Mengisahkan tentang seorang wanita yang sangat beruntung. Dinikahi oleh seorang pria muda yang tampan dan kaya, yang berasal dari keluarga konglomerat. Pria yang telah menjadi suaminya benar-benar idaman setiap wanita. Tulus mencintai istrinya dan tidak pernah memandangnya dari status sosial. What a charming prince!
Tapi.... Semua itu tidak sepenuhnya membuat wanita itu bahagia. Justru, ia 'sibuk' berpikir cara menjadi istri yang baik dan sempurna. Ia selalu takut dan khawatir jika ingin melakukan sesuatu atau berkata sesuatu pada suaminya. Wanita itu takut berbuat kesalahan yang akan membuat dirinya dibenci sang suami. Over thinking sampai stres, sudah menjadi bagian dari hari-harinya. Aneh, bukan?
Bagaimana sikap sang suami memiliki istri yang sangat 'istimewa' itu? Apakah ia akan bosan atau... Makin cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FUNtasy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 32
Disaat pasutri itu sedang bersenang-senang, ada seseorang yang tidak senang dengan kebahagiaan mereka.
Ada saja orang yang tidak senang dengan kebahagiaan yang kita rasakan. Padahal, ia tidak diganggu.
Bu Dian, ibunya Reza sedang merasa kesal luar biasa karena, rencananya untuk mengintai wanita yang ia benci, Gatot alias Gagal Total. Entah sudah berapa puluh juta ia keluarkan uangnya untuk membuat wanita itu berpisah dari anaknya. Orang-orang kirimannya kalah skill dengan bodyguard sekaligus mata-mata Reza yang tidak diketahuinya.
Ya, orang tua Reza tidak pernah tau kalau sang anak memiliki bodyguard. Saat Reza masih kecil, ia pernah memiliki seorang bodyguard. Namun, karena dirinya suka kebebasan, Reza kecil sering mengusir bodyguard tersebut dan mengatakan kepada orang tuanya bahwa ia tidak suka memiliki seorang bodyguard. Orangtuanya pun menurutinya, setelah itu ia tidak pernah memiliki bodyguard lagi. Kemana saja ia pergi, ia akan pergi sendiri atau mengajak teman-teman dekatnya.
Reza mulai menyewa beberapa orang untuk ia jadikan bodyguard dan mata-mata, semenjak tau bahwa sang ibu sangat membenci Riska. Ia ingin tau apa saja yang ibunya lakukan pada istrinya. Benar saja, Diana menyiksa mental dan fisik istrinya supaya pergi dari kehidupan anaknya, Reza.
Wanita paruh baya itu bahkan berusaha untuk mengorek informasi tentang masa lalu Riska. Dan hal itu tidak luput dari Reza. Pria itu menggagalkan upayanya. Ia tutup semua akses informasi yang berkaitan dengan istrinya sehingga sang ibu tidak bisa mendapatkannya. Bahkan mengenai Surya, Abangnya Riska atau kakak iparnya, ia rahasiakan supaya tidak ada yang tau.
Wanita paruh baya itu kesal sekaligus marah setelah mengetahui bahwa, Riska dan Reza sedang berlibur ke suatu daerah yang jauh dari tempat tinggal mereka. Reza tau apa yang akan ibunya lakukan maka itu, ia menyusun rencana untuk menggagalkannya. Pria itu memperbanyak bodyguardnya supaya rencana liburan romantisnya tidak kacau akibat ulah sang ibu.
“Kita sulit bergerak, Nyonya. Orang-orang berjaket loreng selalu mengganggu kita saat rencana hendak terlaksana.”
“Sudahlah! Kalian bubar dulu. Saya punya rencana lain untuk wanita kampungan itu!”
Setelah selesai percakapannya dengan orang bayarannya, wanita paruh baya itu menyenderkan punggungnya ke sofa empuknya.
“Tante. Aku punya seorang teman yang seumuran dengan manusia tak tau malu itu. Dia dulunya pernah sekelas dengannya dan… dia adalah salah satu korban kekerasan yang dilakukan olehnya.” kata Angel yang duduk di sampingnya.
Mendengar itu, mood Bu Dian yang memburuk seketika membaik dan bersemangat kembali.
“Oh ya?! Siapa tuh? Tante harus bergerak cepat. Panggil dia kesini. Dia pasti tau kelemahan-kelemahan wanita kampungan itu!” sahutnya senang.
“Namanya Fani. Dulu dia pernah dijambak sama Riska cuma gara-gara dicandain soal jerawatnya. Terus, Riska juga pernah nampar seniornya karena cintanya ditolak. Sakit gak tuh orang.”
Bu Dian tersenyum senang karena telah mendapatkan informasi yang diinginkannya. Ia pun akhirnya menyuruh Angel untuk menghubungi orang tersebut dan mengajaknya bekerjasama.
“Dia pasti masih dendam sama wanita kampungan itu! Hih! Reza kok bisa mau ya sama dia? Diapain ya sampai-sampai dibikin lupa sama orang tua sendiri.”
“Yaa pastinya pergi ke dukun, terus pake susuk. Kan dia orang kampung, main begituan lah!” Kata Bu Dian dengan wajah kesalnya. Seketika matanya melirik ke arah Angel yang sedang mengetik sesuatu sambil menahan kesal.
“Kamu kenapa?” Tanya Bu Dian penasaran.
“Tante, liat deh. Enak banget si anak kampung itu seneng-seneng di Festival. Dah gitu, nempel banget sama Reza.” Kata Angel dengan bibir yang mengerucut sambil menunjukkan Bu Dian postingan Reza yang sedang bergelayut manja dengan sang istri.
