus pemilik Sah, kampus itu.
Dengan kesal dia dia menurunkan Anabelle hingga, hampir terjatuh, akhirnya mobil itu pergi dengan bunyi klakson yang sangat memekakkan telinga.
"Apa kamu baik-baik saja? Tanya Dosan itu.
"Terimakasih Pak Dosen, saya baik-baik saja, jawab Anabelle dan menuju ke motornya.
Anabelle terlihat baik-baik saja, tapi sebenarnya dia sedang menahan amarahnya, Anabelle keluar dari kampus dan menuju ke kontrakan.
Ternyata, ada beberapa temannya Brendan sedang menunggu di berbagai tempat, mereka hendak menangkap Anabelle.
Anabelle yang sudah tahu akan ada yang menyergap nya, dengan sengaja dia melewati jalan sepi.
Dan benar saja, mobil Van itu kembali datang bersama beberapa orang yang menggunakan motor, langsung menyergap Anabelle dan memasukkannya ke dalam mobil itu.
Mereka membawa motor motor Anabelle hingga terlihat 1 mobil box, dan motor Anabelle langsung dimasukkan kedalam mobil itu.
Brendan tertawa penuh kemenangan, saat melihat Anabelle yang tangan dan kaki nya sudah terikat, serta mulut yang dilakban.
Sekitar 2 jam perjalanan, akhirnya mereka tiba di sebuah gudang kosong, mobil Van dan mobil box itu masuk.
Mereka membawa Anabelle keluar dari mobil dan dan memasukkan nya dalam ruangan.
"Bogang, hancurkan motornya mesin itu, dan buka sticker mobil kita, ganti plat nomornya, begitu juga dengan mobil box itu, biarkan dia mati disini, Ruangan itu kedap suara, buka saja lakban dari badannya, perintah Brendan.
"Bos, apakah gudang ini tidak di pakai lagi ? Tanya Bogang.
'Tidak, lagian gudang ini, milik ku Pribadi, nanti Minggu depan jika dia sudah mati, baru kita kubur dalam septik tank, selesai masalahnya, biarkan dia tersiksa baru mati, ucap Brendan lalu mereka pergi meninggalkan gudang itu.
Anabelle hanya tersenyum, dan berteleportasi ke rumah kontrakan nya, dia memutuskan untuk membuat perhitungan dengan Brendan.
Selesai mandi dan makan, dia kemudian mengambil laptopnya dan meretas saya Brendan.
Hanya butuh 15 menit, dia sudah mendapatkan apa yang dia cari, semuanya lengkap, hingga nomor rekeningnya.
Tidak hanya dia, seluruh teman-temannya Sudah dia temukan Datanya.
Lepas tengah malam, dia sudah berada di bengkel milik Brendan, yang di belakang bengkelnya adalah gudang sparepart miliknya.
Dengan menggunakan Elemen Ruang, dia merobek dinding masuk ke dalam gudang kemudian merampok isinya.
Selesai dengan gudang, dia juga masuk kantor dan mengambil apapun yang berharga, selesai itu dia masuk ke bengkel dan mengambil seluruh peralatan kerja, bahkan oli saja dia ambil hingga tak tersisa.
Dia melihat motor Ducati yang menjadi awal masalahnya, terparkir di dalam bengkel mewah itu, dengan tanpa berpikir panjang, dia menyimpan motor itu ke dalam Cincinnya.
Puas dengan aksinya, Anabelle pulang ke kontrakannya, dia terus kan aktivitasnya dan merampok rekening Brendan, lumayan 70 milyar, dan menghapus jejaknya, begitu juga dengan seluruh teman-teman nya, dirampok habis rekening mereka, biar mereka jadi beban orangtua nya.
Pagi pun tiba, dengan menggunakan taksi online, Anabelle datang ke rumah ke di Menteng, kemudian dia mengambil mobilnya dan melaju ke Puncak, dia sudah mengirim pesan ke seluruh dosennya, bahwa dia tidak masuk, dan mohon tugasnya di kirim ke email nya.
Jordan Albert memang sudah mengatur nya, bahwa jika Anabelle tidak masuk kuliah, diharapakan seluruh tugasnya di kirimkan ke Email.
Brendan tidak tahu, Saham 45% milik ayahnya, sudah di bayar oleh AR Investama, seluruh petinggi dan Dosen pengajar seluruh Mata kuliah Anabelle sudah tau status Anabelle.
Jam 8 pagi, di meja sarapan, Brendan di marahi oleh ayahnya, karena dari kampus sudah . memberi kabar, soal kasus Brendan.
Masih sementara di marahi oleh ayahnya, handphone Brendan berdering, ternyata dari karyawannya dan tanpa menggubris omongan ayahnya Brendan langsung meluncur ke bengkel dan Toko spare part.
Dia hanya terdiam, sambil mengacak-acak rambutnya, dia melihat bengkelnya sudah beranjak, motornya hilang, semua peralatan yang berharga mahal hilang.
Dia ke gudang, seluruh rak telah kosong, ada beberapa karton yang akan di antar ke pelanggan nya juga hilang, ratusan karton berisi oli.
Kerugian nya lebih dari 5 milyar, cek CCTV, tapi tidak ada jejak, dia menelpon polisi agar segera melakukan penyelidikan.
Anabelle yang melihat kebingungan Brendan hanya tersenyum, dia berhenti di rest area.
Seminggu telah berlalu, Brendan yang sudah tahu dia kehilangan uang dan pihak Bank juga tidak bisa menyelidikinya, membuat dia tambah frustasi, dia kemudian mengingat Anabelle dan meluncur ke gudang tempat dia mengurung Anabelle.
Tapi sungguh dia tercengang, karena Anabelle sudah berada di sana, pintu gudang terbuka, dan ruangan tempat penyekapan juga sudah terbongkar.
"Dasar bodoh, kenapa jaringan telpon disini tak ku putuskan, umpat Brendan.
Dia mengabari teman-temannya yang masih berada kampus agar mencari Anabelle.
Dan tak berapa lama, Bogang melaporkan, bahwa Anabelle meminta ijin, dan besok dia baru masuk.
Anabelle selama di puncak dia hanya membuat beberapa aplikasi game sederhana, dan ini hari terakhirnya di sana, lalu dia kembali ke Menteng, setelah memarkir mobil, dia pamit ke Harno dan istrinya, kemudian dengan motor Scoopy, yang kali ini baru saja di beli Harno.
Keesokkan harinya dia masuk kampus seperti biasa, di depan gerbang Brendan dan kawan-kawan nya berkumpul, kemudian Anabelle masuk dan parkir motornya.
Brendan hanya mendengus melihat gaya santai Anabelle, dia mengutus seorang mahasiswi untuk mengikuti Anabelle untuk mencari tahu dimana kelas nya Anabelle.
Hari itu di kampus tidak ada masalah, saat pulang kampus, mereka mengikuti Anabelle, tiba di simpang, tiba-tiba Anabelle belok masuk ke kawasan yang menjual handphone middle end, sambil menunggu handphonenya di setel, dia melihat mobil yang mengincarnya.
Tanpa banyak cerita, dia langsung mengubah Angin menjadi serpihan jarum dan menembaknya ke roda depan mobil itu,hingga ridanya kempes, jarum-jarum itu juga masuk hingga ke Radiator, hingga di pastikan mobil itu harus di derek dan gan ganti Radiator.