NovelToon NovelToon
Dendam Sang Putri

Dendam Sang Putri

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Transmigrasi ke Dalam Novel / Raja Tentara/Dewa Perang / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:20.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nuah

“Bang*sat! Aku tak sudi seperti ini!” Teriakan seorang wanita menggema dalam sebuah rungan sunyi yang lembab.


Kedua bola matanya nampak mengeluarkan darah, bau amis menyengat sebagai bumbu pelengkap bertapa mengerikannya tempat tersebut.


Sang Bintang Fajar kini nampak berlumuran darah, dialah Iris. Seorang Putri dari keluarga Kaisar yang saat ini menjabat.


Dia menikah atas dasar cinta, namun cintanya tak semanis dongeng. Kini ‘cinta’ itu telah merampas segala yang dia miliki di dunia ini. Seluruh tubuhnya di pemuhi luka, tanpa mata, dengan lidah terpotong dan anak yang baru dia lahirkan, kini akan di bunuh.


Bagaimana jadinya bila Iris kembali ke masa dia masih bersama keluarganya? Simak kisah lengkapnya sekarang juga!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Suasana riuah pagi itu tercipta di Istana Singa, kasak-kusuk mengenai lamaran seorang Duke of Latvan telah membuat banyak kegaduhan pagi itu.

“Bocah, kau sebaiknya terima saja dia sebagai cucu menantuku! Apa salahnya?” Seorang pria paruh baya yang duduk di sebuah ruang rapat kerajaan nampak begitu santai saat berbicara dengan sang Raja.

“Tuan Duke Taiyas, saya menghargai keputusan anda sebagai ayah dari Istri saya. Namun ini menyangkut masa depan Putri saya yang berharga.” Ucap sang Raja nampak berpikir.

“Bila anda merasa putri anda berharga, sebaiknya izinkan saya untuk menjaganya Yang Mulia.” Semua orang diam mendengar ucapan Black tersebut.

“Sebagai salah satu pelindung Kerajaan, saya tidak akan menyepelekan kewajiban saya di masa depan. Selian itu, anda juga tidak mungkin mengirim putri anda yang berharga itu ke Kerajaan lain bukan?” Black tersenyum miring, kini dia telah memegang kendali penuh. 

“Benar, apa kau akan menjual putri mu sendiri Raja?” Tanya Duke Taiyas, Raja nampak terkejut dan mengangkat kepalanya.

“Bila bukan itu tujuan anda, maka biarkan Tuan Putri tinggal di Negerinya. Di bawah panji keluarganya, dan di bawah perlindungan kami Yang Mulia.” Raja menghela nafas berat, di lihat dari segi manapun Black memeng sosok paling cocok untuk sang Putri.

“Duke Latvan, anda telah berada di medan perang sangat lama. Apa anda akan memperlakukan putri saya dengan baik?” Tanya Raja, kini dia meragukan kelembutan Black.

“Ayah, izinkan saya berbicara!” Kini Aslan yang duduk di samping Black angkat suara.

“Sebagai seorang yang telah lama di medan perang, Duke Latvan harusnya menjadi pilihan utama. Dia tak akan melakukan hal negatif selian bermain pedang dengan para penjahat, selain itu mengenai keraguan anda. Saya sebagai teman masa kecilnya amat mengerti bagaimana sosok Duke Latvan, dan anda mungkin lebih mengerti dari saya.” Ingat Pangeran Aslan,  karena sejak kecil yang di anggap orang tua oleh Black adalah sang Raja.

“Bagaimana bila Putri ku menolak?” Tanya sang Raja ragu, semua orang terdiam.

Suara sepatu memasuki rungan, seorang pelayan berbisik pada Raja bila Putri Iris dan Ratu telah memasuki ruangan rapat. Black nampak menyunggingkan senyumnya yang cerah, Iris juga nampak balik tersenyum dan duduk di samping Black.

“Anda sudah dengar bukan?” Raja menghela nafas berat, beliau menatap sang Putri yang mengangguk lembut.

“Saya akan melakukan apapun yang diinginkan oleh keluarga saya.” Ucap Iris yakin, setelah di kehidupan sebelumnya dia membangkang pada mereka dalam keputusan yang besar. Kini Iris tak ingin salah mengambil langkah.

“Itu nampak agak terpaksa sayang, coba kau pikirkan lagi.” Ratu nampak meyakinkan Iris, sedangkan Black saat itu terasa amat gugup.

“Saya bersedia.” Jawab Iris, Black nampak menghela nafas berat dan langsung lemah seketika. Sedangkan Pangeran Aslan langsung menepuk punggung Black memberikan selamat.

“Baiklah, sepertinya sudah di tentukan hasil dari rapat keluarga hari ini. Dan untuk Duke Latvan, sebaiknya anda membatalkan perjalanan anda menuju perbatasan kali ini.” Ucap sang Raja, Black nampak berat dan Iris melihat kerisauan itu.

“Apa gerangan yang membawa Duke Latvan harus ke perbatasan Ayahanda?” Tanya Iris bijak, dia tak ingin menghalangi jalan Black bila memang itu adalah jalan yang baik.

“Serangan terakhir monster terjadi di area perbatasan hutan bayangan, tepatnya di dekat Kuil Agung. Duke Latvan berencana akan turun tangan dan memberantas para monster tersebut, namun melihat situasi saat ini. Sepertinya Duke Latvan tak perlu turun tangan langsung ke medan perang.” Jelas sang Raja, Iris terdiam dan mengangkat kepalanya sambil tersenyum.

