Niatnya untuk membalas dendam membuatnya rela menikah dengan pria yang baru dia kenal. Zevana berniat untuk membalaskan dendam terhadap pria bernama Aksa atas kematian sahabatnya. Agar Aksa bisa merasakan sakit hati yang sama, Zevana memilih jalan lewat jalur cinta. Membuat Aksa jatuh cinta, setelah itu mencampakkannya.
Aksa adalah seorang playboy yang sering bergonta-ganti pasangan. Dia tidak percaya dengan cinta, karena baginya cinta hanyalah hal konyol. Dibalik sikap dinginnya, ternyata Aksa menyimpan luka di hati yang membuatnya tidak percaya akan adanya cinta sejati.
Berhasilkah Zevana meluluhkan hati Aksa demi misi balas dendamnya?
🩸
🩸
🩸
"Aku tidak biasa menjalin hubungan hanya dengan satu wanita saja. Jika kamu menginginkan pernikahan ini tetap terjadi, maka bersiap-siaplah untuk sakit hati."_ Aksa.
Yang penasaran dengan ceritanya, kepoin yuk...
Salam dunia perhaluan 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajar Riyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 : Lewat Jalur Cinta.
Sejak kejadian di tepi pantai malam itu, Aksa mulai lebih sering memperhatikan Zevana. Meskipun dia tidak yakin jika yang dia rasakan adalah perasaan cinta, namun Aksa mulai merasakan sebuah kenyamanan setiap kali dia berada di dekat Zevana.
Seperti pagi ini. Zevana baru saja keluar dari dalam kamar mandi, gadis itu sudah selesai mandi dan sudah berdandan cantik. Di depan cermin, Aksa tengah mematut dirinya. Pria itu sudah rapi dengan jas berwarna hitam yang membalut tubuhnya.
Zevana berjalan ke sisi ranjang, dia meraih ponselnya dari atas nakas dan memasukkannya ke dalam tas miliknya. Semalam dia menelfon Lucas dan katanya sahabatnya itu sedang sakit, jadi hari ini Zevana berniat mengunjungi sahabatnya itu.
"Hari ini kamu ada acara?" Tanya Aksa sambil menatap Zevana dari pantulan cermin.
Zevana menganggukkan kepalanya, "Aku mau menjenguk Luci. Dia sedang sakit."
Aksa menoleh ke arah Zevana. "Maksud kamu, teman kamu yang menggelikan itu?"
Zevana tertawa kecil, "Jangan bicara seperti itu. Kamu belum mengenalnya saja. Dia itu sangat baik."
Merasa sudah rapi dengan penampilannya, Aksa berjalan mendekat ke arah ranjang.
"Ya, aku percaya. Nanti siang aku jemput ya?"
"Mau kemana?" Tanya Zevana sambil berjalan mendekat ke arah Aksa. Dia berdiri tepat di hadapan suaminya.
"Makan siang bareng," jawab Aksa.
"Tumben ngajakin. Biasanya aku yang mulai duluan. Apa wanita-wanita kamu itu tidak ada yang mau di ajak makan siang bareng lagi?" Ledek Zevana.
"Mereka tau aku sudah punya istri jadi mereka tidak berani mendekati aku lagi," ujar Aksa.
Zevana tersenyum mendengar penuturan suaminya, "Mereka yang tidak mau mendekat, atau kamu yang mulai menutup diri dari mereka?"
"Bagaimana jika aku bilang iya?"
Seketika ruangan itu kembali hening. Aksa mendekatkan wajahnya ke arah Zevana, hingga hembusan nafasnya begitu terasa di wajah gadis itu. Kedua pasang mata mereka saling beradu dan saling menatap lekat. Cukup lama mereka saling terdiam dan saling menatap.
Zevana merasa jantungnya berdetak dengan lebih kencang setiap kali Aksa menatapnya seperti sekarang. Entah sejak kapan, dia merasa tatapan pria itu padanya mulai penuh dengan kehangatan.
"Boleh aku bertanya sesuatu?" Suara Zevana terdengar begitu pelan dan lembut.
"Tanyakan saja."
Zevana menurunkan pandangannya, hingga Aksa kembali menjaga jarak wajah mereka.
"Beberapa waktu lalu aku pernah mendengar kabar tentang meninggalnya seorang wanita yang bunuh diri dengan melompat dari rooftop rumah sakit. Apa kamu mengenal wanita itu? Dia salah satu wanita yang pernah kamu kencani bukan?"
Akhirnya Zevana berani bertanya pada Aksa tentang Nadia. Dia ingin tau apa yang terjadi pada Nadia dan Aksa di malam dimana Nadia memiliki janji bertemu dengan Aksa. Apakah malam itu mereka berdua sampai melakukan hubungan badan dan Aksa tidak mau bertanggung jawab hingga Nadia merasa hidupnya sudah hancur.
"Kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti itu?" Tanya Aksa.
"Aku hanya ingin tau saja, apa tidak boleh?" Ujar Zevana.
"Aku tidak mengenalnya," jawab Aksa penuh keyakinan.
"Tidak mengenal? Tapi wanita itu bunuh diri dengan memegang foto kamu, bagaimana mungkin kamu tidak mengenal siapa dia?" Zevana mulai merasa kesal, nada suaranya bahkan terdengar sedikit berat.
