kisah seorang anak gadis yang di cintai secara luar biasa oleh seorang CEO tampan dan dingin,dia hidup sebatang kara setelah kepergian ayah,ibu dan kakaknya yang meninggal karena sebuah kecelakaan. dia menikah dengan CEO dari perusahaan tempatnya bekerja. saat hamil anak pertamanya tanpa sengaja dia melihat sang suami yang tengah berpelukan dengan seorang wanita,dan ternyata itu adalah wanita dari masa lalu yang suami,dia salah paham dan memutuskan untuk pergi dari kehidupan suaminya,dia juga mengganti nama panggilannya agar sang suami tidak bisa menemukannya.
dalam pelariannya dia mendirikan sebuah toko kue sebagai mata pencahariannya.
lama kelamaan toko kuenya maju pesat,karena memang rasanya yang sangat enak dan lain dari pada yang lainnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon musya anugerah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Arman dan Alina sudah masuk ke dalam kamar,mereka duduk di atas ranjang king size milik Alina,Arman memeluk tubuh ramping Alina dengan sangat erat dan menciumi wajah sang istri. "Sayang aku kangen banget sama kamu,apa aku boleh minta hak aku sayang,udah beberapa tahun aku puasa sayang" rayu Arman pada sang istri.
"Itu sudah kewajibanku mas untuk melayanimu"
Tanpa banyak kata Arman segera mumulai aksinya,dia mulai mencium bibir sang istri dan lama kelamaan ciuman itu turun ke leher jenjang milik Alina. Alina menikmati setiap sentuhan dari sang suami.seperti pengantin baru mereka menikmati setiap sentuhan satu sama lain,terdengar suara desahan yang bersahutan antara keduanya. Pergulatan panas mereka pun terjadi hingga beberapa ronde. Puku 01.00 dini hari mereka baru menyudahi pergulatan panasnya. Karena merasa lelah mereka pun setelah membersihkan diri.
Sementara di kamar lain,Arvin keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ke kamar uncle Robby nya. Arvin mengetuk pintu kamar sang uncle,
"Tok tok tok" mendengar pintu kamarnya di ketuk Robby langsung berjalan ke arah pintu dan membukanya. Dia terkejut melihat siapa yang datang ke kamarnya malam malam begini.
"Hey boy,ada apa malam malam begini kamu menemui uncle"
"Boleh aku masuk dulu ancle,baru nanti aku akan cerita ke uncle"
"Okey boy masuklah"
Setelah masuk ke kamar tamu yang di tempati oleh Robby,Arvin langsung naik ke atas ranjang dan duduk bersila.
"Apa uncle ada laptop"
"Iya ada, soalnya ancle juga sambil menyelesaikan beberapa pekerjaan di sini"
"Boleh Arvin pinjam uncle"
"Yaahhh tentu saja,tapi untuk apa dulu"
"Nanti ancle juga akan tahu sendiri"
Robby segera mengambil laptopnya dari dalam tas lalu menyalakannya dan memberikannya kepada Arvin. Arvin menerimanya,setelah laptopnya nyala dengan sempurna Arvin segera menggerakkan jemarinya dengan sangat lincah di atas keyboard,Robby yang melihat itu pun terheran,pasalnya kenapa anak seusia Arvin sudah sangat lihai memainkan komputer. "dia meretas sebuah data,siapa yang mengajarinya" batin Robby. Dia hanya memperhatikan apa yang di lakukan oleh Arvin sampai Arvin selesai melakukan aksinya. Setelah selesai dengan kegiatannya Arvin segera memperlihatkan layar laptop itu kepada Robby.
"Uncle tolong perhatikan data ini"
"Yaahh uncle sudah memperhatikannya dari tadi"
"Tolong uncle pelajari file ini ya,ada seorang pengkhianat di toko kue milik momy,aku ingin membantunya tapi aku gak mau memperlihatkan kemampuanku pada orang lain sekalipun itu momy"
"Tapi kenapa kamu mau memberitahukan ini pada uncle"
"Karena aku yakin hanya ancle lah yang bisa membantu momy,tadi aku sudah meretas CCTV di semua cabang toko kue momy juga di toko pusat,uncle bisa mencari taunya lewat situ"
"Siap boss,ancle akan melakukannya untukmu,dan nanti kalau semua bukti sudah terkumpul,uncle akan meminta Devan untuk membantu Sari membongkar kelakuan pengkhianatan itu,semuanya akan beres besok boy"
"Okey uncle,terima kasih ya" ucap Arvin pada Robby lalu dia mencium pipi Robby.
Robby tersenyum melihat tingkah sang keponakan,dia lalu balik menciumi pipi gembul Arvin.
"Kalau boleh uncle tau,kamu belajar ini dari siapa"
"Eeemmmm aku belajar otodidak uncle,setiap hari aku selalu pakai laptop milik momy,dan entahlah aku bisa begitu saja,tapi aku juga punya teman online yang selalu membimbingku agar kemampuanku semakin berkembang uncle,karena dia juga punya kemampuan sepertiku,namun dia lebih berpengalaman uncle,dia lebih dewasa dariku" terang Arvin panjang lebar pada uncle Robby.
