NovelToon NovelToon
NOT Second Lead

NOT Second Lead

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Kantor / Romansa
Popularitas:3M
Nilai: 4.7
Nama Author: Rahma AR

Kamu pernah bilang, kenapa aku ngga mau sama kamu. Kamu aja yang ngga tau, aku mau banget sama kamu. Tapi kamu terlalu tinggi untuk aku raih.

Alexander Monoarfa jatuh cinta pada Rihana Fazira dan sempat kehilangan jejak gadis itu.

Rihana dibesarkan di panti asuhan oleh Bu Saras setelah mamanya meninggal. Karena itu dia takut menerima cinta dan perhatian Alexander yang anak konglomerat

Rihana sebenarnya adalah cucu dari keluarga Airlangga yang juga konglomerat.

Sesuatu yang buruk dulu terjadi pada orang tuanya yang ngga sengaja tidur bersama.

Terimakasih, ya sudah mampir♡♡♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Membagi sedikit beban

"Besok mau ku jemput?" tanya Alexander sebelum Rihana menutup pagar tinggi kostnya.

"Mungkin Puspa akan menjemput," jawab Rihana ragu.

Alexander dapat menangkapnya.

"Oke, aku akan tetap menjemput. Kalo temanmu ngga jemput, ikutlah denganku," putus Alexander lembut.

Rihana mengangguk sungkan. Dadanya berdesir hangat ketika tangan Alexander mengusap pipinya, bekas air matanya yang mengering.

"Make upnya bangus banget. Cuma rusak sedikit aja," komen Alexander kagum. Padahal gadis itu tadi cukup lama terisak.di dadanya.

Mendengar kata cuma rusak sedikit membuat Rihana langsung merasa insecure.

Yang paling dia takutkan jika maskaranya yang akan merusak riasannya. Dan pasti akan sangat mengerikan.

Tanpa sadar Rihana menatap kemeja Alexander, tempatnya bersandar tadi.

Nampak tetap bersih. Rihana mulai sedikit tenang. Memang bukan mua kaleng kaleng yang mendandaninya dan Winta.

"Zira....," panggil Alexander sambil menahan pintu pagar yang akan ditutup Rihana.

"Malam ini kamu cantik banget," puji Alexander dengan debaran keras jantungnya.

Kembali Rihana terlihat salah tingkah.

"Aku pulang, ya. Tidurlah. Jangan nangis lagi," kata Alexander lembut.

Dia melambaikan tangannya sebelum pergi.

Rihana malah belum menutup pagar, dia terus menatap punggung laki laki tampan itu.

Tapi dia kaget saat Alexander menoleh dan memberikan isyarar agar dia segera menutup pagar dengan sorot mata dan gerak tangannya.

Rihana tersenyum dan melakukannya dalam penglihatan Alexander.

Tapi dia ngga langsung masuk ke dalam kamarnya, tapi malah menyandarkan punggungnya di pagar untuk meredakan detak jantumgnya yang masih ngga karuan.

*

*

*

Pagi ini dengan jantung yang berdebar kencang dia berjalan ke mulut gang.

Tadi malam Puspa meminta maaf karena ngga mengantar mereka pulang. Dan meminta maaf lagi ngga bisa menjemput dan mengantarnya dan Winta seperti biasa ke perusahaan tempat mereka bekerja.

Rihana belum mengatakannya pada Alexander. Dia ingin membuktikan ucapan Alexander, kalo laki laki itu beneran menjemputnya.

"Haaah...." Rihana menghembuskan nafas kesal, karena ngga melihat Alexander di saa. Dia pun hendak melangkahkan kakinya ke mini market yang berada cukup dekat, untuk memesan taksi online

Tapi suara klakson menahan langkahnya. Rihana juga heran dengan mobil mewah dua pintu yang berjalan sangat pelan dan berada di sampingnya.

