Sekuel (Mommy untuk baby Arsha)
Pricillia Myliarno Ricardo gadis cantik berusia 24 tahun.Dibuang ibu kandung saat kecil dan di rawat oleh wanita yang ia anggap adalah ibu kandungnya.
Dan jatuh cinta pada seorang pria tampan namun semua yang ia rasakan harus sirna setelah kejadian satu malam yang merubah hidupnya.
Yuk simak ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15. Nasehat Grace
"Daddy mana Mommy?," tanya Kafka ketika terbangun dari tidurnya. Setelah bertemu dengan Daddynya bocah kecil itu tidak mau jauh dari Yovan.
"Daddy harus pulang dulu ke hotel sayang," jawab Emily yang sedang fokus pada laptopnya mengerjakan desainnya.
"Kenapa Daddy tidak tinggal bersama kita Mommy?," tanya Kafka membuat Emily menghentikan pekerjaannya. Pertanyaan Kafka membuatnya bingung harus menjawab apa.
"Daddy--
"Mommy... bolehkan Daddy tinggal bersama kita?.Aku ingin tidur bertiga bersama Daddy. Mommy, aku dan Daddy," ucap Kafka.
Emily tidak tahu harus menjawab apa, Kafka sangat begitu pintar di usianya yang memasuki 5 tahun. Saat pandai berbicara Kafka tidak ada cadelnya seperti anak-anak balita kebanyakan. Dan semakin ke sini Kafka semakin pintar tidak seperti bocah 5 tahun kebanyakan.
"Mommy... boleh?," tanya Kafka.
"Oh itu-- Kafka mandi dulu ya nanti kita bicarakan lagi," jawab Emily mengalihkan pertanyaan Kafka.
"Mommy belum menjawab pertanyaanku," ucap Kafka melipat kedua tangannya di depan dada lalu mengerucutkan bibirnya ke depan.
"Kafka--
"Pokoknya aku mau Daddy tinggal bersama Kita Mommy. Aku ingin ada yang menemaniku bermain dan juga tidur serta mengantarkanku ke sekolah," sela Kafka.
"Kafka Mommy tidak suka ya Kamu menyela ucapan Mommy, itu namanya tidak sopan," ucap Emily dengan tegas. Ia tidak mau Kafka bersikap seenaknya saja dan tidak semua permintaannya di harus dikabulkan.
"Mommy jahat...," teriak Kafka lalu berlari ke kembali ke dalam kamarnya dan mengurung diri.
"Kafka dengarkan Mommy dulu nak," Emily mengejar Kafka ke kamarnya namun sepertinya Kafka mengunci pintu kamarnya dari dalam.
"Kafka... buka pintunya Nak,"ucap Emily mengetuk pintu kamar Kafka.
"Tidak mau. Mommy harus mengabulkan permintaanku. Aku mau Daddy tinggal di sini Mommy," teriak Kafka dari dalam kamarnya.
"Emily bisa kita berbicara sebentar," ucap Grace yang melihat pertengkaran anak dan ibu itu. Stress memang belum pulang karena wanita paruh baya itu tadi sempat memasak makanan kesukaan Kafka di belakang.
Emily terlihat mengangguk pelan lalu mengikuti langkah Grace menuju ruang tengah. Wanita itu sempat melirik ke belakang menoleh ke arah pintu kamar Kafka yang tertutup rapat.
"Emily maaf jika saya mengatakan hal ini tapi bukan saya bermaksud ikut campur dalam urusan pribadi kamu. Emily, Kafka itu butuh sosok seorang ayah dan dia sudah bertemu dengan ayah kandungnya wajar jika Kafka menginginkan Daddynya ikut tinggal bersamanya di sini," ucap Grace.
"Tapi--
"Saya tahu apa yang kamu rasakan dan tidak mudah untuk kamu membuka hati kembali setelah apa yang terjadi 6 tahun yang lalu. Tapi setidaknya kamu pikirkan Kafka, selama ini merindukan keberadaan Daddynya. Buang sikap egois kamu Emily ini demi kebahagiaan Kafka. Kamu bisa lihat beberapa hari ini bukan senyuman di wajah Kafka dia begitu sangat berbangga hati dan juga senang dengan kehadiran Daddy-nya," sambung Grace.
"Kamu itu sudah seperti putri saya sendiri Emily. Saya tahu di dalam lubuk hatimu yang paling dalam kamu masih merindukannya dan juga mencintainya," ucap Grace.
"Bu...semua ini terlalu cepat untuk saya. Saya--
"Tidak Emily, justru ini sudah sangat terlambat untuk kalian bersatu. Kafka berhak memiliki keluarga yang lengkap Emily,"ucap Grace berusaha untuk meyakinkan Emily.