Robby hanya menganggukkan kepalanya mendengar penjelasan dari Arvin.
"Ini sudah sangat malam,kamu harus segera tidur boy"
"Aku sudah biasa tidur jam segini uncle,soalnya setiap malam aku sering melatih kemampuanku dengan laptop momy"
"Ayo ancle antar kamu ke kamar,kamu harus tidur,karena tidak baik anak seusia kamu ini tidur malam malam boy"
"Oke uncle aku akan tidur,uncle gak perlu antar aku,soalnya aku tau jalan menuju ke kamarku" timpal Arvin lalu beranjak turun dari ranjang dan pergi dari kamar itu.
Sebelum menutup kembali pintu kamar Robby Arvin berucap "good night uncle"
"Good night boy" jawab Robby sambil berjalan menuju pintu kamarnya,setelah memastikan Arvin benar benar pergi dan masuk ke dalam kamarnya Robby kembali masuk dan mengunci pintu kamarnya.
Keesokan harinya Arman berniat ingin mengusung istri dan anak anaknya kembali ke kota mereka,namun Alina masih belum mau,karena masih ada beberapa urusan yang harus dia selesaikan.
"Sayang kamu ikut aku pulang ke rumah kita ya,aku gak bisa kalau harus jauh lagi sama kamu"
"Aku pasti akan ikut kamu pulang mas,tapi tidak hari ini ya,aku harus menyelesaikan beberapa pekerjaan dulu di sini mas"
"Huuuuffff,,tapi aku harus segera kembali sayang,karena besok aku ada pertemuan dengan klien dari negara S sayang"
"Kamu kembalilah dulu gak pa pa mas,nanti kalau urusanku di sini sudah selesai,aku akan menyusulmu pulang mas"
Arman memeluk tubuh Alina dengan sangat erat,dia sangat berat meninggalkan sang istri di sini,entah lah ada rasa yang aneh di hatinya,seperti ada firasat yang gak baik.
"Tapi sayang apa urusanmu di sini gak bisa di wakilin aja ke Sari"
"Gak bisa mas,ini harus aku sendiri yang mengerjakannya,aku di sini akan baik baik saja mas,kamu jangan khawatir ya mas"
"Huh ya sudah kalau begitu,kamu gak nyusul mas sendiri ya,nanti weekend mas akan balik ke sini lagi untuk menjemputmu dan anak anak kita,tidak ada penolakan lagi"
"Iya mas,akan aku usahakan semua urusan disini selesai sebelum kamu datang ke sini untuk menjemput kami"
"Haruuusss itu sayang"
"Ya udah turun yuk mas,mama sama papa pasti sudah menunggu kita di bawah"
Arman menganggukkan kepalanya dan mereka langsung turun ke bawah untuk sarapan bersama sebelum Arman dan rombongan kembali ke kotanya dengan menggunakan pesawat pribadi AA Group.
Di meja makan semua orang sudah berkumpul,ada mama,papa,Robby dan kedua anak mereka.
"Pagi semua"
"Pagi sayang"
"Pagi momy"
"Pagi boss"
Semua anggota sudah berkumpul, mereka memulai sarapannya dengan tenang,hanya dentingan sendok yang terdengar.
Setelah sarapan selesai mereka semua berkumpul di ruang tengah untuk sekedar ngobrol sebentar sebelum berangkat ke bandara. Mereka semua bersiap untuk berangkat ke bandara,Devan pun sudah nampak di antara mereka,karena mereka akan berangkat dengan menggunakan dua mobil,mobil Alina dan Devan.
Tepat pukul 09.00 pagi mereka berangkat ke bandara,karena pesawat akan take off pukul 10.00 pagi.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 25 menit mereka tiba di bandara,Arman dan rombongan segera pamit,
"Sayang jaga diri kamu baik baik ya,nanti weekend Arman akan datang menjemput kalian ya,kalian baik baik ya" ucap mama Vania kepada Alina,
"Iya mah,mama juga jaga kesehatan ya mah"
"Sayang kamu jangan keluar rumah sendirian ya,kamu pakek supir aja ya,kalau malam kamu minta Devan untuk anterin kamu aja ya,jangan kemana mana sendiri,okee"
"Iya mas,aku akan selalu baik baik saja di sini bersama anak anak kita mas"
Mereka semua saling berpelukan sebelum akhir mama Vania,papa Niko,Arman dan Robby memasuki jalur keberangkatan pesawat pribadi miliknya.
Pesawat yang di tumpangi Arman dan rombongan sudah take off,Devan,Alina dan anak anaknya juga sudah kembali,Alina dan anak anaknya mampir ke toko roti pusat milik Alina,sedangkan Devan langsung menuju ke kantornya.
kita tungu kabar sari sama Soni yaaa