NovelToon NovelToon
Cakar Garuda

Cakar Garuda

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta setelah menikah / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kehidupan Tentara / Keluarga / Romansa
Popularitas:124.8k
Nilai: 4.6
Nama Author: NaraY

Mungkin benar kata pepatah. Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.

Cinta memang terkadang hadir tanpa di rencanakan bahkan kita manusia tidak bisa memilih pada siapa kita jatuh cinta. Termasuk pada gadis kecil yang sama sekali tidak pernah ia sangka menjadi akan menjadi jodohnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32. Adegan berbahaya.

Sungguh terkejut Bang Arbath dan Dindra saat masuk ke dalam gedung serbaguna di Kompi. Ternyata gedung tersebut sudah di ubah menjadi gedung resepsi ala 'komando'. Dengan peralatan dan perlengkapan seadanya, mereka menyulap gedung tersebut menjadi begitu indah.

Seketika tangis Dindra kembali berlelehan. Ia tidak menyangka penyambutan atas dirinya begitu menyentuh hati.

"Selamat datang ibu Dindra Arbath..!!" Ucap para anggota dan para istri disana.

"Terima kasih banyak bapak dan ibu semua..!!" Kata Dindra begitu berterima kasih.

"Sama-sama ibuuuu..!!!"

Bang Arbath yang masih ternganga akhirnya ikut terharu atas segala perlakuan anggota pada dirinya juga Dindra. Awal yang hanya ingin menggelar syukuran kecil-kecilan malah menjadi moment yang paling membahagiakan.

:

Langkah tegap Bang Farial memasuki gedung resepsi tersebut sambil menggendong 'putranya'. Senyumnya mengembang meskipun harus sedikit di paksakan. Di belakang langkahnya ada Saras yang tersenyum lebar dengan paras bahagia.

"Selamat atas pernikahan mu dengan Dindra..!!" Ucap Bang Farial saat menyalami Bang Arbath sahabatnya.

Jelas senyum bahagia Bang Arbath terpancar dari paras wajah tampannya namun tidak dengan Dindra yang seakan hilang bahagia saat bertemu dengan mantan suaminya.

Terima kasih bro..!!" Jawab Bang Arbath.

Saras ikut menyalami Bang Arbath dengan raut wajah bahagia.

Dindra sedikit menjauh dan bersembunyi di belakang punggung Bang Arbath.

"Selamat ya Dindra..!! Bahagia selalu."

"Pasti." Jawab Dindra singkat saja. Ia pun enggan menerima uluran tangan Bang Farial yang hendak menjabat tangannya.

Siapa sangka saat itu Saras langsung menyambar tangan Dindra kemudian memeluknya. "Haaii... Kita baru bertemu sekarang. Aku istrinya Bang Farial."

"Haiii.. iya nih, kita baru bertemu. Saya juga baru ini lho lihat wajahnya istri Papa Dalu." Tak ada yang menyangka pula bahwa Dindra mampu menjawab seperti itu.

Sontak senyum Saras berubah ketus dan Bang Arbath mencolek pinggang Dindra untuk mengalihkan perhatian Dindra pada anggota yang akan mengambil foto dirinya dan Dindra.

"Ayo jalan..!!" Tegur Bang Farial.

~

"Apa maksud Dindra bicara seperti itu??"

"Kau yang salah. Kenapa kau bicara yang memancing perkara. Kau yang tidak bisa jaga sikap." Tegur Bang Farial.

"Apa salahku?? Aku hanya ingin memperkenalkan diri pada Dindra.

"Tanpa perlu kau jelaskan, orang lain pun bisa melihatnya. Apa kau sebegitu butuhnya mendapat pengakuan dariku?????" Kata Bang Farial kesal dengan kelakuan Saras. "Asal kau tau, kau masih ku ijinkan ikut denganku hanyalah bukti aku masih punya belas kasihan padamu..!!"

"Saras sudah mengaku salah. Kurang apalagi??? Apa setelah aku hidup di jalanan atau mencium kakimu baru maaf itu ada??????" Saras geram karena tidak ada pembelaan dari Bang Farial untuknya.