"Jika tidak memikirkan diri kamu sendiri setidaknya kamu pikirkan Kafka, pikirkan mentalnya yang tumbuh tanpa sosok seorang ayah selama ini," ucap Grace.
"Tuan Yovan pria yang baik Emily, mungkin kamu jauh lebih mengenalnya daripada saya. Awalnya saya juga kaget mengetahui jika Tuan Tanah
Yovan adalah ayah kandung dari Kafka meski saya juga tahu beliau mengalami amnesia selama ini. Alangkah baiknya kamu pikirkan lagi ucapan saya tadi. Ingat ini demi Kafka, pikirkan mentalnya dan juga perasaannya," ucap Grace berharap mengesampingkan sikap egoisnya.
"Bu...saya takut untuk bertemu dengan keluarga besar saya jika pernikahan saya dengan Mas Yovan dilangsungkan. Saya sudah berjanji pada Grandma untuk tidak lagi menganggu kehidupan mereka," jawab Emily.
"Emily...mau sampai kapan kamu bersembunyi dari takdir yang telah digariskan kepadamu. Kamu punya Tuan Yovan, punya saya dan juga Diego yang akan melindungi kamu dari siapapun yang akan menyakiti kamu Emily," ucap Grace.
"Bu...Grandma memiliki kekuasaan dan dia--
"Dia memiliki kekuasaan di negaranya Emily bukan di sini. Jadi apa yang kamu takutkan?. Saya rasa kakak kandung kamu yang ada di sana juga tidak akan tega menyakiti kamu hanya demi sebuah kekuasaan. Ini sudah 6 tahun berlalu Emily semua bisa berubah," ucap Grace.
"Emily...Tuan Yovan itu tampan dan mapan wanita akan mengejarnya. Kamu bisa bayangkan jika Tuan Yovan menikah dengan wanita lain dan otomatis anak kamu memiliki seorang ibu tiri. Apakah kamu rela anak kamu memiliki ibu tiri?. Sangat mudah untuk Tuan Yovan untuk mencari pengganti kamu Emily," sambung Grace.
"Pikirkan ucapan saya baik-baik Emily. Kalau begitu saya permisi dulu," ucap Grace lalu beranjak meninggalkan Emily.
***
Emily tersenyum menatap Kafka dan Yovan yang sedang bercengkrama berdua. Baru kali ini ia melihat senyuman Kafka selepas itu. Wanita itu teringat akan percakapannya tadi siang dengan Grace. Haruskah ia menikah dengan Yovan demi Kafka.
Memilih menatap layar ponselnya yang berdering tampak panggilan masuk dari Jesika. Wanita itu mengerutkan rekeningnya, kenapa malam-malam begini Jesika menghubunginya.
Yovan yang sedang asyik bersenda gurau dengan Kafka menoleh pada Emily. Pria itu begitu penasaran siapa yang menghubungi Emily malam-malam begini.
Sementara itu Emily mengangkat panggilan Jesika. Wanita itu dampak terkejut saat mendengar dari seberang Jesika tengah menangis.
"Halo Jesika. Apa yang terjadi?," tanya Emily.
📞:Emily...aku dan Diego bertengkar. Dan saat ini aku tidak tahu ke mana perginya Diego. Aku mau tanya apakah di dia ada di sana?.
"Jesika, Diego tidak ada di sini. Apa yang terjadi kenapa kalian bisa sampai bertengkar?,"tanya Emily.
📞:Aku-- aku tidak sengaja melihat isi chatnya bersama wanita lain. Dan--
"Iya aku paham. Sekarang ini kamu ada di mana?," tanya Emily.
📞:Aku di rumah sendirian Emily. Maaf ya menganggu waktu istirahatmu bersama Kafka.
Klik
Emily menghidupkan temannya karena tiba-tiba saja Jesika mematikan sambungan teleponnya. Ia tidak mungkin menghampiri Jesika saat ini karena tidak ingin ikut campur dalam urusan rumah tangga Jesika. Lagian Jesika memiliki keluarga untuk menemaninya malam ini di rumahnya.
Emily tidak habis pikir dengan Diego yang memiliki wanita lain sementara saat ini Jesika tengah hamil anaknya.
"Siapa?," tanya Yovan tiba-tiba.
"Mas kamu mengagetkan ku tahu tidak," gerutu Emily karena tiba-tiba saja Yovan menghampirinya.
"Siapa suruh melamun,hum?," ucap Yovan yang langsung duduk di sebelah Emily sementara Kafka tengah menyusun legonya.
"Siapa yang melamun," jawab Emily berusaha mengelak.
"Kamu. Siapa lagi," ucap Yovan.
...****************...
begitulah kalau ada duit semua boleh disogok kalau berduit tapi jangan terlena dulu Dian kamu salah mencari sasaran max orang yang menyeramkan jangan pernah minta diampuni nanti