Haruskah kamu kehilangan diriku terlebih dahulu baru kamu menyadari arti kehadiranku di hidupmu.
Pernikahan ini terjadi memang tidak berlandaskan cinta, namun salahkah jika aku mengharapkan hadirnya cinta di dalam rumah tangga kita.
Arumi tidak menuntut banyak, ia hanya ingin di cintai oleh suaminya dan membina keluarga yang sakinah bersama. Tapi sayangnya hal itu mustahil terjadi karena sang suami telah memberi jarak dalam hubungan mereka.
Sanggupkah Arumi melepaskan impian dan cita- citanya demi memenuhi keinginan sang ibu?
Mampukah Arumi bertahan dalam pernikahan tanpa adanya cinta?
Ikuti kisah CINTA ARUMI selengkapnya.
Happy Reading
Salam Chayahuda
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chayahuda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CINTA BARU
Arumi mengambil sepotong daging ikan dengan sendoknya lalu menyodorkannya pada Denizh.
"Cobalah, ini daging ikan tanpa tulang" Tawar Arumi.
"Aku tidak mau" Tolak Denizh sembari menjauhkan sendok Arumi dari wajahnya.
"Coba aja dulu, ini rasanya enak banget" Arumi masih mencoba membujuk Denizh untuk memakan ikan pemberiannya.
"Aku sudah bilang, aku tidak mau. Aku tidak suka ikan, rasanya tidak enak" Ketus Denizh.
"Tahu dari mana jika daging ikan ini tidak enak, kan kamu belum mencobanya" Ucap Ayana.
"Nih, cobain dulu" Ayana kembali menawarkan.
"Iya, Denizh. Coba aja dulu. Kalau kamu tidak suka ya jangan di makan lagi" Sambung bu Erlin.
Meski dengan hati kesal akhirnya Denizh menuruti keinginan ibunya, perlahan mulutnya mulai terbuka dan Arumi langsung menyuapi daging ikan tersebut kedalam mulut suaminya.
"Em, gimana? Enak kan?" Tanya Arumi penasaran.
Denizh mulai mengunyah daging ikan itu secara perlahan dan hati- hati, sedikit demi sedikit hingga akhirnya daging ikan itu tandas dari mulutnya dan beralih ke dalam lambung.
"Not bad" Monolognya.
Denizh mengakui jika daging ikan itu memang enak, rasanya tidak jauh berbeda dengan daging lain pada umumnya hanya strektur seratnya saja yang berbeda. Meskipun daging ikan itu enak namun Denizh tidak mau mengakuinya di depan Arumi dan orang tuanya, ia terlalu gengsi untuk berkata jujur pada mereka.
"Gimana? Enakkan?" Tanya Ayana penasaran dengan tanggapan Denizh.
"Gimana rasanya, Denizh?" Bu Erlin ikut bertanya.
"Biasa saja" Dusta Denizh.
Arumi tampak kecewa dengan jawaban yang di berikan Denizh, padahal ia berharap jika suaminya akan menyukai daging ikan tersebut.
"Ya, sudah kalau begitu. Ayo kita lanjut makan. Kamu juga lanjut makan sayang" Ucap Bu Erlin pada menantunya.
"Ya, Mi" Sahut Arumi. Arumi melanjutkan makan malamnya meski hatinya masih merasa kesal pada suaminya.
Usai makan malam, bu Erlin mengajak Arumi dan Denizh untuk minum teh bersama sebelum mereka pulang. Kebersamaan itu mereka pergunakan untuk saling bertukar pikiran dan cerita tentang banyak hal.
"Bagaimana acara seminarmu minggu lalu? Apa semuanya berjalan lancar?" Tanya bu Erlin.
"Alhamdulillah, Mi. Semuanya berjalan lancar" Jawab Arumi.
"Wah, mami ikut senang mendengarnya. Kami memang hebat sayang" Puji bu Erlin pada menantunya.
"Ah, biasa saja mi" Sahut Arumi tersipu malu.
"Lalu, minggu depan kamu akan mengisi seminar itu lagi?" Bu Erlin kembali bertanya.
"Iya, Mi. Aku sudah setuju untuk mengisi seminar disana selama satu bulan kedepan" Jawab Arumi.
"Wah, pasti seru banget. Mami jadi pengin ikutan juga".
"Kalau mami mau, mami boleh ikut kok" Ucap Arumi.
