Love Of The Gonzalu Beach

Love Of The Gonzalu Beach

Kakakku mana?

Hari ini Gina sangat senang karena waktu untuk liburan telah tiba, rencanannya dia akan berangkat ke Larantuka bersama dengan kakaknya yang bernama Agatha serta pacar Agatha yang bernama Rully.

“Rully, kakakku mana? Kok kamu datang sendirian aja?” Tanya Gina saat ketemu dengan Rully di depan bandara yang hanya datang sendirian.

“Iya dikit lagi pasti datang kok.” Jawab Rully santai.

Gina yang tidak mau banyak bicara, hanya berpikir positif saja, dia duduk di kursi yang sebelumnya dia duduki sambil memainkan hp nya. Rully pun mengikuti apa yang dilakukan Gina, dia duduk di samping Gina.

“Aduh kenapa Randy lama banget?” Bisik Rully gelisah tapi masih bisa di dengar oleh Gina.

“Apa? Randy? Siapa tuh Randy? Bukannya mikirin kak Agatha yang belum kunjung datang, eh malah kamu mikirin orang yang tidak jelas siapa.” Bentak Gina pada calon kakak iparnya itu yang hanya memikirkan orang lain dan tidak mengkhawatirkan kakaknya.

Rully tidak menghiraukan perkataan Gina, dia terus mengotak-atik Hp dengan gelisah.

“Eh itu dia orangnya.” Seru Rully senang sambil menunjuk ke arah pria ganteng yang sedang menuju tempat dimana mereka berada. “Hei, Randy, ayo cepat ke sini!” Rully mengayunkan tangan memanggil Randy.

“Rully, maaf agak telat dikit. Udah lama yah?” Sapah Randy ketika berada di dekat Rully dan Agatha.

“Kak Rully, ayo jemput kak Agatha, ini udah telat banget dia, dikit lagi kita uda harus masuk ke ruang tunggu loh.” Kata Gina sambil marah-marah.

“Oh yah Rand, kenalin, ini Gina! Cewek yang gue ceritain itu.” Rully memperkenalkan Gina pada Randy tanpa mempedulikan perkataan Gina sebelumnya.

“Halo Gina!” kata Randy lembut sambil mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan Gina pertanda kenalan.

“Ganteng juga ni orang, tatapannya, suaranya lembut banget, sopan, dan ……” Gina menatap Randy dengan tatapan kosong, sepertinya dia sedang melamun.

“Hoiii Ginaaaaaaa….” Teriak Rully sambil mengayunkan kedua tangannya di depan wajah Gina. “Ngelamun aja nih cewek.” Bentak Rully.

“Eeehhhmmmm, sorry! Gina.” Gina membalas perkenalan Randy sambil memeggang tangan Randy yang terulur di hadapannya sejak tadi.

“Wahhh tangannya pun lembut dan hangat tidak seperti laki-laki biasanya.” Kata Gina dalam hati saat bersalaman dengan Randy.

“Ehheemmmm…” Rully berdehem. “Itu tangannya kelamaan di pegang bro.” Sindir Rully karena sedari tadi Gina terus menggenggam tangan Randy sambil menatap wajah pria di hadapannya itu.

“Maaf!” Randy dan Gina tiba-tiba melepaskan genggaman tangan keduanya. Wajah Gina berubah menjadi merah padam, sedangkan Rully tertawa melihat aksi kedua orang yang berada bersamanya itu.

“Udah yah!” Kata Rully setelah menetralkan ekspresinya. “Gina, aku mewakili kakak kamu Agatha dan aku sendiri, kami minta maaf karena tidak dapat menemanimu dalam liburan kali ini karena kami ada banyak tugas yang harus dikerjakan, makanya aku meminta Randy untuk menemani kamu.” Jelas Rully.

“Apa?” Gina kaget mendengar perkataan Rully. “Mana bisa kalian membiarkan aku pergi liburan dengan orang yang baru saja aku kenal?” Gina marah dengan ekspresi yang tidak dapat dijelaskan.

“Kamu tenang aja Gin, dia itu teman aku yang paling baik. Agatha juga mengenalnya. Dia tidak akan mungkin menyakitimu.” Rully menenangkan Gina.

“Tapi aku tidak mau kak.” Rengek Gina yang masih belum bisa mempercayai Randy.

“Udah, tenan aja, ayo sana pergi, denger tuh pengumuman, kalian sudah di suruh naik ke dalam pesawat.” Tambah Rully lagi.

