NovelToon NovelToon
Bukan Sekedar Kebebasan

Bukan Sekedar Kebebasan

Status: tamat
Genre:Tamat / Time Travel / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nuah

1 JUN 24 TMT

Menjadi bagian dalam penyelamatan bumi dari Meteor yang akan menghanguskan semua kehidupan yang ada, XF 001 adalah manusia biasa yang tercipta untuk menjadi robot.

XF 001 harus menekan keinginannya dan mendengarkan semua perintah yang ada, mengorbankan dirinya dalam sebuah misi mulia. XF 001 tewas dalam kejadian tabrakan meteor dengan roket itu.

Namun dia tiba-tiba terbangun dalam sebuah tubuh Putri seorang Duke. Sialnya, dia harus menghadapi kenyataan ternyata dia masuk ke dalam sebuah novel yang dia baca secara sembunyi-sembunyi.

Tokoh utama novel itu adalah seorang wanita yang melakukan time travel, seorang mahasiswi yang ingin menjadikan dunia tersebut sebagai dunianya sendiri. Tokoh yang akan bermain dengan banyak pria tanpa adanya status yang jelas.

"Baiklah, aku tidak tertarik dalam kisah percintaannya. Kondisiku lebih genting saat ini, kenapa aku harus menjadi budak untuk jadi penghibur?"

Bagaimana kisah XF 001 dalam mencari kebebasan yang selama ini dia ida

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

Seorang pria nampak terdiam mendengarkan laporan bawahannya di dalam kereta kuda, tangannya terkepal namun seringai dingin kini tampak di bibirnya.

"Tuan, saya bisa menjamin berita dan keasliannya. Para penonton di arena Gladiator memang melihat adanya sosok Budak berambut perak dengan mata biru." Ucapnya menunduk.

"Ke tempat itu sekarang!" Perintah pria berambut hitam itu, wajahnya yang dingin nampak tak tertebak apa yang saat ini tengah dia rasakan.

Mereka sampai di depan arena Gladiator, dia memakai penutup wajah dan masuk ke jajaran para Gladiator. Seorang pria bertubuh besar tanpa sengaja menariknya masuk dan melemparkan pria itu ke dalam arena.

'Sial! Kenapa aku malah di kira sebagai budak!' Umpat pria itu dalam hati, namun pandangannya kini tertuju pada sosok berambut perak yang di penuhi debu dan lumpur.

"Wah lihatlah, ada dua orang budak yang akan jadi makanan singa itu sekarang!" Ucap salah seorang penonton.

"Pertandingan dua lawan satu akan segera di lakukan, bagaimana dua manusia ini akan selamat dari serangan raja hutan? Baiklah kita saksikan pertandingannya sekarang!" Ucap pemandu acara, seketika itu juga rantai di leher singa itu dilepaskan.

Singa itu nampak menuju ke arah Aurora, Aurora mengutak-atik kawat di tangannya dan melepaskan borgol dengan cepat. Semua orang terkesima dengan penampilan tersebut tanpa terkecuali pria berambut hitam itu.

"Kemarilah kucing manis!" Ucap Aurora, pria berambut hitam itu langsung berlari cepat berdiri di hadapan Aurora.

Pluk!

Aurora menepuk bahu pria itu, dia tersenyum dan kembali berdiri di hadapan pria itu dengan senyumannya. Seketika pria itu terkejut, tangannya telah memegang pedang yang sejak awal tengah dia sembunyikan.

"Selain orang tua ku, mungkin kau adalah salah satu orang yang mau mati demi aku. Aku tidak akan melupakan jasa ini, ingatlah nama ku Aurora." Ucap Aurora, mata pria itu langsung membulat tak kala mendengar nama itu.

Sedangkan singa itu nampak semakin mendekat, namun suara lembut Aurora tiba-tiba terdengar syahdu. Mata pria itu sekali lagi membulat mendengarnya, singa itu langsung terdiam dan menunduk di hadapan Aurora.

