Fatimah gadis yatim piatu, dia dinikahi oleh Yusuf pengusaha muda dan tampan. Namun dia mengalami banyak sekali konflik rumah tangga mulai dari ibu mertuanya yang tidak menyukai dia. Dia juga divonis sulit hamil karena dia menderita PCOS. Hingga datanglah Gea teman masa kecil Yusuf yang merupakan calon menantu idaman ibu mertuanya. Bagaimana nasib pernikahan Fatimah? Mungkinkah Yusuf tergoda dengan Gea perempuan di masa lalunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mawar Hitam Berduri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 - Alergi Kacang
"Aku nggak bakalan ninggalin kamu, Fat," gumam Yusuf. "Cuman kamu yang ku mau, kehilangan harta pun aku nggak peduli."
Yusuf masih menguntit Fatimah dan bocah laki-laki itu. Dia bahkan sudah meminta orang kepercayaannya untuk mencari tahu tentang mereka selama 5 tahun terakhir.
"Aku nggak akan pernah membiarkan pernikahan kita hancur. Dan aku akan korbankan apapun demi cinta dan pernikahan kita yang suci," Yusuf masih mengawasi Fatimah di toko roti.
"Mama akan coret kamu dari daftar warisan keluarga kita!" kalimat itu terus terngiang-ngiang dalam pikiran Yusuf.
Yusuf menarik nafasnya sejenak. "Lebih baik hidup tanpa harta warisan keluarga, karena aku yakin cukup Allah bagiku. Pernikahanku lebih penting dibandingkan dengan harta keluargaku."
"Apapun yang akan terjadi, aku akan tetap mempertahankan pernikahanku. Karena bagiku kamu adalah bagian dalam kehidupanku. Dan aku akan buktikan."
Adam berlari-lari. Hingga akhirnya dia menabrak Yusuf.
[BRAK!]
Adam tersenyum menatap wajah Yusuf. Lalu dia memeluk Yusuf begitu sangat erat sekali.
"Mau kau menjadi ayahku?" Tanya Adam.
Yusuf terdiam mematung.
Detak jantung Yusuf berdebar begitu sangat kencang sekali ketika pertemuannya kembali dengan Adam. Dia merasa ada getaran yang begitu sangat aneh. Dia menatap kedua sorot mata Adam. Dia seperti melihat dirinya sendiri di waktu kecil.
"Ya Allah, kenapa hatiku bergetar ketika berdekatan dengan bocah laki-laki ini? siapa dia sebenarnya?" Yusuf membatin dalam hati kecilnya, dia seolah melihat bayangan masa kecilnya.
Sementara Fatimah berada di kasir. Dia membayar beberapa belanjaannya. Lalu dia pun tersadar, dia tidak melihat putranya yang ada di sampingnya. Dia tampak begitu sangat kebingungan.
"Adam kamu ada di mana?" Fatimah tanpa kebingungan mencari putranya. kedua matanya mulai mengedar ke seluruh penjuru toko.
Yusuf dan Adam berada di depan tokoh. Mereka berdua menikmati cheese cake dan es matcha green tea. Mereka berdua memiliki kesamaan tentang makanan dan minuman.
Tanpa sengaja Adam mengunyah kacang. Hingga akhirnya dia merasa tubuhnya gatal-gatal. Bahkan terlihat merah-merah di seluruh wajahnya.
Adam merasa dadanya begitu sangat sesak sekali, ketika dia habis makan kacang. Wajahnya terlihat begitu sangat bengkak. Yusuf yang terlihat begitu sangat cemas sekali melihat kondisi Adam.
" Kenapa dia memiliki kesamaan denganku alergi kacang? Ya Allah, petunjuk apa lagi yang akan kau berikan untukku tentang bocah laki-laki ini?" Tanya hati Yusuf.
Yusuf begitu sangat panik sekali. Dia segera melarikan Adam ke rumah sakit terdekat untuk memeriksa kondisinya. Sementara Fatimah mencari kepergian Adam. Dia tidak menemukan Adam di sudut toko kue manapun.
"Ya Allah, Ke mana perginya Adam? Apakah Adam diculik? " Pikir Fatimah. Dia berusaha untuk menghubungi Damar. Dia begitu sangat cemas dan kebingungan.
*
Mobil Yusuf pun berhenti di rumah sakit Medika Utama. Dia segera menggendong Adam lalu membawanya menuju ke ruang UGD. Dia tampak panik dan kebingungan. Bahkan dia tidak terlintas tentang Fatimah.
"Apa mungkin Adam ini adalah anakku? tapi apa mungkin Fatimah, ketika meninggalkanku dalam kondisi hamil?" Pikir Yusuf ketika berada di ruang tunggu.
Yusuf mulai mondar-mandir menunggu kabar dari dokter. Namun dia merasa Adam memiliki banyak kesamaan dengan dirinya.
*
"Apa mungkin Adam diculik?" Celetuk Fatimah. dia bahkan tidak bisa menghubungi Damar. Berulang kali dia melakukan panggilan dan mengirim pesan chat, namun tidak ada respon sama sekali.
"Apakah aku sebaiknya lapor polisi aja?" Pikir Fatimah.
*
Bersambung
tokoh jahat dibuat lebay jahatnya
tokoh baik dibuat lebay baiknya