Saat dia akan memarahinya, senyum usil dan menggoda Alexander membuat kemarahannya lumer.

"Masuklah," ujar Alexander sambil membuka pintu mobil mewah yang hanya punya dua pintu depan di kiri dan kanan, dan dua tempat duduk. Satu kursi pengemudi, satunya lagi untuk penumpang.

Dengan sungkan dan malu, Rihana segera duduk. Alexander pun memasangkan seat beltnya membuat Rihana menahan nafasnya.

Mereka terlalu dekat, sampai jarak diantara keduanya sudah ngga ada lagi.

"Temanmu ngga menjemput?" tanya Alexander sambil menjauhkan tubuhnya dari Rihana.

"Engga."

"Kenapa ngga ngasih kabar? Apa kamu curiga kalo aku bohong soal kedatanganku?" todong Alexander tepat pada sasaran.

Rihana tertawa kecil seakan mengatakan bahwa.perkataan Alexander ngga salah.

"Dasar. Kamu itu susah banget percaya sama aku, sih," kata Alexander.bersungut.

Rihana malah memperkeras suara tawanya. Wajah Alexander terlihat lucu dan menggemaskan menurutnya.

"Tapi ternyata aku ngga bohong, kan," sergah Alexander sambil fokus ke depan.

"Iya," sahutnya menyela tawanya yang mulai reda.

Hatinya bergemuruh, menyadari kalo dia sekarang sedang duduk di sebelah Alexander, pria yang membuat hatinya jatuh bangun. Dari dulu hingga sekarang.

"Malam ini aku jemput, ya. Mama mengundang kamu makan malam di rumah."

DEG

Rihana menatap lekat Alexander yang sudah mengembalikan fokusnya ke depannya.

Apa ini tandanya Alex sangat serius dengan hubungan mereka.?

Teringat waktu Alex melamarnya di halaman belakang kafe.

Salahkah dia terlalu berharap?

"Mama ingin kenalan sama kamu," sambung Alexander lagi semakin membuat jantung Aninda ketar ketir.

Dia takut mama Alexander akan bertanya soal papanya. Juga kehidupannya selama di panti membuatnya ngga tenang.

"Kenapa, kok, diam aja?" tanya Alex mulai peka melihat Rihana kelihatan enggan bertemu mamanya.

Rihan menatap Alex sekilas kemudian mengalihkan tatapannya ke arah lain.

"Kamu ngga mau ketemu mama?" Suara Alex terdengar agak kecewa.

"Bukan begitu."

"Lantas?"

Rihana menghela nafas panjang.

"Aku dengar rumor di perusahaan kalo kamu akan dijodohkann dengan putri pemilik perusahaan," katanya pelan. Lidahnya terasa berat untuk menyebutkan nama pemilik perusahaan dan putrinya.

Apalagi sejak kenyataan yang dia tau kalo papànya masih ada dan hidup sangat baik tanpa memikirkan kesulitan yang dihadapi mamanya. Dan papanya pemilik perusahaan besar ini. Dia menjadi pekerjanya. Kejam.

"Itu cuma rumor. Ngga usah kamu gubris," bantah Alexander cepat. Dia ngga mungkin bilang kalo sudah menolak Aurora demi dirinya. Rihana ngga perlu tau. Bisa menambah pikirannya.

Mengingat kemarin gadis menangis dengan sangat pilu di dadanya membuat Alexander yakin kalo Rihana sedang menanggung beban yang sangat berat sendirian.

Bahkan gadis itu belum mau berbagi dengannya, padahal sudah dia tawarkan.

"Statusku akan melukai hati keluarga besar kamu, Alex," lirih Rihana pelan.

"Aku sudah bilang kalo kamu tinggal di panti. Mamamu menjadi pengurus panti semasa hidupnya," kata Alex sambil melirik wajah Rihana. Tapi gadis itu memalingkannya ke arah lain.

"Orang tuaku ngga keberatan," sambung Alexander berusaha meyakinkan Rihana.