Para penonton di buat kagum dengan suara merdu itu, bahkan beberapa bangsawan sudah siap membeli Aurora dengan harga yang tinggi. Aurora mengangkat sudut bibirnya ke atas dan meraih lengan pria di belakangnya.

Pria itu melepaskan pedang yang dia pegang dan mengikuti langkah Aurora, Aurora membawa pria itu untuk duduk di atas punggung singa berukuran besar itu.

Aurora menajamkan pandangannya, dia langsung tersenyum tak kala mendapati satu pintu keluar yang nampak tidak terkunci dengan benar.

"Pegangan!" Ucap Aurora, hingga auman singa itu seketika menggema dan Aurora mengelus pundak singa itu. Dengan kecepatan tinggi, singa itu langsung berlari dan menerjang sebuah pintu.

Dalam sekali hantaman pintu itu terbuka, mereka langsung melarikan diri dari kepungan itu menuju keramaian. Orang-orang berteriak ketakutan saat seekor singa nampak berlari dengan kecepatan tinggi dan pergi menuju area hutan.

Aurora menghela nafas lega setelah beberapa kali menengok ke belakang dan memperhatikan situasi, saat mereka sudah sampai di tepi hutan. Aurora melepaskan singa tersebut dan akhirnya dia dapat bebas dari perbudakan.

Untunglah dia belum menggunkan dan memiliki kontrak budak, sehingga dia tidak akan takut mati bila dia melarikan diri begitu saja. Sedangkan pandangan Aurora kini tertuju pada pria yang dia selamatkan tanpa sengaja.

"Wah aku dapat teman seperjuangan, tolong rahasia kan ya?" Ucap Aurora menempelkan ibu jarinya di depan bibir.

"Siapa nama mu?" Tanya Aurora, dia berjalan menuju ke dalam hutan bersama dengan pria itu yang mengikutinya dari belakang.

"N-nama ku Henry." Aurora tersenyum, namun dia langsung terpesona saat penutup wajah pria itu di buka dan mendapati sosok tampan dengan mata coklat tajam dan rambut hitam yang memikat.

'Astaga, ganteng banget. Ini adalah maha karya yang dapat memicu peperangan di dunia.' Gerutu Aurora dalam hati, dia benar-benar terkesima dengan pria itu dalam pandangan pertama.

"Oke Henry, salam kenal ya?" Aurora mengulurkan tangannya, Henry nampak kebingungan sejenak. Namun Aurora yang memahami kebingungan Henry langsung menyalamkan tangannya agar berjabat dengan Henry.

"Aku Aurora, ngomong-ngomong sekarang kita ada di mana ya?" Aurora celingukan memperhatikan sekeliling yang nampak sepi.

"Anda tidak tahu sekarang kita di mana?" Tanya Henry, Aurora menggelengkan kepalanya dan mulai memperhatikan hutan yang tidak terlalu lebat itu.

"Ini hutan Stardoks tempat para binatang roh berada." Aurora terkekeh, dia lupa bila saat ini dia masuk pada novel bergenre romansa fantasy yang mengusung tema dewasa.

"Aish, aku bahkan tidak mengerti situasinya. Tapi aku harus membersihkan diri terlebih dahulu, benar-benar kotor!" Umpat Aurora berjalan mencari sungai, Henry juga mengikutinya dari belakang.

"Akhirnya ada sungai, kamu jangan ke sini!" Aurora mendorong Henry untuk menjauh, sedangkan Henry dengan cepat menggelengkan kepalanya.

"Bagaimanapun ini adalah hutan yang berbahaya, Nona penyelamat pasti akan dalam bahaya bila saya jauh dari anda." Ucap Henry.

"Astaga kau ini, jangan menyepelekan kemampuan ku ya? Lagi pula seharusnya kamu juga ke rumah mu, kenapa terus mengikuti ku?" Aurora menekan keningnya, namun dia langsung berbalik menuju sungai.

"Balikkan badan mu, jangan melihat ke arah ku!" Perintah Aurora, pria itu akhirnya menurut dan membalikkan badannya.

