NovelToon NovelToon
Puncak Pesona

Puncak Pesona

Status: tamat
Genre:Tamat / Ketos / Teen Angst / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Cinta Murni / Cinta Karena Taruhan
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: El Nurcahyani

Di SMA Gemilang, geng syantik cemas dengan kedatangan Alya, siswi pindahan dari desa yang cantik alami. Ketakutan akan kehilangan perhatian Andre, kapten tim basket, mereka merancang rencana untuk menjatuhkannya. Alya harus memilih antara Andre, Bimo si pekerja keras, dan teman sekelasnya yang dijodohkan.

Menjadi cewek tegas, bukan berarti mudah menentukan pilihan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Nurcahyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bimo Mulai Menyebalkan

Bab16

 

Bimo mengangguk, meski hatinya masih diliputi kekhawatiran. "Kamu memang hebat. Tapi jangan terlalu memaksakan diri, Alya. Kalau butuh istirahat, bilang saja."

 

Alya tersenyum. "Terima kasih, Bimo. Aku akan baik-baik saja."

 

Sementara itu di sisi lain sekolah, Rina dan geng syantik berkumpul di sudut koridor. Rina duduk dengan wajah cemberut, jelas masih tidak terima dengan kejadian malam sebelumnya. "Aku benar-benar tidak mengerti. Alya itu keras kepala sekali. Dia masih saja datang ke sekolah setelah semua yang kita lakukan," geram Rina.

 

Sari, salah satu anggota geng, menanggapi, "Mungkin dia memang lebih kuat dari yang kita kira. Tapi kita tidak bisa berhenti di sini. Kita harus mencari cara lain untuk membuatnya menyerah."

 

Gea, yang selalu penuh ide, tiba-tiba berkata, "Rina, kenapa kamu tidak terus terang saja pada Andre kalau kamu menyukainya? Mungkin kalau Andre tahu, dia akan lebih memperhatikanmu daripada Alya."

 

Rina menatap Gea dengan alis terangkat. "Apa maksudmu?"

 

Gea melanjutkan, "Selama ini kamu selalu mencoba menjatuhkan Alya secara diam-diam. Tapi kalau kamu berani terus terang pada Andre, mungkin dia akan melihatmu dari sisi yang berbeda. Dan kalau dia menerima perasaanmu, Alya akan otomatis tersingkir."

 

Rina berpikir sejenak, lalu mengangguk perlahan. "Mungkin kamu benar. Sudah saatnya aku menunjukkan perasaanku pada Andre. Kita lihat bagaimana reaksi Alya setelah itu."

 

###

Sekolah pagi itu terasa penuh dengan ketegangan yang tidak terlihat. Alya berusaha tetap tenang dan menjalani hari-harinya seperti biasa, meski di dalam hatinya masih terasa trauma dari kejadian semalam. Bimo, di sisi lain, berusaha selalu berada di dekat Alya, memastikan bahwa dia aman dari gangguan geng Rina.

 

Sementara itu, Rina menyiapkan dirinya untuk langkah besar yang akan diambil. Di tengah suasana sekolah yang sibuk, dia terus mengarahkan pandangannya pada Andre, mencari momen yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya.

 

###

 

Akhirnya, pada waktu istirahat, Rina melihat Andre sedang sendirian di lapangan basket, tempat di mana dia biasanya menghabiskan waktu. Rina mengambil napas dalam-dalam dan berjalan mendekati Andre.

 

"Andre, boleh aku bicara sebentar?" tanya Rina dengan nada yang lebih lembut dari biasanya.

 

Andre menoleh dan tersenyum. "Tentu, Rina. Ada apa?"

 

Rina merasa gugup, tetapi dia mencoba untuk tetap tenang. "Aku... sebenarnya sudah lama ingin memberitahumu sesuatu. Aku menyukaimu, Andre. Sudah sejak kita di kelas 10. Aku hanya tidak pernah punya keberanian untuk mengatakannya langsung."

 

Andre tampak terkejut, namun dia berusaha tetap ramah. "Rina, aku tidak tahu harus bilang apa. Aku menghargai keberanianmu untuk jujur, tapi..."

 

Rina segera memotong, "Aku tahu, ini mungkin tiba-tiba. Tapi aku hanya ingin kamu tahu perasaanku. Aku harap kamu bisa mempertimbangkannya."

 

Andre menatap Rina dengan mata yang lembut. "Rina, aku benar-benar terkejut. Tapi aku butuh waktu untuk memikirkan ini."

 

Rina mengangguk, berusaha menyembunyikan rasa kecewanya. "Aku mengerti. Terima kasih sudah mendengarkan. Kalau gitu aku pergi." Kemudian dia pergi tanpa menunggu respons Andre lagi.

Sementara itu Andre melihat kepergian Rina dengan mematung, kenapa seakan tiba-tiba seperti ini? jarang seorang wanita mengutarakan isi hati duluan. Namun, sayangnya pada diri Rina sama sekali tak sedikit pun ada kriteria wanita idaman Andre.

"Huft... andai Alya yang seperti itu, tidak akan nunggu lama. Pasti aku langsung terima." Andre bergumam dengan senyum malu sendiri.

