NovelToon NovelToon
COLD WORDS

COLD WORDS

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Trauma masa lalu / Office Romance
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: YoshuaSatrio

Kisah seorang pria yang tidak lagi mau mengenal cinta, karena bayang masa lalu yang terlalu menyakitinya. Begitu banyak cinta yang datang dan mencoba mengetuk.
akankah ada sosok perempuan yang mampu mengubah kehendaknya?
adakah perempuan yang akan mampu mencuri perhatiannya?
ikuti kisahnya dalam cerita author "COLD WORD"
kisah ini hanya berdasarkan imajinasi author saja. jika ada kesamaan nama tokoh, ataupun latar, merupakan suatu kebetulan yang dibetul-betulkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

COLD WORD-----8

Tyas berangkat bekerja sedikit terburu-buru. Karena banyak tugas dari dosennya, Tyas harus mengerjakan nya sampai jam dua pagi.

Benar! Meski sekarang ini Tyas sudah bekerja, namun ia ingin melanjutkan kuliahnya sampai sarjana. Meski hanya mengikuti kampus terbuka, namun ia cukup bangga, setidaknya penghasilannya bisa cukup ia gunakan untuk membayar kuliahnya sendiri, sebagian untuk membantu uang kuliah Billy. Jika kebetulan dapat bonus, Tyas bisa menabung sedikit setelah membaginya sedikit dengan ibunya.

Gadis luar biasa. Management waktu, management keuangan,dan management kepribadiannya sungguh pantas diacungi sepuluh jempol.

"Tuhan, mohon kelancaran pekerjaanku hari ini. Hindarkan aku dari manusia-manusia toxic dan menyebalkan." gumamnya sambil berlari kecil menuju halte bis tak jauh dari rumahnya.

Pagi hari, tak begitu sulit mencari kendaraan umum. Baru saja Tyas tiba di jalan raya, bus yang akan membawanya sampai di depan tempatnya bekerja telah tiba.

Batinnya sangat lega. Kali ini dia bisa sampai di kantor tepat waktu.

"Lah!, itu si tuli yang kemarin." gumam Tyas dalam hati saat melihat Tama duduk melamun.

"Sapa enggak ya? Sapa ah... Eh, nggak usah. Paling juga nggk dijawab kayak kemarin." Gumam Tyas sibuk dengan pemikirannya sendiri.

Sekali dua kali, beberapa kali, Tyas melirik ke arah Tama. Memperhatikan ekspresi wajah Tama yang tak berubah sedikit pun. Tatapannya pun tak berpaling sama sekali.

Tama duduk di dekat jendela, menatap lurus keluar, menikmati jalan yang sibuk dengan berbagai macam jenis,model dan ukuran kendaraan.

"Apa aku duduk disebelahnya saja ya?" Tyas begitu ragu untuk berpindah tempat duduk. "Tapi, buat apa juga, nggak penting."

Tyas begitu terganggu dengan pikiran-pikiran plin-plannya. Ada rasa penasaran, tapi gengsi mengalahkannya. Sampai akhirnya Tyas menyerah, ia duduk tenang menatap ke sisi lain, sampai mereka turun di jalan yang sama.

"Hey!! Kok kamu turun di sini?" ujar Tyas berlari kecil mengimbangi langkah Tama.

Lagi-lagi Tama tak peduli, tak menyahut, bahkan tak menoleh. Tyas menjadi sedikit kesal, lalu berdiri di depan Tama sambil merentangkan kedua tangannya.

"Woy!!!" seru Tyas.

Tama terkejut sesaat, namun bukannya berhenti, Tama tetap berjalan menghindari Tyas. Beberapa pasang mata yang menyaksikannya, berkomentar macam-macam sesuka hati mereka.

"Kasihan, dicuekin pacarnya?" kata salah satu orang

"Mereka pasti lagi bertengkar." sahut yang lainnya.

"Wah, parah! Laki-lakinya sampai semarah itu, pasti kesalahan si wanita sangat fatal." imbuh yang lain lagi.

"Ketahuan selingkuh pasti." ujar siapa lagi.

"Wah, parah!" dasar perempuan matre!"

Semakin banyak mulut memiliki cara sendiri-sendiri dalam menilai orang lain. Pemikiran dangkal yang mereka miliki, sering membawa racun yang mematikan bagi orang lain.

"Diam kalian semua!!!" teriak Tyas tak tahan mendengar bisikan-bisikan dan cacian salah paham.

Tyas disini merasa sangat tertekan dan frustasi dengan kelakuannya sendiri. Ia menyesal telah berniat menyapa Tama, sedangkan yang disapa sangat dingin dan sama sekali tidak peduli.

"Makanya mbak, jadi perempuan jangan mudah berpindah ke lain hati. Repot sendiri kan kalau pacarmu ngambek." ujar seseorang.

"Kalian salah paham!!! Dia bukan siapa-siapaku!!" Teriak Tyas.

"Waah, jadi baru mau ngajak kenalan? Tapi nggk dianggap? Wkwkwkwk." sungguh sangat kejam mulut-mulut tanpa tulang.

Tyas semakin frustasi. Ia menghentikan langkah kakinya, lalu duduk jongkok sambil menutup muka dengan kedua telapak tangannya.

Rasa malu menguasai pikirannya. Kenapa harus bertindak bodoh tadi? sudah tahu dia itu batu dan tuli, tapi kenapa masih berusaha menyapa? Kalau sudah begini, harus menanggung malu seumur hidup. Kepala Tyas benar-benar penuh berisi penyesalan-penyesalan.