Yang membuat mereka geram adalah, seorang wanita yang mereka benci sedang memakan jajanan sambil tersenyum lebar. Wanita hamil itu terlihat sangat menikmati momen kebersamaannya dengan sang suami.
Prak!
Tiba-tiba, Angel membanting HP mahalnya lalu menginjaknya, melampiaskan amarahnya yang sudah tidak bisa ia tahan (Manusia dengki kan emang gitu)
Matanya sudah berkaca-kaca karena sedih…. Ia tak bisa memiliki pria idamannya (suami orang) Reza.
“Tenang, Angel sayang. Tante akan selalu membantu kamu. Pokoknya, kita bertiga harus segera merencanakan sesuatu untuk menghancurkan anak kampungan itu!” Kata Bu Dian menghibur calon menantu(?) Idamannya.
“Liat aja Riska! Kau akan membayar semua perbuatan mu! Seenaknya menikmati kekayaan anakku. Takkan ku tinggal diam! Tunggu tanggal mainnya, anak kampung!”
🍀🍀🍀🍀🍀🍀
“Mas, aku kenyang. Kakiku juga agak bengkak. Pulang yuk!”
Akhirnya, Riska menyerah. Setelah berjam-jam mengelilingi festival makanan dan mencoba semua jajanannya, baru ia merasa lelah. Badannya terasa remuk, kakinya sudah sangat lemas dan matanya berat karena mengantuk.
“Beneran mau pulang nih?” Tanya Reza untuk meyakinkan istrinya. Riska mengangguk pelan dengan wajah lesunya.
Hup!
“Eh? Mas!”
Riska kaget saat badannya tiba-tiba terangkat. Reza menggendongnya menuju parkiran mobil. Ia tidak tega melihat istrinya yang sudah kelelahan itu.
“Mas, aku bisa–”
“Sst! Nikmati saja, Riri. Lagi pula, kamu sudah terlalu lemas. Nanti pulang, setelah membersihkan badan, kakimu ku pijat yaa. Keliatan banget bengkaknya.”
“Eh? Jangan dong! Aku yang pijitin Mas. Mas kan juga capek banget, udah nemenin aku sampe Maghrib.” Kata Riska yang merasa gak enak. Ia ingin memberikan hadiah untuk suaminya yang telah membuatnya sangat happy hari ini.
“Besoknya aja kalo mau pijitin aku. Hari ini, kamu tuh udah banyak banget keluar tenaga. Istirahat ya, sayangku.” Kata Reza sambil menekan kata-katanya. Riska akhirnya mengangguk. Ia memilih untuk menuruti suaminya daripada adu mulut.
Di perjalanan, tak ada yang berbicara. Riska ketiduran di mobil sambil memeluk boneka kelinci kesayangannya, hadiah dari produk makanan yang dibelinya karena ia telah membelinya dengan jumlah yang banyak. Reza juga merasa sangat lelah makanya ia diam saja.
Namun, hatinya lega dan senang. Ia akhirnya bisa melihat true nature dari sang istri. Hari ini, Riska benar-benar memperlihatkan kepribadian aslinya. Periang, cerewet, dan aktif. Ya, wanita itu sebenarnya masih dengan sifatnya yang sama. Nah karena trauma lah, Riska menjadi pribadi yang sangat pendiam, tertutup dan seringkali terlihat seperti orang yang kebingungan.
“Be happy, My Love. Kamu bukanlah sosok manusia se-buruk yang mereka katakan. Kamu wanita baik, sayang. Istirahat yang cukup yaa biar bisa jalan-jalan lagi keliling Jakarta.” Gumam Reza sambil mencuri pandang ke arah Riska yang tidur dengan wajah tersenyum.
Tiba-tiba saja ia teringat dengan sebuah benda kecil yang istrinya pakai untuk memotret mereka berdua dan dirinya.
Jiwa kepo nya meronta-ronta, tangannya pun terulur ke arah laci mobil untuk mengambil tas istrinya. Saat sudah mendapat benda tersebut, ia pun menepi sebentar. Setelah itu, ia memperhatikan benda kecil yang bewarna silver itu, kamera digital.
“Kok aku gak tau kalo dia punya ini? Yaa gak papa sih tapi… kenapa gak ada notifikasi yang masuk yaaa?”
Reza pun mengambil hpnya lalu mengecek uang di rekening yang ia biasa kirimkan untuk istrinya.
“Kok utuh?! Eh, enggak! Baru di pake sedikit? berarti… Riri beli kamera pake… ah! Ini tidak benar. Kok kamu gitu sih sayang?!” Batinnya sambil meremas hpnya.
Untuk meyakinkan lagi, ia pun mengecek kapan terakhir istrinya melakukan transaksi menggunakan rekening tersebut.
“Tuh kan Bener aja! Dia gak pake uang yang ku kasih tiap bulan! Sampai numpuk begini!”
Reza merasa kesal luar biasa karena Riska hanya memakai sedikit uang yang ia berikan. Tiba-tiba, ia teringat dengan seorang penerjemah bahasa Inggris yang pernah Yoga bayar secara online.
“Tuh, bener kan yang ku bilang, orang ini adalah istri lu. Di kasi tau gak percayaan amat! Buktinya, pas lu lagi disini dia bisa ngebales email dari gua. Kemaren, pas lu lagi dirumah, gua kirim email kagak dibales-bales. Dari profilnya aja juga udah ketahuan!”
Begitulah yang Yoga katakan. Reza menoleh ke arah istrinya yang masih tertidur pulas dengan posisi yang sama. Ia menatapnya, bukan tatapan hangat melainkan tatapan yang mengandung rasa kecewa.
“Kamu tidak menghargai ku, Riri.”
