NovelToon NovelToon
PLEASE!! CALL ME PAPA ANKA'S

PLEASE!! CALL ME PAPA ANKA'S

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Selingkuh / Pengantin Pengganti / Model / Roman-Angst Mafia / Menikah Karena Anak
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Anisa Nurapiah

Dijebak suami sampah? Di tipu sahabat sendiri? Di buang oleh keluarganya? ya itu semua adalah kehidupan suram Fellora di masa lalu, Tapi ia kini bangkit dengan indentitas baru untuk membalaskan dendam nya.

"Mengapa kita tidak memotongmu menjadi potongan kecil dan memberikannya untuk anjingmu? Hm? Kemudian kita akan lihat seberapa setia anjing lapar yang sebenarnya.
Kamu tidak akan pernah mengerti kehancuran yang kamu lakukan pada seseorang sampai hal yang sama dilakukan padamu."~Fellora

"Gue nggak peduli ayah dari bayi ini,benih yang ditanam di rahim lo ini! Yang pasti gue cuman ingin menjadi ayah untuk bayi ini, meskipun ini bukan darah daging gue,gue akan memperlakukan layaknya anak kandung. Dan gue juga nggak bakalan melarang lo buat deket sama cowok lain! Yang penting gue bisa jadi ayah yang baik buat bayi ini!"
_Farka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisa Nurapiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kontraksi+

Seminggu kemudian Suasana hangat dan penuh sukacita memenuhi ruangan megah itu. Dekorasi yang indah dan elegan turut memperindah perayaan sakral yang tengah berlangsung - pernikahan Ryzard dan Quilera.

Setelah mengucapkan janji suci pasangan muda itu berjalan beriringan menyusuri karpet merah menuju panggung pelaminan. Senyum bahagia terkembang di wajah mereka, menyambut para tamu undangan yang datang untuk memberikan doa restu.

Quilera tampak memukau dalam balutan Strapless dress putih yang elegan. Meski usia kandungannya baru menginjak dua bulan, perutnya tidak memberikan efek apapun jadi tidak mempermasalahkan soal penampilannya yang masih terlihat ramping.

Riasan natural pada wajahnya semakin memancarkan aura keanggunan

Di sisi Quilera, Ryzard terlihat gagah dalam balutan tuksedo hitam. Matanya berbinar menatap sang istri, seolah tak percaya bahwa wanita yang dicintainya kini resmi menjadi pendamping hidupnya.

Pasangan itu menyapa serta bersalaman hangat dengan para tamu undangan, menerima ucapan selamat dan doa restu. Di antara mereka, tampak Moca, teman baru Quilera yang pernah menemaninya di acara pesta perusahaan. Perempuan itu menghampiri Ryzard dan Quilera, membawa sebuah map.

"Selamat ya atas pernikahannya,ini ada titipan dari Bos Ezza sebagai kado pernikahan kalian. Katanya, beliau titip salam sekaligus meminta maaf karena tidak bisa hadir ke sini," ujar Moca seraya menyerahkan map itu sebelum pamit undur diri, karena ada urusan penting yang harus segera ditangani.

Ryzard menerimanya dengan senyum tulus. "Iya, terima kasih. Sampaikan ucapan terima kasih kami," balasnya.

Reiga duduk terdiam di dalam mobilnya, amplop berisi hasil otopsi jenazah yang dikira Casandra, kakaknya, tergenggam erat di tangan. Meski sudah mendapatkan izin dari lelaki yang mengaku sebagai suami Casandra, Reiga masih merasakan ada yang janggal.

Dengan hati-hati, Reiga mengeluarkan selembar kertas dari dalam amplop itu. Matanya membelalak saat melihat hasil tes DNA yang tertera jelas - perempuan yang diotopsi itu sama sekali tidak memiliki hubungan darah dengan ayahnya.

Reiga memukul stir mobilnya, rasa kemenangan membuncah dalam dirinya.

