NovelToon NovelToon
Same But Different

Same But Different

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Teen School/College / Mengubah Takdir / Teman lama bertemu kembali / Trauma masa lalu / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kanza Hann

Isya sadarkan diri dalam kondisi amnesia setelah mengalami kecelakaan ketika studi wisata. Amnesia itu membuat Isya lupa akan segala hal yang berkaitan dengan dirinya, bahkan banyak yang menilai jika kepribadiannya pun berubah. Hari demi hari ia jalani tanpa ingatan yang tersisa. Hingga pada suatu ketika Isya bertemu dengan beberapa orang yang merasa mengenalinya namun dengan identitas yang berbeda. Dan pada suatu hari ingatannya telah pulih.

Apa yang terjadi setelah Isya mendapatkan ingatannya kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kanza Hann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

032 : Kembalikan Saja

Bruukk

Saat sedang menangis dalam ringkukannya, tiba-tiba ada yang melempar sebuah kotak ke arah Fina, "Awh..." ia memegang kepala bekas target lemparan.

"Ups, sorry... kamu nggak apa-apa kan?" tanya seorang pria yang merupakan tersangka pelempar kotak. Fina kenal dengan suara tadi dan ternyata dia adalah kakaknya yang bernama Rasya. "Ih, apaan sih kak? Hiks hiks..."

Melihat adiknya menangis, Rasya jadi khawatir. Apakah tadi dia melempar kotaknya terlalu keras?

Rasya mendekat untuk melihat kondisi Fina dengan lebih jelas. "Eh, Kenapa malah nangis? Apa rasanya sakit? Maaf deh kalau gitu!" Rasya merasa bersalah. Padahal tadi dia juga tidak sengaja.

Fina merasa terusik dengan kehadiran kakaknya yang mendadak muncul untuk usil di saat dirinya tengah bersedih. "Dah lah, kakak pergi aja sana! Nggak tahu orang lagi sedih apa? Hiks hiks..." Fina mendorong dada bidang di hadapannya untuk pergi menjauh.

"Eh, justru kamu yang harus pergi!" ucap Rasya.

Fina sama sekali tidak mengerti dengan maksud perkataan kakaknya, "Apaan sih?"

Rasya kembali mendekat untuk mengusap air mata Fina yang belum kering di kedua pipi. "Sudah jangan sedih lagi! Kamu jelek banget kalau sedih begini! Malam ini kamu harus terlihat cantik dan bahagia bagaikan putri satu malam!"

Fina menampik kedua tangan Rasya di wajahnya karena risih. Ia pun masih belum tahu apa maksud kakaknya itu. "Ish, sudahlah! Maksud kakak apa sih?"

"Kamu tidak ingat apa, kalau ini adalah hari ulang tahunmu!"

Fina baru ingat. Terlalu sibuk bekerja sampai-sampai tanggal kelahirannya sendiri pun ia lupa. "Ah, iya..."

Dengan senyum manis Rasya mengambil kotak yang sebelumnya ia lempar dan membuka apa isinya untuk dilihat oleh Fina. "Nah, ini untukmu!"

Fina melirik isi kotaknya. Ia sama sekali tidak menyangka akan mendapat barang-barang mewah di hari ulang tahunnya. Apalagi jika itu dari kakaknya sendiri. Bukannya meremehkan, hanya saja dari mana dia bisa mendapatkan banyak uang untuk membeli barang mahal sebanyak ini?

Di dalam kotak terlihat jelas ada gaun mewah warna putih, wedges, parfum, dan dilengkapi dengan aksesoris tambahan seperti gelang dan jepit rambut. Berasa jadi Cinderella jika Fina memakai semuanya sekarang.

"Apa ini semua kakak yang belikan?"

Entah apa ada yang lucu dari pertanyaan Fina, tiba-tiba Rasya tidak bisa menahan tawa. "Pfftt... Hahaha!" tawa itu kian menjadi hingga terbahak-bahak.

Tentunya Fina jadi kebingungan, "Kok malah ketawa sih? Ada yang lucu gitu?"

Rasya mengusap air mata yang mengalir akibat perutnya kram setelah tertawa terlalu berlebihan. "Haha... kamu ini bisa-bisanya berpikiran seperti itu! Aku beli semua ini? Ya, nggak mungkin lah! Daripada buat beli beginian mending uangnya buat beli motor pasti sudah cukup! Lagipula ini semua barang branded dan pastinya mahal, gak cukup 20 juta!"

"Hah? Lalu, ini semua dari siapa?"

Rasya mengingat-ingat orang yang menitipkan ini padanya. "Sebentar aku ingat dulu... kalau tidak salah namanya tadi Nat Nathan, iya Jonathan! Sepertinya memang itu sih namanya kalau aku nggak salah dengar."

Plakk

Tangan Fina refleks menampar lengan kiri Rasya. Seperti ada sebuah kata yang salah dia ucapkan. "Ih, kakak apa-apaan sih?!"

