NovelToon NovelToon
Wanita Janda Istri Sang Dokter

Wanita Janda Istri Sang Dokter

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Janda
Popularitas:123.2k
Nilai: 5
Nama Author: indah yuni rahayu

Fahmi yang sudah bertunangan dengan Sesil terpaksa harus menikahi Saras yang seorang janda. Bukan karena cinta melainkan karena rasa kasihan dan kepeduliannya terhadap janda miskin beranak satu.

Lantas bagaimana dengan Sesil setelah tahu tunangannya sudah menikah lebih dulu ?

Lalu bagaimana dengan Saras yang telah menjadi istri seorang dokter itu, akankah ia mendapatkan cinta yang tulus darinya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah yuni rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kepanikan Fahmi

Saat janin Saras dikeluarkan dari rahim, semburan darah yang mengucur deras membuat Joni ingin muntah dan bergegas pergi keluar kala itu. Ia teringat dengan mantan istrinya ketika melahirkan Bagas, Jonilah yang sebagai suami menunggui proses persalinan sampai selesai.

Dan tugasnya akan selesai setelah mengangkat tubuh Saras mengembalikan ke tempat semula. Awalnya Joni seperti tidak asing dengan postur tubuh wanita itu. Pas ia ingin membuka masker wanita itu keduluan Amira yang lekas memintanya buru - buru pergi.

Joni setengah berlari setelah kerumunan itu datang, dengan peristiwa tadi ia teringat mantan istrinya, "Jika Saras menikah lagi, dia pasti juga sudah hamil."

Joni segera pergi menuju ke tempat biasa untuk berjudi, kali ini ia mengadu untung dengan uang hasil kerja kerasnya yang tidak lain membunuh darah dagingnya sendiri. Joni seperti tampak tidak menyesal. Yang ada di pikirannya sekarang adalah uang, uang dan uang. Bahkan rencana untuk menuntut mantan istrinya juga menjadi tertunda lantaran sibuk berjudi. Bagaimana nanti kalau ia tahu telah membunuh calon anaknya meski ia tidak terlibat secara langsung. Hukum Tuhan akan membalasnya secara perlahan.

Sementara itu, Fahmi baru saja selesai melakukan operasi pertamanya. Ia merogoh saku celana yang tidak mendapati ponselnya. Dicarinya segera ke dalam tas, ternyata dompet nya juga tidak ada. Kemungkinan tertinggal di meja makan saat sarapan pagi tadi. Ia melihat jam di pergelangan tangan menunjuk pukul 10.00 masih ada waktu untuk kembali pulang karena 2 jam lagi ia ada jadwal operasi lagi.

Fahmi menuju parkiran menaiki mobil akan pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah ia tampak melihat Bik Yem yang sedang gelisah.

"Bik Yem, ada apa, terlihat gelisah sekali?" tanya Fahmi yang segera memasuki rumah.

Bik Yem dengan keraguan menyampaikan apa yang ia ketahui. Fahmi sudah mendapatkan apa yang ia cari dan bergegas pergi.

"Den Fahmi!" panggil nya ragu.

"Ya," Fahmi menoleh.

"Non Saras tadi pergi, tapi sampai sekarang kok belum kembali. Saya jadi khawatir." ujarnya dengan cemas.

Ucapan Bik Yem membuat Fahmi segera mengecek ponselnya mungkin Saras pamit mau pergi ke mana, karena sudah kebiasaannya selalu pamit minta izin. Tapi, nihil. Fahmi tidak menemukan notif apapun dari Saras.

"Lah emang ke mana Bik?"

"Tadi pas saya menyapu rumah samar - samar denger diajak nyonya pergi ke supermarket, Den."

Fahmi tampak berkerut dan detik berikutnya ia menerima panggilan dari ibunya.

"Ya, Ma. Mama sekarang lagi di mana, Saras sama Mama kan ?" Semenjak Fahmi mengetahui Saras hamil, ia mulai memprioritaskan kesehatan Saras sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai suami. Dan mengganggap anaknya Saras anaknya juga. Bahkan ia rela pulang mengambil dompet karena akan membelikan susu ibu hamil.

"Fahmi ...." rintih Amira panjang membuat Fahmi cemas.