“Tidak mau.” Gina hendak mengambil langkah berbalik untuk pulang.

“Gina, rugi loh, kasihan tiketnya hangus gitu aja.” Bujuk Rully.

Gina menatap Randy yang membalas dengan senyum lembutnya.

“Yah sudah!” Bentak Gina pada Rully berusaha untuk tenang dan menerima kenyataan. “Sampaikan salamku untuk kak Agatha.” Gina menyalimi Rully.

Akhirnya Gina dan Randy melangkahkan kaki mereka meninggalkan tempat mereka semua menuju ruang tunggu untuk naik ke atas pesawat.

“Aku tidak menyangka kalau kejadiannya bakalan jadi seperti ini dimana aku harus pergi berlibur bersama orang yang aku tidak kenal asal-usulnya sama sekali. Apakah liburan kali ini akan menyenangkan seperti dulu atau akan berakhir dengan menyedihkan? Ahh aku tidak tahu, mudah-mudahan saja aku mendapat pengalaman yang menarik.” Pikir Gina dalam hati dalam perjalanan menuju ke dalam pesawat.

“Gina, kamu lagi mikirin apa? Kenapa diam aja? Kalau ada sesuatu yang kamu pikirkan, kamu bisa katakan padaku.” Randy memegang lengan Gina secara spontan karena melihat Gina yang mematung.

“Hah?” Gina tersadar dari lamunannya. “Tolong lepaskan tanganku!” Perintah Gina melirik ke arah lengannya yang dipegang oleh Randy.

“Baiklah.” Secara spontan Randy melepaskan genggaman tangannya. “Tapi Gina, aku mohon jangan acuhkan aku, jangan diam aja kayak tadi, aku kan ada di sini sebagai temanmu, aku di tugaskan oleh kakakmu untuk menjagamu, aku juga bukan boneka atau patung, aku ini manusia Gin.” Omel Randy panjang lebar.

“Hemmm…? Hah…?” Gina bingung harus berbicara apa pada pria yang duduk di sampingnya itu.

“Gina, kenapa kamu diam aja dan tidak mau bicara padaku? Kamu anggap aku ini apa? Aku juga punya perasaan loh yah.” Lanjut Randy dengan tatapan sedih.

“Baiklah, maafkan aku!” Gina menghembuskan nafas secara kasar ke udara, dia berusaha menerima Randy sebagai temannya saat ini karena memang benar, saat ini yang dia kenal hanyalah Randy seoarang walaupun mereka baru saja kenal beberapa menit yang lalu.

“Heeemmmm….  Aku tidak bermaksud membuatmu sedih tapi entah kenapa aku tidak punya selera untuk mengeluarkan kata-kata, aku juga tidak bermaksud mengacuhkanmu tapi aku benar-benar tidak tahu harus berbicara apa denganmu Ran, dan aku juga tidak dapat menatapmu karena jika aku memandang wajahmu, aku seperti terhipnotis untuk terus menatapmu dan tak dapat melepaskan pandangan itu darimu.” Batin Gina dalam hati.

Entah apa yang dipikirkan oleh Gina saat itu terhadap Randy, mungkin dia memang tidak percaya sepenuhnya pada pria itu karena mereka baru saja kenal, namun di sisi lain ketampanan Randy mampu menghipnotis perasaan dan pikiran Gina.

“Tuh kan diam lagi, kamu ngelamun mikirin apa sih? Apa kamu tidak senang dengan kehadiranku?” Tanya Randy hati-hati. “Kalau kamu tidak suka dengan keberadaanku, aku akan berhenti di bandara berikutnya dan kembali ke Manado. Aku tidak ingin mengganggu liburanmu.” Kata Randy tidak enakan.

“Maaf, aku senang kok dengan kehadiranmu tapiii….” Gina menatap wajah Randy beberapa saat, dia berusaha menghibur Randy dan merasa bersalah pada pria itu atas perlakuannya yang sebenarnya bukan karena tidak menginginkan keberadaan pria itu.

“Tapi kenapa Gin?” Tanya Randy. “Kenapa kamu menatapku seperti itu?” Randy sadar kalau Gina menatap wajahnya dan hal itu membuatnya salting.

“Ah, yah? Aku hanya ingin melihat wajahmu saja.” Jawab Gina spontan. Keduanya menjadi salah tingkah.

Percakapan itu menjadi pamungkas bagi mereka berdua yang di obok-obok perasaan masing-masing.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!