"Sudah kuduga! Dia bukan Casandra! Kak Casandra pasti masih hidup sampai saat ini. Aku pasti akan menemukanmu, Kak, tidak akan ada yang bisa menyentuhmu!" gumamnya, seolah berbicara pada diri sendiri. Tekad untuk menemukan sang kakak semakin bulat dalam hatinya.

Di tempat lain, Farka dan Fellora berjalan beriringan di jalan sepi dengan pemandangan sawah yang indah. Farka ingin mengajak istrinya itu berjalan-jalan, berharap dapat memudahkan proses kelahiran sang buah hati nanti.

"Sayang, aku takut gimana nanti lahiran?" ujar Fellora dengan nada cemas, matanya memandangi perut besarnya.

Farka merangkul Fellora dengan lembut, berusaha menenangkan. "Jangan takut, sayang. Kamu pasti bisa! Aku kan ada di sini. Jangan terlalu cemas, oke? Sekarang, kamu harus rajin berolahraga, jalan-jalan. Jangan stres-stres. Dan, Baby Oster, kamu jangan susah-susah keluarnya, ya!" ujarnya, mengajak bicara sang bayi yang masih berusia tujuh bulan lebih.

Tiba-tiba, ponsel Farka bergetar di saku celananya. Dengan cepat, ia mengangkat panggilan itu.

"Halo! Kamu nggak lihat apa, saya sedang quality time dengan istri saya!" sahutnya dengan nada ketus kepada anak buahnya di seberang telepon.

"Maafkan saya, Tuan. Tapi saya sudah melakukan tugas yang Anda berikan, dan saya akan mengirimkan foto pernikahan itu lewat map, serta informasi kehamilan Quilera dari dokter yang menanganinya," ujar anak buah itu sebelum memutuskan panggilan.

Fellora, penasaran dengan apa yang dibicarakan suaminya, bertanya, "Ada apa, sayang?"

Farka tersenyum ringan seraya memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku.

"Tidak apa-apa, sayang. Cuma masalah pekerjaan," jawabnya, lalu kembali mengajak Fellora berjalan santai menikmati pemandangan indah.

Sekitar tiga hari setelah menikah, Quilera dan Ryzard tampaknya tidak tertarik untuk tinggal di rumah ibu Quilera. Ryzard masih disibukkan dengan pekerjaannya, dan kini teringat dengan hadiah amplop map dari rekan kerjanya, Pak Ezza.

Saat membuka map tersebut, Ryzard terkaget-kaget bahagia. Isinya adalah sertifikat vila mewah di dekat pedesaan kawasan Jakarta Utara.

"Wah, wah... Pak Ezza tahu saja selera saya!" gumamnya bangga, sambil melihat-lihat desain vila baru itu di meja kerjanya.

Sementara itu, di tempat lain, Fellora terlihat berusaha melakukan yoga kehamilan di lantai kamar, sementara Farka tertidur pulas kecapekan setelah memijitnya semalaman.

Tiba-tiba, bel berbunyi, memecah keheningan. Fellora mencoba beranjak dari duduknya, berjalan menuju pintu depan. Saat membuka pintu, tidak ada siapa-siapa, hanya sebuah paket yang dikirimkan. Penasaran, Fellora membawa paket itu ke dalam.

Duduk di sofa, Fellora membuka paket tersebut. Di dalamnya terdapat sebuah map dan foto polaroid yang menunjukkan pernikahan mantan suaminya, Ryzard, dengan teman dekatnya, Quilera.

"Mereka sudah menikah? Tapi kenapa ada yang mengirimkan ini ke sini?" gumam Fellora, heran.

"Kamu sudah melihatnya?" tanya Farka, tiba-tiba muncul dan duduk di samping Fellora.

"Kamu yang menyuruh orang mengirimkan ini?" Fellora balas bertanya.