"Pikiran picik yang menjijikan." Jawab Bang Farial kemudian meninggalkan tempat tanpa berkata apapun lagi.

:

Mama Roro dan Papa Shaleh sibuk berinteraksi dengan para anggota sembari 'memamerkan' cucu pertamanya. Tanpa ada sungkan dan canggung, mereka asyik mengobrol dengan para anggota.

"Opa jangan kembali ke Singapura dulu..!!" Kata seorang anggota di sana.

"Yaaaa... Kalau opanya nggak kerja, Opa nggak bisa pulang kampung lihat cucu lagi. Apalagi kalau Danki satu itu tiba-tiba pengen tambah momongan." Jawab Papa Shaleh.

"Ada benarnya juga sih Opa."

"Tapi Alhamdulillah Papanya Dalu mau ngerti, menjaga jarak kelahiran itu penting. Makanya saya tidak kurang mengingatkan beliau..!!" Imbuh Papa Shaleh karena memang beliau sudah memberikan arahan terbaiknya pada putranya itu.

-_-_-_-_-

"Aaaaaaaaa..." Dindra berteriak kencang ketika Bang Arbath tiba-tiba membuka pintu kamar hotel yang khusus di pesan Papa Shaleh sebagai hadiah pernikahannya dengan Bang Arbath.

"Astaghfirullah..!!" Bang Arbath mengelus dada kemudian secepatnya kembali menutup pintu kamar. "Eehh.. kenapa aku tutup lagi??? Aku kan suaminya Dindra..!!!!" Gumam Bang Arbath kemudian kembali membuka pintu kamar.

"Aaaaaaaaaaaa..!!!!" Dindra kembali berteriak sekencangnya.

"Kau ini kenapa???? Saya ini suamimu. Masa baru akad nikah beberapa jam saja kau sudah lupa??" Tanya Bang Arbath.

Dindra yang kesal segera mengaitkan kancing kebayanya lalu sengaja berjalan dengan menabrak dada Bang Arbath.

"Astagaaa... Minta di............"

"Apa???? Masih berani Om Ar bertingkah???? Dindra masih marah persoalan waktu itu." Kata Dindra kemudian melengos dan membuang muka.

Teringat kejadian sore itu akhirnya Bang Arbath tidak lagi banyak berdebat. Ia segera masuk dan menutup pintu kamar mandi untuk membersihkan diri.

'Baru kali ini orang usai akad nikah malah bertengkar.'

:

Bang Arbath melihat Dindra masih bingung dan mondar mandir di kamar. Denyut jantungnya terasa tak beraturan melihat leher jenjang dengan punggung tangan putih mulus. Kebaya berwarna pastel itu semakin membentuk lekuk tubuh Dindra.

Susah payah Bang Arbath meneguk saliva nya yang terasa mencekat kerongkongan. Batinnya gelisah tak jelas.

"Mau saya bantu lepas tusuk kondenya?" Tanya Bang Arbath menawari bantuan.

"Nggak. Pasti Om Ar mau macam-macam kan???" Tebak Dindra tidak lantas percaya begitu saja.

Bang Arbath meraba wajahnya. "Apa wajah saya terlihat jahat?"

"Mesum." Jawab Dindra tidak main-main.

Tangan Bang Arbath menarik lengan Dindra lalu mendudukkan Dindra di kursi meja rias. "Memangnya ada yang salah kalau saya punya pikiran macam-macam sama istri??"

Kali ini Dindra tidak bisa menjawabnya karena memang ia menyadari, saat ini dirinya sudah resmi menjadi istri dari Kapten Arbath.

Dengan lembut, satu persatu Bang Arbath melepas tusuk konde di kepala wanita yang sudah sah menjadi istrinya.

"Kalau Om Ar mau sabar menunggu, pasti hari ini menjadi hari yang paling membahagiakan." Kata Dindra.

"Tidak sabar menunggu bagaimana sih dek??? Kemarin juga nggak di apa-apain." Bang Arbath mengecup tengkuk yang mulai mengusik naluri nya.

"Nggak di apa-apain???? Om Ar lupa atau pura-pura lupa?????" Ucap Dindra setengah memekik.