Aurora membersihkan tubuhnya, hingga kotoran yang menempeli tubuhnya menghilang. Aurora mengenakan pakaiannya kembali dan menggelengkan kepalanya tak kala melihat Henry yang terus berada di tempatnya seperti semula.

"Udaranya akan semakin dingin bila semakin malam, aku juga sangat lapar." Gumam Aurora memperhatikan hutan yang kian gelap saat matahari telah tenggelam.

"Aku akan mengambil ikan dulu, apa kau bisa menyalakan api, Henry?" Henry berbalik menatap Aurora yang telah bersih, wajahnya nampak bersemu kemerahan saat rambut perak itu nampak sedikit basah, kulit putih Aurora yang indah di bawah sinar rembulan membuatnya tak sanggup berkedip.

"Aku bisa melakukan keduanya, Nona penyelamat sebaiknya istirahat saja sekarang." Aurora terkekeh dan menggelengkan kepalanya.

"Panggil saja Aurora, kita lakukan bersama agar pekerjaan bisa lebih cepat." Aurora mengambil beberapa ranting kayu, dan menumpuknya.

"Aku akan membuat api kalo begitu, untuk mengambil ikan aku serahkan pada mu ya?" Henry mengangguk dan berjalan menuju ke arah sungai.

'Astaga, apa yang sedang aku lakukan? Wanita itu sekarang nampak sangat berbeda. Tapi dia tetap baik seperti biasanya, Aurora ku.' Gumamnya dalam hati, hingga seorang pria berjubah hitam datang dan menunduk di hadapan Henry.

"Tuan, kami siap menjalankan perintah!" Ucapnya, Henry menggelengkan kepalanya.

"Akan lebih menarik bila dia hanya menganggap ku sebagai orang biasa, jangan mengawasi kami terlalu dekat." Ucap Henry, pria itu langsung menghilang begitu saja setelah mendapatkan perintah dari sang Tuan.

1
Ani
akhirnya happy ending.
ternyata selama ini pangeran mahkotany palsu.
𝔑𝔲𝔞𝔥: /Smile//Smile//Smile/
total 1 replies
Ani
Seperti apakah visual Henry kenapa Aurora sampai tertawa
𝔑𝔲𝔞𝔥: untuk visual nanti nyari dulu kak wkwkwkwk..
total 1 replies
Ani
taktiknya luar biasa
𝔑𝔲𝔞𝔥: /Chuckle//Chuckle//Chuckle/
total 1 replies
Ani
kotoran yang ditendang tentu iya sepatumu bau 😃😃😃😃😃😃
𝔑𝔲𝔞𝔥: /Proud//Proud//Proud//Proud//Proud/
total 1 replies
Ani
😲😲😲😲😲 baru sekali tamparan 2 gigi yang copot seandainya berkali kali langsung ompong dong 😆😆😆😆😆
Ani: ngeri ya Kak si Aurora. beringas banget
𝔑𝔲𝔞𝔥: hohoho/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 2 replies
Ani
ternyata ada yang ingin bermain main toh ..
𝔑𝔲𝔞𝔥: /Determined//Determined//Determined//Determined//Determined//Determined/
total 1 replies
Ani
dapat GA gelang dung. aku juga mau 😁😁😁😁😁😁
Ani
dasar,ternyata cerdas juga Aurora .bisa digunakan untuk taktik perang nih..
Ani
ini sih namanya akting luar biasa. drama ala ala korea atau thailand 😁😁😁😁😁
𝔑𝔲𝔞𝔥: hahahah, drama india kak🤣
total 1 replies
L K
jd curiga nih mw bikin senjata unik
𝔑𝔲𝔞𝔥: senjata rahasia kak😘
total 1 replies
L K
aku yakin 100% duke harvis yah si henry ini 🤣
𝔑𝔲𝔞𝔥: emang iya
total 1 replies
Ani
ternyata begitu toh ceritanya.. Raja nya pilih kasih dong..
Sri Wahyuningsih
lanjut,tambh seruh sj
𝔑𝔲𝔞𝔥: makasih akak, aaaiaaap
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!