“Saya yakin bila apa yang hendak di lakukan Duke Latvan adalah kebajikan. Melindungi rumah kita juga merupakan tugas yang mulia, melindungi rumah ibadah kita juga sesuatu yang agung Ayah. Izinkan Duke Latvan berangkat, dan saya juga.” Gumam Iris lemah.

Brak!

“Apa!” Pekik Ratu setengah berteriak, Raja dan seluruh orang di sana terkejut bukan main.

“Saya ingin membantu orang-orang yang terluka Ibunda, saya juga ingin mengabdi untuk Negri saya.” Ucap Iris, namun melihat penolakan sang Ibu membuatnya  tak dapat berbuat banyak. Black merasakan pipinya memanas sejenak mendengar pengakuan dari Iris. 

Tak salah pilih agaknya Black kali ini, dia melamar sosok yang tepat. Menjadi pahlawan memang tak harus angkat pedang dan berlumuran darah, namun bisa juga dengan menolong orang yang lebih lemah.

Hati Black terenyuh mendengar inisiatif yang dimiliki sang Putri, dia semakin yakin untuk maju dan memberikan kedamaian bagi seluruh Negri. Sedangkan Ratu nampak kembali duduk dengan lemas.

“Maaf Yang Mulia, saya kurang sependapat dengan anda. Saya merasa sangat bangga terhadap anda yang memiliki keinginan mulia, namun selain menolong yang terluka ada satu hal yang dapat anda lakukan dari jauh.” Ucap Black pada Iris yang nampak sedih.

“Apa itu?” Tanya Iris nampak lebih bersemangat, Black menyentuh sedikit lengan Iris dan tersenyum.

“Do’akan kami, agar kami semua kembali dengan selamat dan membawa kemenangan.” Ucap Black, Ratu dan Raja tersenyum mendengar saran dari Black.

“Duke Latvan benar Iris, bila ingin membantu sebaiknya kita bantu persiapan mereka saja. Dan pasokan di masa depan bila perang berjalan lambat.” Ucap Pangeran Aslan dengan senyumannya. 

“Hem, baiklah.” Jawab Iris lemah, Black juga tersenyum. Namun tanpa sadar seluruh mata kini tertuju pada tangan Black dan Iris yang masih berpegangan.

“Ah, maafkan saya.” Ucap Black polos, sedangkan semua orang tertawa melihat kepolosan Black tersebut. Termasuk Iris yang terkekeh lembut.

“Kenapa harus minta maaf? Banyak orang-orang yang baru tunangan sudah hamil perempuannya.”

Plak!

Raja menggeplak kepala putranya sendiri, sedangkan semua orang kembali tertawa. Bagaimana bisa ada seorang pria yang begitu polos, namun juga ada pria yang sangat bar-bar seperti itu. Meski berbeda namun mereka selalu saja menempel seperti pantai di mana air dan pasir berada.

Acara sarapan penuh drama itu akhirnya berakhir dengan  putusan bila pertunangan Iris dan Black akan di rahasiakan terlebih dahulu sampai Black menyelesaikan perangnya, dan acara pertunangan mereka akan di langsungkan setelahnya.

Setelah usai sarapan, Balck meminta cuti dan mengajak Iris untuk jalan-jalan di sekitar ibu kota. Dan, beginilah tampilan mereka saat akan pergi.

Iris dan Black mengenakan sebuah jubah hitam yang menutupi kepala sampai dengan kaki. Bahkan Black membuatkan sebuah cadar penutup wajah untuk Putri Iris. Hal itu terinspirasi dari kehidupan sebelumnya, di mana Black pernah menonton sebuah film Fantasy Timur dengan seorang wanita pendekar yang menutupi wajahnya.

“Apa anda merasa nyaman saat ini?” Tanya Black saat mereka akan berangkat.

Iris untuk pertama kalinya dari dua kehidupannya mengenakan celana selain celana kuda. Namun hal itu justru membuatnya merasa nyaman dan leluasa saat bergerak, pakaian yang halus dan nyaman juga membuat Iris merasa lebih segar meski harus menutupi wajahnya sebagian.

“Anda cantik sekali Yang Mulia.” Ucap Black terpesona, Iris tersenyum dan berjalan dari gerbang rahasia Istana, menuju pusat ibu kota Kerajaan.

1
Ani
keren 👍👍👍👍👍👍
Ani
makin kesini makin seru nih ceritanya
lanjut kak Nuah
CaH KangKung,
👣👣
Ani
apakah jika Alice memakan buah dewa tersebut. Alice bisa hamil.. semoga saja
Ani
semoga rencana Black and Aslan yang berhasil
Ani
setidaknya Ailish selamat dari pembunuhan
Ani
gitu toh ceritanya, begitu besar harga yang harus dibayar ya.... semoga setelah ini hanya kebahagiaan lah yang menghampiri mereka...
Shai'er
buah dewa 🤔🤔🤔
Shai'er
seperti itu🥺🥺🥺
Shai'er
😒😒😒😒😒
Shai'er
😱😱😱😱😱😱
Shai'er
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Shai'er
inikah yang dirumorkan pasangan cinta sejati 🤧🤧🤧
Shai'er
😱😱😱😱😱
Shai'er
tidak ada yang gratis, semu ada bayarannya 🤧🤧🤧
Shai'er
sahhhhhhhh🥳🥳🥳🥳🥳🥳
Shai'er
sahhhhhhhh🥳🥳🥳
Shai'er
💪💪💪💪💪
Shai'er
waspada
Shai'er
loh.... bukannya udah bebas 🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!