Saling mencintai, namun restu tak menyertai. Tetap memaksakan untuk menjalankan pernikahan tanpa restu. Namun ternyata restu masih di atas segalanya dalam sebuah pernikahan.
Entah apa yang akan terjadi lada pernikahan Axel dan Reni, ketika mereka harus menjalani pernikahan tanpa restu. Apa mungkin restu itu akan di dapatkan suatu saat nanti. Atau bahkan perpisahan yang akan terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masih Sulit Melupakannya
Makan malam yang terasa asing bagi Avinna, bahkan dia terabaikan oleh suaminya sendiri. Karena Axel yang lebih senang mendengar cerita adiknya selama berada di Luar Negara itu. Bahkan seolah sengaja, Alexa juga malah duduk di dekat Axel. Hingga sekarang Avinna tidak bisa dekat dengan suaminya. Ketika dia ingin mengambilkan makanan ke piring suaminya saja, selalu didahului oleh Alexa.
"Kak, abis makan ikut ke kamar aku sebentar ya"
Axel langsung mengangguk saja, sementara istrinya yang sejak tadi hanya memperhatikan mereka berbicara banyak hal, sama sekali tidak dia pedulikan keberadaannya. Setelah selesai makan malam, dia langsung pergi ke kamar adiknya ini.
"Maaf ya Vin, Lexa memang begitu dekat dengan Kakaknya. Jadi dia pasti rindu berat, apalagi pas pernikahan kalian saja, dia tidak bisa pulang. Sudah lama sekali dia tinggal jauh dari Kakaknya, jadi pastinya dia sangat merindukannya sekarang" ucap Mama yang bisa melihat ekspresi tidak nyaman dari menantunya itu.
Avinna hanya tersenyum seadanya saja, dia tidak ingin membuat mertuanya tahu jika memang pernikahan mereka tidak pernah harmonis sejak awal. Tapi dia hanya ingin memperlihatkan tentang keharmonisan ini pada mertuanya.
Berakhir dengan Avinna yang duduk di ruang tengah bersama dengan Mama. Sebenarnya Avinna harus senang karena dia bisa sedekat ini dengan mertuanya. Sungguh berbeda sekali dengan yang di alami oleh Reni, dia yang bahkan tidak pernah di inginkan di keluarga suaminya ini.
"Bagaimana Vin? Apa sudah ada tanda-tanda?"
Avinna langsung menatap Mama dengan kening berkerut, lalu dia mengerti maksud Mama ketika tatapan matanya tertuju ke arah perutnya. Avinna langsung kikuk, dia tersenyum masam pada mertuanya ini.
"Em, sepertinya belum Ma"
Bagaimana aku bisa hamil, jika disentuh saja tidak.
Mama tersenyum mendengar itu, dia meraih tangan Avinna dan mengenggamnya lembut. "Tidak papa. Kalian juga baru menikah dua bulan ini. Jadi, masih punya waktu yang panjang untuk mendapatkan keturunan"
Avinna hanya mengangguk saja dengan senyuman yang masam.
Sementara di dalam kamar milik adiknya, Axel sedang duduk di sofa dengan menatap layar ponsel. Alexa sedang ke kamar mandi barusan. Layar ponsel yang masih menggunakan foto mantan istrinya yang tersenyum ke arah kamera dengan begitu manis. Ibu jarinya mengelus bagian pipi Reni di foto itu.
"Merindukannya?"
Axel sedikit kaget saat melihat adiknya yang sudah kembali duduk disampingnya. Tentu saja Alexa melihat foto siapa yang sedang Kakaknya tatap sampai sedalam itu.
Axel mengangkat sedikit alisnya, tidak memungkiri jika dia memang merindukan Reni. "Masih sulit untuk melupakan"
Alexa mengelus bahu Kakaknya, dia sedikit bisa mengerti perasaannya. Karena Alexa yang pertama tahu hubungan dan perasaan Kakaknya pada Reni, bahkan sejak gadis itu menjadi pelayan di rumah ini. Dan Alexa yang membantu menyembunyikan tentang hubungan mereka. Namun tetap saja, pada akhirnya tetap terbongkar juga.
