Allena , zevan,sean dan Neo bersahabat sejak bayi hingga umur masa remaja, ke empat nya erat bak perangko yang kemana saja selalu ber empat.
mampu kah mereka melewati semua ujian yang menerpa persahabatan mereka? atau mampu kah mereka melawan gejolak rasa yang semakin lama semakin tumbuh.
see you ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon epayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
amarah zevan
zevan segera menyingkirkan pintu yang rusak , Neo mendudukan Allena di samping wastafel,
"lea Lo nggak papa,?" tanya Sean panik , tangannya mengusap wajah sembap Allena menggunakan tisu,
bukan nya menjawab Allena malah menangis , memeluk Neo,
"lea,tenang ada kita," ucap zevan mengelus punggung Allena , tangisan Allena tersendat sendat.
Ia tak bisa bersuara tenggorokan nya sakit,
Allena hendak berucap namun bibirnya kembali tertutup,
Sean yang melihat itu semakin cemas,
"ayo bawa ke rumah sakit," ujar nya , Neo dengan cepat membopong Allena.
Ketiganya dengan cepat berlari ,
Sean gantian membawa Allena yang sudah terkulai lemas di pangkuannya,
"lea Lo harus kuat, jangan tidur, lea" pinta Sean menepuk pelan pipi Allena , lalu mereka kembali berlari menuju gerbang sekolah.
menggunakan batu zevan memukul kencang gembok , berkali kali percobaan akhir nya berhasil, mereka cepat membawa Allena ke motor,
"kalo nunggu grab lama van, gue bawa Allena pake motor aja , Lo iket buruan," ucap Sean mendudukan Allena di motornya ,.
Zevan manut ia mencari seutas tali, Neo membantu memegangi tubuh lemas Allena ,
sudah memastikan Allena terikat , mereka mulai melakukan kendaraan nya ,
zevan dan Neo membuntuti dari belakang , jaga jaga takut Allena terjatuh, . Sean memegang erat tangan allena yang melingkar di perut nya,
"Allena maafin gue ," ucap nya manik mata nya sudah berembun, ia usap kasar ,
dengan kecepatan penuh hanya 20 menit mereka sampai ke rumah sakit,
zevan membawa tubuh lemas allena yang sudah terkulai pingsan,
"dokter" panggilnya kencang , memecah keheningan malam,
dokter dan suster membantu membaringkan Allena di brangkar dan mendorong nya cepat,
dalam hati zevan bersumpah akan menghukum siapa saja yang berani melakukan itu ke Allena nya.
Neo menelpon mami menghubungi jika Allena ada di rumah sakit.
Ketiga nya duduk lemas di kursi tunggu depan IGD,
"gau bunuh siapa pun yang udah lakuin ini ke Lo lea," geram Sean , tangannya terkepal , urat di leher nya terlihat jelas menonjol.
"dia bukan manusia tapi iblis," kilat amarah terlihat jelas di mata Neo,
siapa yang tidak terluka melihat orang yang mereka sayang , menangis ketakutan , keadaan Allena jauh dari kata baik.
ceklek!
Mereka menoleh ke arah pintu yang terbuka , lalu berdiri mendekati dokter yang keluar,
"Allena kenapa dok?" tanya zevan, tak sabaran,
"pasien mengalami dehidrasi dan trauma berat, lambung dan sistem pencernaan nya kosong itu yang membuat tubuh nya lemas lalu pingsan, dan tenggorokan nya mengalami pergeseran karna terlalu kencang berteriak, keadaan nya cukup serius pasien harus mendapatkan perawatan yang cukup." jelas dokter , Sean dan Neo lemas mendengar itu ,
pantas saja Allena tidak menjawab pertanyaan mereka, Allena pasti ke sakitan.
"pasien akan di pindahkan ke ruang rawat inap, tolong di urus dulu administrasi. Saya pamit," ucap dokter kembali masuk ke dalam,
zevan mengeram marah, ia menonjok dinding di samping nya.
"aaakh,"geramnya kesal, amarah nya benar benar meledak.
Tak lama mami berlari ke arah mereka ,
"dimana Allena ?" tanya nya cemas,
"di dalam mi, sudah di tangani dokter dan akan di pindahkan keruang rawat," jawab Neo memeluk mami ia menangis pelan di pelukan mami,
Neo tak kuasa menahan air matanya si Neo emang dasar nya cengeng. Ia melampiaskan amarah nya dengan air mata,
"kejadian nya gimana?" tanya mami minta penjelasan.
mulai lah Sean menjelaskan secara rinci kejadian kejadian nya , mami menangis syok , dari siang sampai malam begini Allena tidak makan dan minum pantas saja ia pingsan, mami mengepalkan tangannya marah ,
"siapa pun orang nya , dia gak bakalan lolos" geram nya marah, anak semata wayangnya harus mengalami kejadian seperti ini,
zevan mengurus administrasi. Dan tak lama suster mendorong ranjang Allena , menuju ruang rawat inap nya , zevan sengaja memesan ruang VIP .