"Justru kamu yang apa-apaan?! Tiba-tiba seenaknya main nampar aja!" Rasya pun juga ikut kesal. Ia sudah mau mengantarkan kotak ini untuk Fina, bukannya terima kasih malah tamparan yang ia dapatkan.

"Seharusnya tadi kakak nggak terima kotak itu!" teriak Fina kesal.

"Lha kan aku nggak tahu kalau ternyata kamu nggak mau! Lagipula sayang kalau ditolak, soalnya kakak juga dapat..." Rasya merogoh saku jaket dan terlihat seperti hendak menunjukkan sesuatu. puluhan lembar uang seratus ribuan Rasya pamerkan tepat di depan Fina. "Jeng jeng jeng! Lumayan lah dapat 2 juta hanya nganterin satu barang, hehe..."

Fina hanya bisa geleng kepala. Ia tahu betul bahwa kelemahan kakaknya itu ada pada uang. Sehingga Nathan dapat dengan mudah memanfaatkannya. "Sudah ah, kembalikan saja uang itu! Sekalian nih, kembalikan ini juga!" Fina melempar kotak tadi beserta semua isinya untuk dikembalikan Rasya kepada Nathan. Karena Fina merasa tidak pantas mendapat barang semewah itu.

"Kok dikembalikan sih? Nggak mau ah!" Rasya begitu senang mendapat uang banyak dalam sehari hingga sayang untuk dia lepas. "Menolak rezeki itu nggak baik loh! Dah diterima aja!" Rasya masih bersikeras tidak menuruti perintah adiknya. Ia pun teringat akan satu hal lagi, "Oh iya hampir lupa!" ia menepuk lutut Fina sembari memberitahu suatu hal, "Fin Fin!"

"Hmm... apa lagi?"

"Tadi dia juga berpesan bahwa kamu harus pergi ke Kafe Good Bye! Sepertinya dia mau ngadain kejutan di hari ulang tahunmu deh!" Rasya melirik ke kotak di depannya sembari memberi isyarat, "Dan kamu harus pakai ini saat ke sana! Pakai aja, dijamin pasti jadi cantik kok kaya Cinderella!" Rasya mantap memberi acungan ibu jari pada Fina.

Fina mengernyitkan dahi dengan raut wajah kesal. Ia tidak bisa memahami jalan pikiran Rasya yang dengan begitu mudah diperintah oleh anak yang jauh lebih muda darinya. Yah, pada intinya dia akan selalu terbuai dengan uang. "Dih, ngadi-adi tuh anak! Kakak nggak punya harga diri apa diperintah seenaknya sama Nathan? Dia itu lebih muda dari kakak. Seharusnya nggak gitu aja dong kakak nurut sama dia!"

"Dah, nggak usah ngomel-ngomel! Sana pakai tuh bajumu dan pergi ke kafe itu! Kasihan loh, pasti dia sudah lama nungguin kamu!" ucap Rasya dengan santai sembari menghitung kembali uangnya.

Fina semakin geram. Tanpa aba-aba, dia langsung merampas uang itu dari tangan kakaknya. Percuma dia meminta Rasya yang mengembalikan, pasti dia juga nggak akan melakukannya. Fina langsung pergi setelah berhasil merampas uang dari Rasya, juga sekalian kotak tadi untuk dia kembalikan sendiri pada pemiliknya.

Melihat uangnya diambil, Rasya pun mengejar Fina dan bersusah payah mendapatkan uangnya kembali. "Eh Fin, jangan diambil dong uang kakak!" mereka berdua nampak seperti anak kecil yang sedang berebut uang. Namun, Fina lebih gesit dalam mengelak gerakan tangan Rasya yang mencoba mengambil kembali uang itu darinya. "Ih, apaan sih kak! Jangan kekanak-kanakan deh! Cepat minggir sana!"

Duaakk

Fina menyodok perut Rasya menggunakan siku dengan keras. Akhirnya, dengan begitu Rasya baru berhenti dan terduduk takluk sembari merintih kesakitan di bagian yang kena sodokan adiknya. "Awh... tega ya kamu Fin sama kakakmu sendiri!"

Fina sama sekali tidak menghiraukan. Mumpung situasi memungkinkan untuk kabur, ia berlari cepat meninggalkan tempat itu. Tanpa berganti pakaian dan mengenakan baju seadanya, Fina bergegas menemui Nathan. Bahkan saking terburu-buru, ia lupa untuk memakai alas kaki. Ia sama sekali tidak memperdulikan kondisi kakinya yang tetap nekat berlari di atas dinginnya aspal malam hari.

"Nathan, seharusnya kamu tidak berbuat sejauh ini!"

1
Anonymous
keren
Wy Ky
.
Protocetus
izin promote ya thor bola kok dalam saku
F.T Zira
like sub dan 🌹 untukmu kak Thor🫰🫰
F.T Zira
aku ninggalin jejak di chapter 1 dulu ya kak.. nanti baca secara berkala...

-One Step Closer-
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!