"Kenapa harus dilupakan, bukannya cinta itu harus diperjuangkan ya"
Axel tersenyum tipis mendengar itu, dia sudah pernah berjuang. Tapi akhirnya tetap seperti ini. "Kamu tahu sendiri bagaimana perjuanganku selama ini. Tapi semuanya tetap berakhir seperti ini"
Alexa menghembuskan nafas pelan, dia menatap Kakaknya dengan prihatin. "Tapi entah kenapa aku yakin banget kalau kalian pasti bisa bersama kembali"
Axel hanya tersenyum saja, tidak ingin terlalu berharap untuk saat ini. Karena semuanya sudah pernah dia lakukan untuk bisa bertahan bersama istrinya. Tapi apa yang terjadi? Orang tuanya tetap berada di atas segalanya, restu mereka yang tak menyertai membuat pernikahannya hancur.
*
Ketika dalam perjalanan pulang, Axel hanya diam saja dengan fokus mengemudi. Seharian ini dia benar-benar hanya berbicara beberapa kata saja pada istrinya. Seolah memang tidak ada yang ingin dia bicarakan. Hanya diam dengan sikap dinginnya.
"Kamu ngobrol apa saja dengan adikmu tadi? Kenapa lama sekali" ucap Avinna, dia mencoba mencairkan suasana di dalam mobil yang terasa begitu membeku dan hening.
"Hanya ngobrol biasa"
Avinna menghela nafas pelan, jawaban yang begitu singkat dan seolah suaminya memang malas untuk menjawabnya. Avinna mencoba untuk bersikap manja saat ini, dengan menyandarkan kepalanya di bahu Axel yang sedang mengemudi.
"Lepas! Aku sedang fokus mengemudi!"
Avinna mendengus kesal, suaminya bear-benar begitu dingin padanya. "Kamu tuh kenapa si? Kita itu suami istri, tapi kenapa suasana berdua seperti ini malah terasa sangat dingin. Sementara pas kamu sama adik kamu itu, kamu terlihat lebih hangat"
Axel melirik sekilas pada istrinya yang saat ini sedang marah dan kesal padanya. Tapi dia tidak terlalu peduli dengan itu. "Jangan cari pertengkaran. Aku capek"
"Aku juga capek!" teriak Avinna, dia seolah ingin meluapkan tentang perasaannya saat ini. "Aku capek kamu cuekin seperti ini. Aku capek dengan sikap kamu yang dingin dan gak peduli sama aku. Aku ini istri kamu, seharusnya kamu bisa menerima aku sebagai istrimu. Apa masih belum bisa melupakan perempuan miskin itu!"
Cittt...
Suara ban yang berhenti seketika saat Axel menginjak rem. Tubuh mereka saja sampai terhuyung ke depan ketika mobil berhenti dengan begitu tiba-tiba. Axel langsung menoleh dan menatap Avinna dengan mata menyala marah.
"Sekali lagi kau mengungkit tentang wanitaku, kau akan tahu akibatnya! Apalagi dengan merendahkan dia seperti ini! Kau bukan siapa-siapa untuk bisa merendahkan wanitaku seperti ini!"
Suara yang begitu dingin dan penuh penekanan. Terdengar begitu tajam dan menusuk. Tatapannya yang menyala penuh amarah. Avinna pun langsung terdiam saat suaminya sudah marah seperti ini.
"Kau diam, atau aku keluar dari mobil ini dan kau pulang sendiri!" tekan Axel lagi.
Avinna langsung terdiam dengan wajah yang ketakutan. Melihat Axel yang sedang marah seperti ini, benar-benar membuatnya takut sekali. Sampai di depan rumah, Axel sudah menghentikan mobilnya. Namun tidak berniat masuk ke pekarangan rumah.
"Kau masuk saja, aku perlu pergi sebentar"
"Mau kemana? Ini sudah malam" ucap Avinna.
Sebenarnya dia tidak ingin suaminya pergi, karena pasti akan dipertanyakan oleh orang tuanya jika mereka tidak pulang bersama. Sementara di depan orang tuanya, Avinna selalu berusaha untuk tetap terlihat harmonis bersama suaminya ini.
"Aku butuh waktu sendiri! Kau masuk duluan!"
Dan Avinna benar-benar tidak tahu harus melakukan apa. Karena sekarang dia sudah takut dengan kemarahan Axel sebelumnya. Hingga sekarang dia juga tidak bisa untuk terlalu menekan suaminya ini. Jadi sekarang dia langsung turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah.
Sementara Axel langsung melajukan mobilnya. Sebenarnya dia tidak tahu kemana tujuannya saat ini, tapi dia hanya ingin menenangkan diri dan pikirannya. Ketika Avinna merendahkan Reni seperti itu, dia benar-benar marah dan hampir tidak bisa untuk mengendalikannya.
Bersambung
Ngak ada extrapart gitu kak 😁😁😁
lanjut kak semangat 💪💪💪