Rihana tetap ngga mau menoleh. Dan masih diam.

Akhirnya Alexander menepikan mobilnya ke halaman sebuah mini market.

Dia pun meraih dagu Rihana hingga menatapnya.

Alexander tercekat melihat gadis itu mengusap air matanya yang tumpah.

"Kamu kenapa sering nangis? Aku nyakitin kamu?"

Rihana menggeleng pelan.

"Aku mau cerita sebelum kamu nyesel."

"Aku ngga akan pernah nyesal kalo itu tentang kamu. Tapi biar kamu lega, cerita lah, aku akan mendengarnya."

Rihana menghembuskan nafas pelan. Dia menatap lekat pada sepasang mata elang Alexander

"Aku hanya hidup bersama mama sampai akhirnya kami bertemu Ibu Laras. Beliau mengajak kami tinggal bersamanya."

Alexander masih diam, menjadi pendengar yang baik. Dan lagi dia juga penasaran dengan cerita hidup Rihana.

"Waktu umurku lima tahun, kami pernah ke sini. Taksi kami berhenti di depan sebuah rumah yang sangat mewah. Aku dapat melihat di mata mama ada berjuta harapan. Tapi....." ucapan Rihana terputus karena air matanya mulai tumpah lagi.

Alexander menggenggam tangannya seolah ingin menguatkannya. Dia pun mengusap air mata Rihana yang mengalir di kedua pipinya.

"Seorang laki laki keluar dari dalam mobil sambil menggendong anak perempuan yang masih kecil. Lebih tua aku beberapa tahun. Mama menangis. Waktu itu aku belum mengerti."

Dada Rihana kembali remuk jika mengingatnya kembali. Tapi dia bertekad akan menceritakannya sampai selesai pada Alexander. Ini baru pertama kalinya dia membuka sedikit rahasia dirinya.

"Tapi sekarang aku tau arti tangisan mama waktu itu. Orang itu mengkhianati mama dan aku." Tangis Rihana pecah.

Alexander menariknya dalam pelukannya. Kemudian membiarkan gadis itu menangis sepuasnya di dada bidangnya. Seperti tadi malam.

1
Hana Nisa Nisa
keren
Riska
Luar biasa
Nurjani Nasution
Masya allah. ..baru sekali baca novel yg sangat berkesan.dg kata kata yang lugas murah di mengerti.seakan akan pembaca ada di dalam cerita itu.
Riska
ngga itu di ganti tidak lebih enak dibaca
Anita Choirun Nisa
luar biasa
Diah Ani Pratiwi
keren
Hana Nisa Nisa
to
Hana Nisa Nisa
😭😭😭😭😭sedih beud
Hana Nisa Nisa
😭😭😭😭😭😭😭
Hana Nisa Nisa
😭😭😭😭
S IE YU
Lumayan
Paulina Marlin
bikin mewek
Dian Yuli
Luar biasa
Rony Falentino
aduh...romantis banget
Henni Meidiyati
Buruk
Alif
/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/......
Rahma AR: ada spin of tentang anak anak mereka...judulnya hai bos.... lg on going....
total 1 replies
Ita Xiaomi
Alhamdulillah rejeki.
Ita Xiaomi: Sama2x kk
Rahma AR: aamiin... makasih ya...
total 4 replies
Ita Xiaomi
Para penggemar nih sebaiknya bantu Aurora agar mendpt keringanan hukuman drpd berlaku kasar.
Ita Xiaomi
Bs gembung Daiva utk meredam emosinya 😁
Uba Muhammad Al-varo
terima kasih kakak Author 🙏
ceritanya bagus dan keren serta menghibur juga, selalu sukses dan selalu semangat dalam berkarya kakak 🙏💪💪💪
Henriette Jacoba Roeroe: tksh thor
...novelnya bagus
Rahma AR: sama sama.....
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!