NovelToon NovelToon
Love Of The Gonzalu Beach

Love Of The Gonzalu Beach

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Filychia Lala

Liburan yang Gina nanti-nantikan untuk mengunjungi salah satu kota indah di ujung Timur Indonesia yakni Larantuka NTT membuat dia bertemu dengan dua orang pria yang sama-sama baru saja dia kenal, Randy yang di atur oleh calon kakak iparnya (Rully) untuk menggantikan Rully dan Gina untuk pergi liburan bersama Gina. Sedangkan Ega yang karena keisengan Randy pada Gina, dia mendahului Gina berjalan dan akhirnya wanita itu tertinggal lumayan jauh di belakangnya, kejadian naas tiba-tiba menimpanya, secara tidak sengaja Ega menabrak Gina saat pertama kalinya menginjakkan kaki di kota budaya Larantuka.
Cerita tentang mereka pun akhirnya dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Filychia Lala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sahabat.

“Ayo, siapa takut!” Gina bersemangat, dia mengambil raket dan langsung menuju ke lapangan.

Ajakan Randy di ladeni oleh Gina, dia lupa kalau Stenly pernah mengatakan bahwa Randy tidak boleh main lagi, dia telah dilarang oleh dokter untuk main badminton, Randy tidak boleh capek karena telah melakukan operasi tulang belakang. Tiga set permainan mereka lakukan, set pertama Randy menang dan dua set terakhir dimenangkan oleh Gina dengan perjuangan yang sangat-sangat berat.

Selesai pertandingan, keduanya memilih untuk beristirahat. Kebetulan jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang sehingga Randy yang sedang kelelahan itu menawarkan traktiran makan siang dan Gina pun menyetujuinya.

Mereka makan siang di kafe terdekat dari tempat mereka latihan, itu merupakan tempat favorit Gina untuk makan siang sejak memulai latihan di tempat itu.

“Gina, ada yang mau aku sampaikan padamu.” Kata Randy setelah mereka selesai makan.

“Katakan saja!” Gina dengan enteng mempersilahkan Randy untuk bicara sambil dia membersihkan sisa-sisa makanan yang melekat di bibir mungilnya.

“Mungkin apa yang akan aku katakan padamu itu tidak terlalu penting bagimu, tapi hal ini selalu mengganggu pikiranku.” Kata Randy memulai.

“Oh yah? Apa itu?” Tanya Gina yang masih berbicara dengan enteng seolah hal itu memang benar bukan hal yang penting baginya.

“Aku hanya mau minta maaf sama kamu, aku tahu mungkin sekarang sudah terlambat tapi tidak ada salahnya untuk melakukannya. Aku tidak punya maksud apa-apa sama kamu, aku hanya mau memohon maaf darimu saja.” Jelas Randy.

“Minta maaf untuk? Aku rasa tidak ada kesalahan yang kamu buat padaku.” Balas Gina.

“Memang mungkin menurutmu tidak, tapi bagiku itu adalah kesalahan terbesar yang pernah aku lakukan dalam hidupku.” Kata Randy lagi.

Gina sontak menatap wajah Randy, terlihat ekspresinya penuh pengasihan, sungguh sangat menyedihkan dan tak dapat diekspresikan dengan kata-kata. Intinya Randy terlihat menyesal dan sedih.

“Aku ninggalin kamu sendirian di Larantuka, aku tahu itu salah tapi aku terpaksa harus melakukannya, aku tidak tega membangunkanmu.” Lanjut Randy.

“Randy, tahu nggak kamu kalau itu bukan alasan yang tepat?” Bentak Gina.

“Aku tahu kalau….” Randy tidak dapat melanjutkan perkataannya.

“Kenapa waktu itu kamu tidak berterus terang padaku kalau kamu lagi ada masalah? Kenapa kamu menyembunyikannya dariku? Terus ngapain lagi kamu bohong?” Kata Gina dengan nada marah.

“Aku tahu aku salah tapi jika saat itu aku membangunkanmu dan berbicara denganmu sebelum mengambil keputusan, mungkin saja kamu tidak akan mengijinkanku untuk mengambil langkah sejauh itu. Aku tidak tega melihat adikku dalam keadaan seperti itu, aku lebih memilih dirikulah yang menderita.” Jawab Randy. “Aku memang tidak cerita masalah itu padamu, aku menyembunyikannya darimu tapi aku tidak pernah bohong padamu.” Lanjut Randy. Dia tidak berani menatap Gina.

“Pembohong, pembohong, kamu pembohong!” Teriak Gina berdiri mendekati Randy dan memukuli pria itu.

“Aku tidak terima kamu bilang pembohong Gin.” Randy menahan tangan Gina yang memukulnya.