Aksa menatap Zevana dengan lekat. Diwajah gadis itu dia menangkap sebuah siratan kekecewaan dan kemarahan yang coba ditutupi. Tapi ada apa? Kenapa Zevana tiba-tiba menanyakan tentang hal seperti ini.
"Wanita yang aku kencani itu banyak, aku tidak memperhatikan satu persatu orangnya. Lagi pula itu tidak penting bagiku." Aksa mengusap lembut rambut Zevana. "Oma sudah nunggu kita, ayo kita turun."
Kemudian Aksa berjalan keluar dari dalam kamar, menuruni anak tangga menuju meja makan. Sementara Zevana masih berdiri di posisinya, mencoba menahan gemuruh di dalam dada. Kedua matanya sampai berkaca-kaca saat dia teringat kembali dengan sahabatnya, Nadia.
🍃
🍃
🍃
Merasa sudah cukup tenang, Zevana segera menyusul ke lantai bawah. Disana Aksa dan Oma Berlina sudah menunggu di meja makan. Zevana segera duduk di samping Aksa.
"Selamat pagi, cucu menantu Oma yang cantik," sambut Oma Berlina.
"Selamat pagi juga, Oma," jawab Zevana diiringi dengan sebuah senyuman hangat.
"Gimana tidurnya? Nyenyak?" tanya Oma Berlina.
Zevana mengangguk, "Nyenyak, Oma."
Tiba-tiba raut wajah Oma Berlina berubah menjadi sedih. Wanita tua itu nampak termenung sejenak.
"Besok kalian sudah pindah ke rumah baru. Oma pasti akan merasa sangat kesepian di sini."
Aksa dan Zevana saling menoleh, kemudian mereka kembali menatap Oma Berlina.
"Oma tenang aja, aku bakal sering datang ke sini kok buat nengokin Oma," ucap Zevana.
Meskipun Zevana memiliki dendam terhadap Aksa, namun dia sangat menyayangi Oma Berlina dengan tulus. Selama satu bulan ini, Oma Berlina selalu memperlakukannya dengan baik. Mereka sering mengobrol dan melakukan kegiatan rumah bersama.
Berbagai menu makanan tersaji di atas meja makan. Seperti biasa, Aksa hanya sarapan dengan roti tawar yang sudah diolesi selai cokelat. Aksa menoleh ke arah Zevana yang sedang menyendokkan nasi goreng kedalam mulutnya.
"Kamu mau aku antar sekalian ke rumah teman kamu itu?" Tawar Aksa.
Zevana menggeleng sembari tersenyum tipis, "Tidak perlu, aku bawa mobil sendiri saja."
"Kenapa tidak diantar saja? Takutnya ada apa-apa dijalan. Biar aman, kamu pergi sama Aksa saja," timpal Oma Berlina menatap cucu dan cucu menantunya secara bergantian.
"Tidak perlu, Oma. Aku bawa mobil sendiri saja, lagipula nanti Aksa malah jadi bolak-balik kalau harus nganterin aku dulu."
"Ya sudah, tapi nanti kamu hati-hati ya di jalan," ucap Oma Berlina yang dijawab anggukan oleh Zevana.
Mereka kembali melanjutkan makan. Selesai sarapan, Aksa dan Zevana berpamitan pada Oma Berlina. Mereka berdua berjalan keluar rumah dengan saling beriringan.
Sesampainya di halaman rumah, Aksa meraih lengan Zevana sebelum gadis itu sempat masuk ke dalam mobil.
"Ada apa?" Tanya Aksa. Dia merasa Zevana seperti sedang menghindarinya.
"Tidak ada apa-apa, aku baik-baik saja," jawab Zevana. Sebenarnya dia masih kesal dengan jawaban Aksa saat dikamar.
"Apa ini karena obrolan kita tadi dikamar?"
Zevana tidak langsung menjawab, dia nampak termenung sejenak. Diraihnya tangan Aksa dan digenggamnya erat. Zevana berpura-pura tersenyum.
"Bubu, aku baik-baik saja. Kamu berangkat ya? Nanti kamu kesiangan datang ke kantornya." Zevana berusaha meyakinkan Aksa jika dia baik-baik saja. Meskipun dia merasa sangat kesal, dia tidak boleh menunjukkannya pada Aksa.
Sebenarnya Aksa masih ingin ngobrol dengan Zevana. Namun pagi ini dia ada meeting pagi. Jadi dia tidak boleh sampai telat sampai di kantor.
"Baiklah, kamu hati-hati dijalan." Aksa mengangkat tangannya menyentuh rambut Zevana dan membelainya lembut.
"Kamu juga," balas Zevana.
Aksa menaiki mobilnya dan melaju pergi meninggalkan halaman rumah. Zevana menatap kepergian Aksa. Setelah mobil itu tidak terlihat lagi, Zevana memegangi kepalanya yang tadi disentuh oleh Aksa. Akhir-akhir ini sikap Aksa begitu lembut padanya. Namun, sekali lagi Zevana kembali meyakinkan hatinya jika dia tidak boleh sampai terperdaya oleh sikap manis Aksa.
...💖💖💖...
jd klo zeva bls dendam sama aksa lucas jls tau klo salah tp milih diam sahabat macam apa ini zevana pasti kecewa berat sama lucas si gemulai ayo kk biar zeva tau semuanya
datangnya tanpa permisi dan pamit....💃💃💃💃💃💃
3🌹🌹🌹 buat ka aithor biar semangat up