 

Setelah percakapan itu, Rina kembali ke gengnya dengan perasaan campur aduk. Meski belum mendapatkan jawaban pasti dari Andre, dia merasa sedikit lega telah mengungkapkan perasaannya. Di sisi lain, gengnya menunggu dengan penuh antisipasi, siap untuk langkah berikutnya dalam rencana mereka.

 

# Kembali ke Alya dan Bimo

 

Sementara itu, Alya dan Bimo kembali ke kelas mereka. Bimo masih tidak bisa menghilangkan rasa cemasnya. "Alya, kamu yakin baik-baik saja?"

 

Alya tersenyum tipis. "Aku akan baik-baik saja, Bimo. Tolong ya jangan terlalu mengkhawatirkan aku seperti anak kecil."

Dari respons yang Alya berikan harusnya Bimo menyadari bahwa wanita di hadapannya sudah mulai kurang nyaman terlalu diperhatikan berlebihan. Namun, karena Bimo fokus pada keselamatan dan kebaikan Alya, dia tidak menyadari akan nada bicara Alya yang terdengar tidak nyaman.

 

Bimo menatap Alya dengan perasaan campur aduk. Dia tahu bahwa perasaannya pada Alya lebih dari sekadar teman, tetapi dia juga sadar bahwa situasinya tidaklah mudah. "Aku akan selalu ada untukmu, Alya. Apa pun yang terjadi." Bimo bergumam.

 

Alya melihat Bimo yang masih ada di dekatnya. Sekali lagi Alya bilang terima kasih atas dukungan Bimo. Supaya Bimo lekas pergi dari sana. Hati Alya masih terasa berat, dia tahu bahwa dia tidak sendirian dalam menghadapi semua ini. Namun, untuk saat ini kenapa harus Bimo. Seseorang yang dia coba hindari karena perjodohan.

 

 

Di akhir hari sekolah, suasana di luar gedung cukup sibuk dengan para siswa yang pulang. Alya melangkah keluar dari gedung sekolah dengan langkah santai, tampak sedikit lelah setelah hari yang begitu banyak kegiatan dan masalah juga.

 

Andre, yang sudah menunggu di depan pintu keluar, segera menghampiri Alya. “Alya, aku antar pulang ya?” katanya dengan nada ramah namun penuh pengertian.

 

Alya menatap Andre sejenak, ragu. “Sebenarnya aku bisa pulang sendiri, Andre.”

 

“Yakin? Kamu kelihatan capek. Lagi pula, aku sudah bilang ke kamu tadi kan? Waktu istirahat mau antar kamu pulang,” balas Andre, tersenyum lembut. “Aku Cuma mau memastikan kamu sampai rumah dengan selamat.”

 

Alya merasa agak canggung dengan tawaran itu. Dia ingat bagaimana dia sering pulang dengan Bimo dan ketidaknyamanan terakhir yang dia rasakan. “Oke deh, kalau begitu. Terima kasih, Andre.”

 

Saat mereka berjalan menuju mobil Andre, Alya merasa lega karena bisa menghindari situasi canggung dengan Bimo. Mereka berdua naik ke dalam mobil, dan Andre mulai mengemudikan kendaraan.

 

Selama perjalanan, Andre berusaha membuka percakapan. “Jadi, bagaimana hari ini di sekolah?”

 

“Agak melelahkan,” jawab Alya sambil menatap ke luar jendela. “Ada banyak hal yang harus diurus.”

 

Andre mengangguk, mencoba menghilangkan ketegangan. “Aku tahu, kadang hari-hari seperti itu bisa sangat menekan. Tapi, aku pikir kamu selalu melakukan tugas-tugas dengan baik.”

 

Alya hanya tersenyum kecil, merasa sedikit lebih nyaman dengan obrolan ringan itu. Dia berterima kasih pada Andre dalam hati karena telah membuat perjalanan pulangnya lebih menyenangkan, meskipun hatinya masih penuh dengan berbagai perasaan campur aduk 

 

Di dalam mobil, suasana sedikit canggung. Andre mencoba membuka percakapan lagi untuk mengurangi ketegangan. “Jadi, ada rencana untuk akhir pekan?” tanyanya dengan nada ringan.

 

Alya menoleh ke arah Andre, agak bingung. “Belum ada sih. Kenapa?”

 

“Ah, nggak ada apa-apa. Cuma penasaran aja,” balas Andre sambil tersenyum. “Kalau ada waktu, mungkin kita bisa hang out bareng. Aku pikir bakal seru.”

 

Bersambung....

1
Sodikin Jin
hmmmm...kak, saya lebih suka, cerita tentang kultifasi. 🙏
El Nurcahyani -> IG/FB ✔️: Tapi sayang, sepertinya tidak dilanjutkan. Jika ingin audionya dilanjut, harus banyak yang beri saran langsung pada pihak Mangatoon
Sodikin Jin: tidak apa kak... saya tunggu setiap audio kakak tentang kultifasi.
total 3 replies
Kamaya
kenapa ya, geng cewek ky gini merasa harus memiliki cowok populer di sekolahny. pdhal aslinya dia gak dilirik samsek ma tuh cowok. tapi ttp aja mngklaim jgn direbut org lain. hm.,..
Kamaya
Pasti jodoh Alya cowok. Iya kan tor? 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!