"Bangun!!" seru seseorang dengan dingin. Suara yang sepertinya pernah di dengar Tyas.

Tyas merapikan wajahnya, lalu mendongak menatap seseorang yang berdiri canggung di depannya. Cahaya matahari tepat berada di belakang wajah si pria, membuat Tyas tak bisa menatap jelas.

"Bangun!" ujar pria itu lagi.

Tyas termangu di ujung rasa penasarannya. Tangannya yang berusaha menutup sinar matahari, bermaksud agar bisa menatap wajah si pemanggil, ditarik lembut oleh pria itu.

Mata Tyas membulat sempurna, mulutnya sedikit menganga, antara terkejut, takjub, tak percaya. Pria batu yang menyebalkan itu menggandeng tangannya. Meski dengan ekspresi datar dan tak menatap lagi, namun perbuatan besarnya itu sungguh menyelamatkan Tyas dari rasa malu dan penilaian buruk orang-orang.

Tama masih tetap menggandeng tangan Tyas, lalu mengajaknya masuk ke sebuah cafe, tepat di ujung jalan.

"Pette Cafe" ,salah satu tempat yang tak begitu ramai pengunjung, tak begitu istimewa, dengan menu andalan kopi luwak hitam tanpa gula, yang katanya bijih kopinya diproses secara manual oleh si pemiliknya.

Tama melepaskan genggaman tangannya, lalu duduk di meja ujung dekat jendela. Meja yang agak terpisah dari meja-meja lainnya. Tak lupa memberikan isyarat agar Tyas duduk juga.

Namun bukannya segera berbicara dan menjelaskan apa yang barusan dilakukannya, Tama malah duduk menyandarkan punggung, menatap lurus keluar jendela, dengan ekspresi datar seperti biasanya.

Tyas yang masih sedikit kebingungan, semakin dibuat bingung dengan tingkah laku Tama. Matanya melotot menatap Tama, dahinya mengernyit, memperhatikan apa yang kira-kira dilihat Tama diluar sana.

Hanya pemandangan kebun, namun berbagai macam bunga warna-warni berjajar indah disana. Beberapa kupu-kupu hinggap lalu terbang dan hinggap lagi, terbang lagi, menyapa semua bunga-bunga yang sangat cantik itu.

Tak lama, seorang waitress datang membawakan menunyang mereka pesan. Lebih tepatnya yang Tama pesan tanpa bertanya apa yang kira-kira diinginkan Tyas.

Pandangan Tama teralihkan sejenak pada si waitress, lalu mengangguk kecil sebagai isyarat berterima kasih pada si waitress. Ekspresi datar dan tanpa senyuman, pandangan sedikit kosong, tak lepas dari wajah Tama.

Secangkir kopi hitam, yang disajikan dalam cangkir berwarna hijau, berbahan dasar keramik, berukuran medium, dengan kesan klasik dan unik. Dilihat dari tampilannya mungkin harga secangkir kopi seduh itu tak mencapai 10 ribu.

"Cuma kopi? Nggak ada camilan apapun? Dasar laki-laki aneh." gumam Tyas dalam hati.

Tama mengambil gelas kopinya, lalu menikmati kopi tanpa sekalipun melihat ke arah Tyas. Dengan ekspresi yang semakin kesal, Tyas pun mengambil cangkir kopinya dan meminumnya.

"Ah, panas!" seru Tyas lalu menaruh kembali cangkirnya, dan berusaha membersihkan mulut dan lidahnya. Beberapa tetes kopi tercecer ke bajunya, karena kaget dengan sensasi panas yang tak ia duga.

Menyaksikan hal itu, Tama menghela nafas, masih dengan ekspresi yang sama, menatap Tyas yang sibuk membereskan kekacauan yang ia buat sendiri. Beberapa kali Tama tampak menghela nafas tanpa bersuara.

"CK!! Kok cuma lihatin sih!! Bantuin Napa!" ujar Tyas saat menyadari Tama memperhatikan dirinya.

Senyum tipis diujung bibir,dengan ekspresi berubah sedikit kesal, Tama kembali mengalihkan pandangan sesaat ke arah lain. Lagi-lagi tak mau berkomentar apapun.

"CK!! Kamu ini apa sih? Ngapain juga ngajak kemari kalau cuma didiamkan seperti ini?" keluh Tyas tak bisa lagi menahan diri.

...****************...

To be continue....

1
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
akhirnya manusia batu berubah jadi manusia romantis 💃💃
𝒀𝑶𝑺𝑯𝓊𝒶: 😏🤭🤭😊tamat juga akhirnya😁
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
akhirnya mereka bertemu kembali 💞😍
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
untunglah Tama selamat 🥺
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
waduh 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Begitu rupanya tapi ga usah terlalu mengekang lah
HARTINMARLIN
udah tamat ya
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Waduh jangan" dikasih obat perangsang😣
HARTINMARLIN
apa yang akan di lakukan kakek Tama
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
waduh kakeknya Tama dateng nih,tambah kacau 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Hadeuh Tama,,,
kasihan Tyas 🥺
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
kasian sendiri
mau ak temenin haha
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
feedback ya kak, thank you..
mampir jg ya guys di The golden umbrella dan follow thx
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Serem juga tuh kakeknya Tama 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
lengan Arwan
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Ternyata kakeknya Tama yang ingin memisahkan mereka 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
apa Tyas mengenal Hana🤔
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
😱😍😍
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
dih Tyas jadi tahu kejelekanmu 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
tepukan kecil adalah obat yg luar biasa 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!