Farka mengangguk pelan. "Tapi bukan itu yang penting, melainkan surat di dalamnya yang penting!" Farka lalu mengeluarkan sebuah surat dari dalam map, yang berisi keterangan kehamilan Quilera sebelum pernikahan.

"Kamu lihat? Dia mengandung anak haram sebelum pernikahan! Jadi, jangan pernah bilang kalau kamu itu barang bekas, oke? Karena perempuan ini jauh lebih menjijikkan!" ujar Farka kepada Fellora, agar istrinya itu tidak berpikiran negatif tentang bayi yang dikandungnya, hasil dari mantan suaminya yang menjalin pernikahan dibandingkan hasil haram hubungan Quilera dengan mantan suaminya.

🍃

Bulan ini, kandungan Fellora sudah menginjak sekitar sembilan bulan. Ia pun semakin gencar dalam melatih diri untuk persiapan persalinan nanti. Farka, yang sangat protektif, menjadi semakin bawel, terutama saat mendekati tanggal kelahiran.

Ia langsung mengajak sang istri ke rumah sakit yang sudah disiapkan ruangannya khusus, dengan dokter pendamping, Dokter Olive.

Ini masih jam 02.35 dini hari, dan Fellora terbangun karena merasakan kontraksi di perutnya. Ia menoleh ke arah Farka yang sedang tertidur sambil memeluknya di ranjang rumah sakit. Fellora tidak tega membangunkan suaminya.

"Ssshhh," Fellora mengelus perutnya. Jarak kontraksinya masih jarang, tapi kontraksi saat ia sedang tertidur membuatnya tidak nyaman.

"Sayang, udah nggak sabar ya, mau ketemu Popo sama Mimom?" tanya Fellora saat kontraksinya mereda.

Keesokan harinya, Fellora sedang menyantap sarapan yang dibawakan Farka, duduk di sofa rumah sakit.

"Ssshhh, aauhh," Fellora kembali merasakan kontraksi. Ia menghentikan kegiatan sarapannya dan mulai mengelus perutnya.

Farka, yang sadar istrinya sedang kontraksi, langsung mengusap punggung Fellora dengan cemas.

"Sayang?" tanya Farka dengan khawatir, membuat Fellora sedikit terkekeh melihat wajah suaminya yang benar-benar ketakutan.

"Gapapa!" jawab Fellora, mengusap wajah suaminya yang hampir menangis.

Pagi itu, di ruang makan kediaman Ryzard, tampak Quilera, istrinya, tak sanggup menyiapkan hidangan sarapan. Hal ini membuat Ryzard terpaksa memesan makanan secara daring, yang langsung diantarkan dengan cepat.

Ryzard segera menyantap makanannya, karena ia harus segera bergegas ke kantor untuk menghadiri pertemuan penting dengan klien.

Namun, Quilera tak henti-hentinya mondar-mandir ke kamar mandi, dilanda mual akibat kehamilannya yang baru menginjak empat bulan, namun masih terasa sangat menyiksa.

Ryzard dengan sabar menyodorkan segelas air hangat kepada istrinya yang baru saja duduk di sampingnya, kemudian memberikan seporsi sarapan yang telah disiapkan.

"Nanti jangan ikut ke kantor, diam di sini saja," ujar Ryzard tegas, tak ingin sang istri mengacaukan proses pertemuan pentingnya dengan klien.

Sementara itu, di rumah sakit, Fellora tampaknya tak ingin terus-menerus berdiam diri di dalam ruangan. Ia berjalan-jalan sebentar di taman rumah sakit, sesekali meringis menahan kontraksi yang mulai sering menyerangnya.

Farka, suaminya, tampak pucat berjaga-jaga di samping Fellora.

"Sayang, kita kembali saja ke kamar, ya?" gumam Farka cemas, seolah tak tahan menahan rasa ingin buang air kecil. Fellora hanya tertawa dan mencubit pipi suaminya dengan gemas.

"Kamu kenapa? Kebelet ke toilet?" tanya Fellora dengan nada bercanda.