“Kalau kamu tidak terima di bilang pembohong, kenapa kamu bohong padaku?” Tanta Gina yang masih berusaha untuk berontak, dia berusaha melepaskan tangannya dari Randy.

“Aku bohong apa padamu Gina? Coba katakan!” Perintah Randy menyeimbangi nada bicara Gina.

“Kenapa kamu bilang kalau kamu pulang karena ada masalah di kampus? Nyatanya masalah pribadi yang berkaitan dengan adikmu. Apa kamu lupa dengan surat yang kamu tulis waktu itu untukku?” Dengan sekuat tenaga Gina menghentakkan tangannya sampai terlepas dari genggaman Randy.

“Maaf!” Randy menundukkan kepalanya, dia tidak dapat berkata-kata lagi.

“Masalahnya tidak akan selesai hanya dengan minta maaf Randy!” Gina masih emosi, dia tidak dapat mengontrol emosinya lagi.

“Aku tahu, tapi tidak ada lagi yang dapat aku lakukan selain minta maaf.” Bisik Randy yang masih terus menundukkan kepalanya.

“Oke, ada lagi yang mau aku tanyakan padamu.” Kata Gina.

“Apa?” Randy mengangkat kepalanya menatap Gina, dia penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh wanita di hadapannya itu.

“Jawab dengan jujur Rand, apa kamu adalah penelpon misterius yang sering menelponku dan menjadi tempat curhatku?” Tanya Gina membalas tatapan Randy.

“Benar Gina, itu aku. Aku melakukan itu karena ingin tahu keadaanmu. Aku sengaja menjadi penelpon misterius karena aku tidak mau kamu menghindariku.” Jawab Randy jujur.

“Dasar! Dasar! Dasar!” Gina kembali memukuli Randy. “Kenapa kamu lagi-lagi tidak jujur?” Gina menangis. “Begok, begok, begok! Kenapa aku tidak menyadarinya dan malah dengan bodohnya menceritakan semua masalahku padamu?” Gina memukuli kepalanya sendiri.

“Jangan gitu Gina, aku mohon!” Randy berusaha menahan tangan Gina yang memukuli dirinya sendiri tapi pria itu tidak berani memeluk Gina, dia tahu kalau dia tidak layak melakukan itu walaupun dia mencintai Gina. Dia masih menghargai hubungan Gina dan Ega, Randy tidak mau terjadi kesalah pahaman yang nantinya akan merusak hubungan kedua orang itu, dia tahu batasan untuk dirinya.

“Tenang Gina!” Randy menuntun Gina duduk. “Sekali lagi, aku mohon maaf atas semuanya! Aku hanya berharap kamu mau menerimaku sebagai temanmu lagi, tidak lebih dari itu.” Bisik Randy, dia berlutut di hadapan Gina.

Mendengar perkataan Randy itu membuat Gina semakin menangis, dia semakin sakit hati. Dia juga tahu kalau saat itu mereka tidak bisa menjalin hubungan yang lebih dari seorang teman atau sahabat walaupun dia mengingingkan mereka lebih dari sahabat. Gina sadar posisinya saat ini.

“Kamu mau memaafkanku kan?” Tanya Randy beberapa saat setelah keduanya mengontrol emosi dan perasaan mereka.

“Iya Rand, aku sudah memaafkanmu, tapi aku minta kamu jangan seperti itu lagi! Kalau kamu masih menganggapku teman atau sahabatmu, kamu harus mau berbagi masalahmu denganku.” Pintah Gina.

“Terima kasih Gina, kamu memang orang yang sangat baik!” Randy berdiri dan kembali ke tempat duduknya.

“Gina, kamu masih mencintai aku kan?” Tanya Randy setelah dia duduk di tempat duduknya.

“Yah, aku masih sangat mencintaimu, tapi sebagai sahabat.” Jelas Gina dengan mulutnya menjawab pertanyaan Randy walaupun dalam hatinya tidak seperti itu.

“Sa-ha-bat?” Randy terbata. “Apa kamu tidak mau menjadi pacarku? Atau menikah denganku?” Lanjut Randy.

“Maaf Randy, kamu tahu kan sekarang aku pacaran dengan Ega?! Jadi aku tidak mungkin menjadi pacarmu.” Kata Gina dengan tegas.

“Tapi kamu kan….” Randy terdiam tak dapat melanjutkan perkatannya.

“Randy, aku harap kamu mengherti dengan keadaanku dan menghargainya.” Bantah Gina. “Untuk keadaan ini aku seharusnya berterima kasih padamu, karena jika sekiranya kamu tidak pergi waktu itu mungkin saja aku dan Ega tidak seperti sekarang ini.” Kata Gina lagi.

Hati Randy serasa teriris-iris, sakit mendengar apa yang barusan Gina katakan, tapi dia tidak bisa memungkiri itu, memang itu kesalahannya dan dia harus menerima konsekuensinya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!