Mereka mengikuti suster dan membantu mendorong ,
" tolong jangan terlalu berisik ya , dan kalo pasien sadar segara panggil dokter," pesan suster dan Kembali keluar,
"Allena sayang" Isak mami mengusap bibir pucat pasi Allena,
Sean, zevan dan Neo ikut mendekat mereka menatap nanar Allena ,
zevan takut Allena pergi seperti mamanya ,ia menggenggam tangan dingin gadisnya,
ya zevan mengklaim Allena gadisnya , miliknya.
"jangan tinggalin gue lea," gumamnya pelan, menciumi punggung tangan Allena.
Mami menyuruh mereka untuk pulang dan beristirahat, namun dengan tegas ketiganya menolak , mereka memilih menunggu Allena bangun,
pukul 2 dini hari , mata lentik Allena perlahan terbuka, ia menatap sekeliling mencium aroma khas rumah sakit.
Meringis pelan,menggerakan tangannya yang di genggam zevan,
zevan yang merasakan ada pergerakan di tangan Allena sontak terbangun,
"lea ,akhir nya Lo sadar juga," ucap nya menciumi seluruh wajah Allena ,sangking senang nya.
Allena tersenyum hanya sedikit, mulutnya terasa pahit ia ingin minum,
zevan mengerti dan memberi Allena minum ,
"mau makan?" tanya zevan pelan, di sopa mami sedang tidur dan Sean dan Neo juga terlelap di sopa.
Menggeleng lemah, ia hanya aus.
Zevan menatap manik mata Allena dalam, tangannya mengusap pelan pipi Allena , di cium nya lagi kening Allena dalam, ia bersyukur Allena sadar .
"aku panggil dokter ya, " ucap zevan Allena mengangguk,
zevan menekan tombol di atas ranjang Allean, tak lama dokter dan suster yang berjaga datang.
"permisi dulu ya dek, saya periksa pasiennya dulu," ucap dokter kepada zevan, pasalnya zevan terus berdiri di samping Allena , menghalangi nya.
"oh iya," baru lah ia melipir ke pinggir,
"ada yang sakit?" tanya dokter mulai memeriksa Allena ,
Allena mengangguk tenggorokan nya masih sakit,"saa_kit " ucap nya memegang leher nya,
" oke , jangan dulu biacra ya " pesan dokter ia mengecek bagian leher Allena meraba nya pelan.
"besok saya akan sarankan dokter saraf untuk mengobati , seperti nya luka di tenggorokan nya cukup serius," ujar nya ,
dokter mengecek beberapa bagian, suster mengganti kantong infus nya .
Mami yang mendengar bising langsung terbangun, ia mendekati ranjang anak nya ,
"sayang" ucap nya , hendak memeluk Allena namun dokter melarang nya ,
"maaf Bu, jangan dulu pasien masih sangat lemas, " ucap nya , mami mengangguk, dokter menjelaskan mereka semua diam menyimak.
Setelah dokter keluar barulah mami memeluk Allena ,"sayang maafin mami ," ucap nya terharu,
Allena tersenyum mengangguk,
mata Allena kembali berat , sepertinya dokter menyuntikkan obat tidur di obat nya tadi,
"kamu ngantuk , tidur lagi aja sayang, mami Sean neo dan zevan ada di sini ," ucap nya mengusap kening Allena ,lembut sekali sampai Allena ter tidur lagi.
"kamu tidur zevan, mami yang jaga Allena di sini," titahnya ,
"nggak mi, zevan di sini aja, mami tidur lah lagi," tolaknya ,ia hanya ingin menemani Allena nya , tidak mau beranjak sedikit pun.
mami mengalah , ia berjalan ke sopa dan kembali tertidur di sana ,
"mereka semua saling menyayangimu nak," lirihnya dalam hati,
Ke esokan paginya , Neo Sean dan zevan sedang mengelilingi Allena ,
"lea , siapa yang berani ngunciin kamu di dalam kamar mandi?" tanya Sean serius ,
"ng_gak tau" jawab nya pelan , Allena pun tak Tau siapa yang berniat menjahilinya.
"Sean , Lo cek cctv sekolah," perintah zevan serius ,
Meraka akan memberi hukuman. Yang setimpal bahkan lebih parah, sudah berani bermain main dengan Allena nya,
Allena milik mereka ,
...****************...
jangan tegang tegang hehehe
see you
awas neo sama sean ikut penasaran juga rasanya🤭
lanjut thor 👍
jngn bosen up..up...trus
semangat💪