"Saras masuk rumah sakit, kami hampir dirampok dan ia keguguran sekarang. Cepatlah ke mari !" lanjutnya lagi dengan drama yang ia buat.

Fahmi sangat shock mendengar kabar itu, ia sudah mewanti - wanti Saras agar tidak keluar rumah. Melarang ini dan itu semata juga demi dirinya dan sekarang apa, ia pergi tanpa pamit malah dikagetkan dengan kondisi sudah keguguran. Jiwa mana yang tidak tersakiti mendengar kabar duka ini ? Setelah mengetahui dimana Saras dirawat, Fahmi bergegas ke sana. Ia terlebih dulu mengabari dokter Bella untuk izin tidak bisa mengikuti operasi lalu menghubungi Ambar juga.

Rumah sakit RATIH tidak jauh dari kantor polisi. Fahmi lekas menghubungi polisi setelah mendapat kabar jika istrinya terancam keselamatannya.

Setibanya di sana. Fahmi mendapati Amira tengah sesenggukan dan berdrama menyalahkan dirinya karena mengajak Saras untuk menemaninya pergi ke supermarket.

Fahmi memahami perasaan ibunya dan bergegas masuk untuk melihat keadaan Saras.

Dokter rumah sakit itu bilang Saras mengalami pendarahan hebat fase keguguran. Bidan Risa sangatlah handal, ia tahu bagaimana trik seolah pasien mengalami keguguran alami.

"Mas Fahmi, anakku ...." rintih Saras ditengah tangisannya yang sendu ditambah dengan perasaan yang hancur. Ia menyesali karena tidak mendapat restu dari suaminya untuk bepergian hingga malaikat melaknatnya.

Fahmi mendesah panjang menghibur istrinya yang sedang berduka. Diciumnya pucuk kepala sang istri sebagai bentuk penguatan. "Kita pasrahkan semua urusan pada Allah. Sudah, jangan menangis lagi. Jika kamu tak berhenti menangis, hatiku amat terluka melihatmu. Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan kepadanya lah kita akan kembali." hibur Fahmi lalu membelai hijab Saras begitu lembut.

Amira pikir melihat anaknya keguguran, Fahmi akan murka, nyatanya Fahmi malah semakin sayang dan pemandangan ini membuat dirinya muak.

Selang beberapa menit kemudian, pihak polisi datang untuk menginterogasi korban dan menganalisa kejadian.

Amira terlonjak kaget. Darimana datangnya polisi itu bahkan ia tidak menduga akan pihak polisi yang ikut campur.

"Pak polisi, ini ibu dan istri saya." tunjuk Fahmi pada Amira lalu Saras.

Amira menelan ludahnya kasar. Keringatnya pun mulai mengucur. Tubuhnya seolah menggigil padahal cuaca cukup panas.

"Ibu, bisa tolong jelaskan kronologi kejadiannya?" tanya polisi yang sudah siap mencatat.

Dari mana mulai bercerita, dari awal melihat polisi saja ia sudah gemetar dan seketika itu ia pingsan. Fahmi yang tak menyadari ibunya yang ambruk segera mengangkatnya. "Ma, bangun Ma !" Fahmi menepuk wajah ibunya tapi tak merespon. " Mungkin mama saya sangat shock Pak polusi." lalu Fahmi di bantu yang lain memindahkan tubuh Amira ke ranjang pasien di samping Saras.

Saras sudah reda tangisnya dan bersedia menjadi saksi. Bercerita lah dia bagaimana kronologi mereka dihadang seseorang yang mengenakan topeng berwarna hitam. Polisi segera mengusut kasus ini.

Beberapa anggota polisi yang lain datang memberi informasi telah menemukan sepeda motor korban. Dan ditemukan sidik jari pelaku kriminal yang diduga hanya satu orang.

"Baik, kami akan menyelidiki kasus ini dan mengusut siapa pelakunya."

"Terima kasih atas kerjasamanya."

Fahmi mengantar para polisi sampai ke muka pintu. Dari jauh datang tergopoh seorang wanita usianya lebih tua 4 tahun darinya berjalan ke arahnya.

"Bagaimana keadaan Saras sekarang ? Lalu mama ?"