"Hah! Benarkah? Jadi mami boleh ikut seminar itu juga?" Bu Erlin ingin memastikan.
"Boleh kok, Mi. Seminar itu terbuka untuk umum, jadi siapa saja boleh mengikutinya" Jelas Arumi.
"Kalau begitu, minggu ini mami mau ikut. Mami ingin melihat penampilan menantu mami di atas podium. Pasti kamu terlihat anggun di atas panggung" Puji bu Erlin.
Arumi tersenyum sekaligus tersipu malu mendengar pujian dari mertuanya.
"Papi mau ikut juga kan?" Tanya bu Erlin pada suaminya.
"Papi ikut mami saja. Papi juga penasaran ingin melihat penampilan Arumi saat mengisi seminar" Jawab pak Kareem.
"Kalau kamu, Den" Bu Erlin beralih pada putranya.
"Kamu mau ikut juga kan?" Tanyanya.
"Aku tidak bisa, Mi. Aku punya banyak pekerjaan" Tolak Denizh.
"Pekerjaan apa? Bukannya kamu selalu libur jika akhir pekan" Ucap Bu Erlin.
"Denizh punya pekerjaan di luar kota, Mi. Dia harus meninjau proyek yang di tangani oleh perusahaannya" Jawab pak Kareem.
"Kok mami tidak tahu ya kalau Denizh punya proyek di luar kota. Papi kenapa tidak pernah bilang sama mami sih!" Protes bu Erlin.
"Maaf, Mi! Papi lupa. Tapi sekarang mami sudah tahu kan" Goda pak Kareem.
"Itss,,!" Bu Erlin menggerutu kesal pada suaminya.
"Jadi kamu tidak bisa ikut, ya" Tanya bu Erlin lagi pada putra.
"Hm,,,!" Denizh mengangguk cepat.
Bu Erlin sempat kecewa karena Denizh tidak bisa ikut bersama mereka, namun kekesalannya hanya sementara karena Arumi mengatakan sesuatu yang membuatnya senang.
"Tapi kami bekerja di kota yang sama kok, Mi" ucap Arumi tiba- tiba.
Denizh langsung melotot pada Arumi sementara Bu Erlin dan pak Kareem juga ikut menatap menantu mereka.
"Aku dan Denizh kerja di kota yang sama, bahkan minggu lalu kami juga menginap di hotel yang sama" Sambung Arumi.
Tentu saja ucapan Arumi langsung menarik perhatian mertuanya. Bu Erlin dan pak Kareem saling berpandangan lalu mereka tersenyum bersama. Mereka langsung memikirkan hal- hal yang menyenangkan sekaligus menggelikan.
"Asyik, sepertinya kita akan segera menggendong cucu, Pi" Ucap Bu Erlin sembari tertawa lebar.
Pak Kareem mengangguk ikut membenarkan.
"Jangan berpikir yang macam- macam" Seru Denizh tiba- tiba.
"Kamu juga. Untuk apa kamu mengatakan hal itu pada mereka. Dasar tukang ngadu!" Cibir Denizh.
Denizh kesal karena Arumi menceritakan hal itu pada orang tuanya. Sementara Arumi hanya bersikap santai, ia tetap cuek dan enggan peduli meski Denizh marah padanya.
"Kalau begitu tidak ada alasan lagi bagimu untuk tidak bisa menghadiri seminar Arumi, karena kalian dinas di kota yang sama" Ucap Bu Erlin.
"Mami akan pesan tiket untuk kita bertiga, jadi kamu harus meluangka waktumu untuk ikut. Ok, Denizh!" Sambungnya.
Denizh tidak menjawab, hatinya sedang menggerutu kesal.
Arumi tersenyum karena berhasil membuat Denizh tersudut, ia sengaja mengatakan hal itu pada mertuanya agar Denizh tidak mampu mengelak dan menghindarinya terus menerus.
"Jika mantan kekasihmu adalah cinta lamamu, maka aku akan menjadi cinta baru untukmu.
Aku akan berusaha untuk menemukan kunci agar bisa membuka hatimu, meski aku sendiri tidak tahu dimanakah kunci tersebut berada. Semoga saja waktuku cukup untuk mencari keberadaan kunci tersebut.
♥︎♥︎♥︎♥︎
semoga sehat-sehat selalu.. dan baby nya dapat terlahir dengan baik pula 👍🤗🤗🤗
gak pake lama 😁🙏