Farka berseru kesal,

"Ih, aku khawatir sama kamu! Aku takut!" gumamnya dengan mata berkaca-kaca, membuat orang-orang yang tak sengaja berlalu-lalang terlihat menahan tawa melihat tingkah kekanak-kanakan Farka.

Saat berjalan sedikit lebih jauh, Fellora merasakan kontraksi yang semakin kuat. Dengan sigap, Farka segera menggendong istrinya kembali ke ruang rawat.

Sesampainya di kamar, Fellora segera membaringkan tubuhnya dan membuka kakinya, memudahkan Dokter Olive untuk memeriksa kondisinya. Olive mengusap perut buncit Fellora, lalu perlahan memasukkan jarinya ke dalam Fellora.

Perempuan itu memejamkan mata, menahan rasa sakit yang belum pernah dirasakannya sebelumnya.

"Pembukaan empat," ucap Olive setelah menarik tangannya.

"Sakit, sayang.. Ugghh," lirih Fellora saat merasakan kontraksi yang kian kuat.

"Fellora, kamu sudah cukup lama merasakan kontraksi. Saya rasa kita memang harus segera melakukan tindakan untuk mempercepat pembukaannya," ujar Dokter Olive, membuat Fellora sedikit bingung dengan ucapannya.

Dokter Olive menolehkan kepalanya ke arah Farka, mengucapkan sesuatu kepada lelaki itu, membuat Farka menjerit kaget.

"Aaaa, mana mungkin begitu, Dok? Mana mungkin aku lakukan itu, aku nggak tega!" ucapnya dengan cemberut, melangkah mundur menjauhi sang dokter.

Dokter Olive berdecak kesal, lalu mencubit kecil lengan Farka.

"Memangnya kamu mau lihat istrimu kelamaan kontraksi, nunggu pembukaannya?" tanyanya, membuat Farka menggigit bibir bawahnya, memainkan jari-jarinya dengan gelisah.

Kini Fellora mengerti apa yang dimaksud Dokter Olive dengan "mempercepat pembukaan". Olive menyuruh Fellora mengubah posisi menjadi miring, lalu meletakkan kaki kiri Fellora di atas tubuh Farka.

"Saya akan kembali lagi ke sini jika kalian sudah selesai," pamit Olive sebelum benar-benar meninggalkan ruangan.

Farka tertegun dengan wajah pucat. Wajah mereka begitu dekat, membuat Farka menelan ludah beberapa kali.

"Maafin aku, sayang," gumam Farka dengan mata terpejam.

...Bersambung...

1
Lolopechka Luftair
semangat thor nanti aku balik lagiii
Lolopechka Luftair
tapi tetap aja itu kann anak kamuu 😭
Lolopechka Luftair
oh iya luar fellora kan lagi hamil 😭
Lolopechka Luftair
eh kok aku mikir ini fellora yaa
Lolopechka Luftair
keren kata katanya ❤
Anisa Nurapiah: aaaaa makaciii banyakk udah mau mampir/Kiss/
total 1 replies
Lolopechka Luftair
sebel ih
Lolopechka Luftair
wkwk parah
Lolopechka Luftair
semangattt
Dian Hardiana
next chapter thort
Dian Hardiana
euihh/Shy//Shame/
Dian Hardiana
author semangat seru banget aku baca
Dian Hardiana
ehh busett laki biadab
Nisa Anisya
astaghfirullah astaghfirullah ya Allah astaghfirullah/Shhh/
Nisa Anisya
/Scream//Chuckle//Chuckle/
Nisa Anisya
ouyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy tumben ga disensor
Nisa Anisya
makkk dia nakal
Nisa Anisya
/Awkward//Scream/
Nisa Anisya
lah terus ngapain kalian nikah?
Nisa Anisya
weh itu salah lo sendiri cok
Nisa Anisya
bisa-bisanya dikira setan 😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!