Pernikahan kekasihnya dengan seorang Panglima membuat Letnan Abrileo Renzo merasakan sakit hati. Sakit hatinya membuatnya gelap mata hingga tanpa sengaja menjalin hubungan dengan putri Panglima yang santun dan sudah mendapat pinangan dari Letnan R. Trihara. R. Al-Ghazzi.
Disisi lain, Letnan Trihara yang begitu mencintai putri Panglima pun menjadi patah hati. Siapa sangka takdir malah mempertemukan dirinya dengan putri wakil panglima yang muncul di tengah rasa sakit hatinya yang tak terkira. Seorang gadis yang jauh dari kata santun dan kekanakan.
KONFLIK TINGGI, HINDARI jika tidak tahan dengan cerita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Sahabat terbaik?
Rintis begitu kesal saat Bang Hara melarangnya membeli sepeda listrik. Wajah cantik itu tak berhenti terlipat menandakan rasa kecewanya sudah setinggi langit.
Bang Hara paham akan hal itu namun dirinya tidak ingin berkomentar apapun lagi. Semua demi kebaikan sang istri.
Saat suasana sedang panas, pagi itu Pratu Putra datang menghadap Bang Hara.
"Selamat siang, Danki..!! Kami Pratu Putra mohon ijin menghadap." Lapor pria yang kini sudah berpangkat Pratu.
Bang Hara menoleh pada sumber suara. Ia mengangguk menyambutnya. Di samping Pratu Putra ada sosok Latifah yang sudah tersenyum namun sesekali tangan Pratu Putra menahannya, begitu pula dengan Bang Hara yang kemudian menghalangi sang istri untuk maju mendekati istri Pratu Putra yang notabene adalah sahabat dari istrinya tersebut.
"Kapan datang??" Tanya Bang Hara.
"Ijin Danki. Semalam kami datang." Jawab Pratu Putra.
"Baik, selamat datang dan selamat bergabung di Kompi serbu. Semoga Pratu Putra dan Ibu Latifah bisa segera menyesuaikan diri dan betah disini." Kata Bang Hara menyambut anggotanya secara formal. "Untuk kegiatan istri prajurit, nanti silakan Ibu Latifah berurusan dengan istri saya langsung..!!"
Bang Hara menyenggol jemari Rintis yang sudah tersenyum seakan menampakan wajah gembira.
"Selamat datang Om Putra dan Tante Ifa. Semoga bisa segera menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kegiatan ya..!!" Ucap Rintis pada akhirnya.
"Siap, Danki..!! Terima kasih..!!"
"Terima kasih Bapak.. Terima kasih kasih Rin.. Eehh.. Ibu..!!"
Kedua 'gadis' itu tersenyum penuh arti hingga Pratu Putra dan Bang Hara seketika melirik istri mereka dengan cemas kemudian saling menatap.
...
"Tidak perlu les, juga tidak perlu beli sepeda listrik. Aku punya, nanti belajar pakai punyaku saja." Kata Ifa saat kedua istri meresahkan itu bertemu.
"Waaahh.. kamu sudah bisa naik sepeda???" Tanya Rintis dengan takjub.
"Bisa donk..!!!"
"Kalau begitu sore saja yang sepi. Suami aku kan Danki, sekarang aku tidak bebas dan harus berjaga ini dan itu, kau tau.. menjaga nama suamiku itu sulitnya melebihi menjaga sertifikat tanah agar tidak terjual." Jawab Rintis.
"Sabar ya Rin, aku juga tidak menyangka punya suami yang kelakuannya minus."
Rintis dan Latifah saling pandang kemudian membuang nafas berat.
"Aku juga tidak paham dengan suamiku. Kadang baik, kadang jahat, kadang suka memberiku banyak barang, kadang juga pelit. Kau saja di belikan sepeda listrik, aku tidak di belikan." Ujar Rintis rasanya ingin menangis saja karena merasa terdzolimi.
"Apakah suamimu perhatian?" Tanya Latifah memastikan keadaan Rintis sahabatnya.
"Ehmmmmm....." Rintis menerawang membayangkan banyak hal yang pernah di lalui. Mengingat kebab, gyoza dan sepeda listrik yang tertolak akhirnya membuat hatinya merana. "Tidak, daripada baik, lebih mendekati kata P E L I T."
"Masa sih, tapi kenapa Bang Putra bilang kalau Pak Hara itu baik sekali ya??? Tampangnya memang seperti rampok, tapi hatinya sangat lembut. Pernah satu kali Bang Putra melihat Pak Hara memberi sanksi pada anggotanya, entah masalah apa. Tapi setelahnya Pak Hara bersedih karena anak dari anggota nya itu menjadi terlantar." Kata Latifah.
Kening Rintis berkerut mendengarnya, ia bahkan belum pernah tau betul bagaimana watak suaminya itu. "Masa sih???? Aku tidak pernah tau hal itu."
"Iya Rin, suamimu itu sebenarnya nggak jahat, nggak pelit. Hanya galak saja." Jawab Latifah. "Sudahlah.. jangan kau pikir hal tidak penting itu. Lebih baik sekarang kita bangun rencana untuk belajar sepeda listrik nanti sore..!!" Ucap Latifah memberi saran terbaiknya.
.
.
.
.
semoga lancar persalinan ya.. sehat ini dn baby ya.. 🤲🏼😍