"Saras sangat terpukul. Aku tidak sanggup melihatnya menderita seperti ini." Fahmi ingat betul bagaimana keadaan Saras saat pertama kali ia melihatnya tadi. Diusap sudut matanya yang berair lalu bergegas masuk disusul Ambar.

"Ya Allah Saras ! Kamu nggak apa-apa kan ?" Ambar memeluk iparnya lalu diperhatikan perutnya yang kempis.

"Mbak Ambar, aku kehilangan calon anakku .... Aku telah gagal menjaganya." Tangisan Saras pun kembali pecah.

Ambar menenangkan dan memberi petuah jika itu semua sudah kehendak takdir dan manusia hanya menjalani saja.

Diliriknya wanita paruh baya yang tergeletak lemas di samping ranjang Saras.

"Mama !"

"Mama pingsan setelah polisi datang menanyainya tadi." jelas Fahmi.

Ambar pun bertanya kronologi kejadian.

Tadi ditelpon Amira sudah menceritakan kejadiannya pada Fahmi. Jadi saat polisi datang ia bisa bicara meski tidak menjadi saksi secara langsung.

"Ini aneh." ujar Saras.

"Aneh kenapa Mbak ?"

"Supermarket terdekat tidak mengarah ke tempat kejadian, malah berlawanan arah. Lalu untuk apa mama membawa Saras ke sana ?"

Fahmi pun membulatkan matanya. Apakah pikirannya sama dengan apa yang dipikirkan Ambar.

Sementara tempat biasa Joni berjudi tiba - tiba saja digerebek polisi. Dan Joni yang cekatan itu berhasil kabur dengan sisa uang para penjudi lain yang berserakan di meja.

"Sial. Aku tidak boleh tertangkap lagi. " umpat Joni dan bergegas lari sejauh mungkin.

Para penjudi telah ditangkap dan salah satunya membocorkan jika ada seorang lagi yang lolos dari penangkapan.

"Siapa !" sentak polisi yang teramat geram.

"Joni, Pak."

Rupanya temannya itu tidak mau Joni enak - enak diluar sana sementara dirinya dan yang lain ditangkap polisi.

1
Evy
Dokter bedah memang punya gaji yang fantastis...
Evy
sama2 hamil mungkin...
Evy
Mertua yang benar-benar sudah tidak punya hati nurani...
Evy
kenapa sampai seperti itu...gak banget deh...kasihan pak dokter... kenapa...sebel jadinya..
Evy
Carikan rumah kontrakan Saja istri mu ... kasihan jika harus satu rumah dengan mertua yang tidak bisa menerima kehadiran nya.
Evy
Tetangga yang kejaaam... fitnah yang luar biasa jahatnya..
Alanna Th
trima ksh, thor sungguh mnghibur karyamu. smoga othor sehat n sukses selalu /Kiss/ /Pray//Good/
Kam1la: alhamdulillah, terimakasih sudah didoakan. mampir juga di karya saya yang lain.
total 1 replies
Alanna Th
lagi" sesil mnyerang saras. fahmi mesti dsentil krn telah ceroboh. knapa saras tdk djauhkn dari sesil??
Alanna Th
ya, sarah n saras, putri kmbr setyo n sonia
Alanna Th
siap" kembali djebloskn k penjara, sesil. kamu blm jera juga
Alanna Th
fahmi trnyt mudah skali dhasut sesil. kasian saras, blm dpt bahagia
Alanna Th
rehan mngenali saras saat mnjadi bidan dulu
Alanna Th
sptny obat prngsng dmskkn sesil k dlm kopi itu . . , siapa yg akan djadikan pmuasnya oleh fahmi?
Alanna Th
nambah lagi tindakan kriminal s joni
Alanna Th
waaa, gawat mulai saling mnaruh hati
vi
karya yang bagus...
Kam1la: terima kasih Kak....
total 1 replies
Sandisalbiah
hati sesil terlalu dengki jd lupa rasa bersyukur... dan Fahmi... entakah..
Sandisalbiah
hadeh.. harusnya di suntik mati aja si Sesil ini
Sandisalbiah
manusia² licik dan culas itu emang harus kudu segera di kerangkeng.. biar kapok
Kam1la: setuju...!
total 1 replies
Sandisalbiah
Amira mengatakan Saras wanira liar tpkelakuan dan mulutnya lebih liar.. hais..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!