Belum sempat kata-kata itu berlanjut, Bang Arbath segera menarik tengkuk Dindra dan mengecupnya hingga bibir keduanya pun saling menari.

Paham Dindra mulai kewalahan, Bang Arbath pun memberi jeda nafas untuk istrinya itu. Ia mengalungkan kedua tangan Dindra di belakang tengkuk lehernya. "Maaf, saya akui saya khilaf tapi saya pun tidak pernah ingin berniat kurang ajar. Kamu tau sendiri, apa yang saya lakukan tidak lebih dari itu."

Dindra menatap mata Bang Arbath dengan lekat, kini tatapan itu berubah menjadi tatap manja khas seorang wanita. "Om Ar sayang Dindra atau tidak? Om Ar serius nikah sama Dindra atau tidak??"

Bang Arbath menggeleng dengan senyum gemasnya. Bisa-bisanya Dindra menanyakan hal yang sangat 'bodoh' untuk di tanyakan. "Terus yang tadi saya ikrarkan apa? Baca puisi??? Atau kumur gosok gigi????"

Dindra memalingkan wajahnya malas mendengar jawaban Bang Arbath yang sama sekali tidak memuaskan hatinya.

"Kenapa ngambek terus sih. Om Ar harus bagaimana?? Masa dari kejadian jaman batu sampai sekarang, saya nggak di maafin??"

"Ya karena Om Ar salah. Dindra jadi kepikiran sama Om Ar, nggak puas mainnya." Jawab Dindra tanpa sadar.

Sontak Bang Arbath terkejut namun tidak bisa menahan tawanya dengan jawaban spontan Dindra.

"Oohh begitu.. Pantas, baru di serang ngamuk. Eehh sudah di serempet anteng banget. Ternyata istriku ngambek uring-uringan karena 'kurang'??"

Dindra yang malu setengah mati akhirnya berusaha menghindar tapi Bang Arbath menariknya kembali.

"Kenapa harus malu. Kau tau, saya ini laki-laki yang amat sangat suka bahkan sangat bahagia kalau istrinya bisa memulai. Pahala dan surga mu, sayang..!!" Bang Arbath mengecup bibir Dindra kemudian membawanya naik ke atas tempat tidur.

.

.

.

.

1
nue21
Luar biasa
nue21
puyeng aku thor/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
nue21
kan ketahuan kelakuan saras ga benar. rial rial. kau buang berlian kau pungut kerikil
nue21
saras banyak mau ny. lama" kayanya farial pusing tujuhkeliling
nue21
kurang asem si rial itu anak mu oy
nue21
adudu...hhhhhhhhhh
nue21
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
🍁𝕯𝖍𝖎𝖙𝖆❣️❀∂я💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
aku suka ceritanya kak Nara apalagi yang berbau tentang tentara/polisi
Ati Rohayati
Luar biasa
Nabil abshor
tubagus nagapasa
Nabil abshor
😅😅😅 harimau i',,,
Nining Dwi Astuti
mungkin Dindra di srh cerai sm papa Ricky karena ternyata bang arbath itu "pemakai sm pengedar" bs jd papa Ricky ngerasa bersalah bt yg kedua kali ttg menantuY, g sabar nunggu kelanjutannya
Maysuri
mantap ad cerita baru....
Fitria Syafei
siap KK 👌 terimakasih KK 😘😍
Debby Yanti
lanjut mbak Nara semangatt selaluu/Kiss//Kiss/
Mika Saja
mba Nara ini blm ending nya kan.....msh Ngantung nih.....blm rela jg klo tb2 end aja🤭
dyah EkaPratiwi
Ditunggu bonchap ya kak
siti muhlihah
smngaat mba nara🥰🥰
Denis blora
apapun yg terjadi jgn pisahkan bang Ar dan dindra ya kak Nara .
nih pasti kisah naga dan bang Dalu.
💪💪👍👍♥️
Ayu FazRina Satiasari
kak naraaa aaa jangan berakhir ..masih penasaran dg cerita bg Nevac dg Diandra kmna bang Arbath???penasaaaraannn🥲🥲😌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!