NovelToon NovelToon
Selir Sang Mafia

Selir Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Lari Saat Hamil / Anak Genius / Teen Angst / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:18.6k
Nilai: 5
Nama Author: queenindri

Aura Harus menerima takdirnya menjadi salah satu bagian dari Wanita penghibur seorang Devandra Mahendra.

Pria tampan dengan sejuta pesonanya. Namun siapa sangka jika di balik ketampanannya itu menyimpan Rahasia yang cukup besar hingga menarik Aura untuk.asuk dalam hidupnya.

Akahkan Devandra melepaskan Aura, ataukah Devandra menahannya seumur hidup bersamanya?

Ikuti kisah mereka hanya di Judul Novel Selir Sang Mafia
Brak

"Ah maaf Tuan, saya tidak sengaja!!" Ucap Aura seraya membersikan Jas mahal milik Pria yang baru saja di tabraknya.

"It's Oke tidak masalah" Ujar Pria itu yang ternyata sejak tadi terpaku menatapnya.

Hingga tanpa sengaja tatapan mereka beradu saat Aura ingin mengangkat kepalanya menatap Devan. Dalam beberapa menit tatapan mereka terkunci sebelum pada akhirnya Aura memutuskannya lebih dulu."

"Maaf" Sekali lagi Aura meminta maaf dan berusaha untuk pergi meninggalkan Acara perayaan Ulang tahun Stasiun televisi milik keluarganya. Kebetulan Devan datang hari itu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon queenindri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Labirin kematian

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Aura berjalan tergopoh-gopoh untuk mencari bantuan, namun entah kenapa ruangan itu seperti tidak ada ujungnya. Bagai labirin kematian bagi siapa saja yang memasukinya.

"Bagaimana ini? Kenapa jadi seperti ini? Di mana aku? Siapapun tolong aku!" Gumam Aura semakin ketakutan.

Namun tiba-tiba ia seperti mendengar ada suara derap langkah kaki yang menggema menuju ke arahnya. "Hah Siapa itu?" Karena takut jika itu suara langkah kaki orang-orang yang tadi mengejarnya, pada akhirnya Aura memutuskan untuk mencari tempat persembunyian. Ia tidak mau tertangkap lagi oleh anak buah Devan.

Benar saja dugaannya, ada beberapa orang pria berbadan tegap baru saja melintasi jalan yang tadi di lalui Aura. Mereka nampak tergesa-gesa hingga tidak menyadari jika Gadis itu berada di balik Patung yang ada di ruang bawah tanah milik mansion Mahendra.

"Huft selamat!" Gumam Aura seraya menghela nafasnya panjang.

Kini ia tinggal mencari cara bagaimana caranya keluar dari sana. Dengan mengendap-endap ia berjalan mengikuti langkah kaki beberapa pria yang tadi sempat mengejarnya. Ia berharap kali ini ia bisa kabur dari mansion itu tanpa di ketahui Devandra.

Namun baru beberapa meter saja ia berjalan, tiba-tiba ada seorang penjaga yang melihatnya hingga berteriak memanggil anaknya. "Itu selir Aura."

Sontak hal itu memancing beberapa penjaga lainnya yang tadi sempat mengejarnya langsung menoleh kebelakang asal sumber suara.

"Hei itu dia"

Karena terpojok tentu saja membuat Aura panik. Ia kebingungan mau pergi ke arah mana karena ia sudah di kepung dari arah samping kanan dan kirinya.

"Hei lepaskan aku!" Aura terus memberontak, namun pengawal yang berhasil menangkapnya tak bersedia melepaskan dirinya. Malah mereka semakin kuat mencengkeram tangan Aura hingga membuat gadis itu meringis menahan sakit. Selesai sampai di sana, mereka nampak menutup mata Aura menggunakan seutas kain hitam. "Tolong lepaskan aku! Aku harus menemui tunanganku! Kami akan segera menikah." Ucap Aura mengiba. Dalam keadaan seperti ini ia sudah tidak bisa lagi berbuat apa-apa selain meminta belas kasihan dari anak buah seorang Devandra.

Karena terlalu fokus berteriak dan meronta, Aura sampai tidak sadar jika tak jauh dari posisinya yang di seret oleh para pengawal Devan, ternyata sudah ada yang menunggunya dengan tatapan nyalang.

BRUK

Tubuh Aura terlempar ke depan. Tentu saja pelakunya adalah para pengawal yang tadi menangkapnya dan menyeretnya untuk di bawa keluar dari Ruang bawah tanah.

Tak terasa tubuh Aura membentur kaki seseorang yang tengah berdiri tepat di hadapannya.

Aura yang matanya tertutup, tentu saja tidak tau jika di depannya sudah berdiri seseorang yang menunggunya sejak tadi dengan kilatan amarah di kedua matanya.

Seseorang itu memberikan kode ke arah anak buahnya untuk membuka tutup mata gadis itu agar bisa melihat ke arahnya.

Salah satu dari 3 pria bertubuh tegap itu maju untuk membuka kain penutup mata Aura, sehingga gadis itu nampak mengerjab-ngerjab untuk melihat di mana saat ini di berada.

"Di mana aku?" Gumam Aura yang masih belum juga sadar jika ada seseorang di hadapannya. Namun ketika matanya tak sengaja menyorot ke arah depan, ia melihat sepasang sepatu pantofel yang mengkilap dari seseorang tengah berdiri di hadapannya saat ini.

Glek

Aura menelan ludahnya dengan sangat kasar. Seketika dadanya bergemuruh. Tulangnya seakan bergetar ketakutan. Perlahan ia menaikkan pandangan matanya dan terlihat jelas siapa yang saat ini Berdiri di hadapannya.

DEG

Jantung Aura seakan melompat dari tempatnya. Nafasnya memburu saat menatap senyum devil yang di pancarkan sesosok pria dewasa yang kini berdiri tegap di hadapannya dengan tatapan tajam seakan ingin mengulitinya hidup-hidup. Siapa lagi orangnya jika bukan Devandra mahendra sang ketua black venom.

"Ingin kabur?" Pria itu menatap ke arah Aura sepeti ingin mengulitinya hidup-hidup. Bahkan jika bisa Devandra ingin menelan Aura hidup-hidup.

Aura tidak bisa berbuat apa-apa ketika Devandra menyeret tubuhnya secara paksa masuk ke dalam kamar tahanan. Tampa ampun laki-laki itu mendorong tubuh Aura hingga membentur lantai semen yang keras.

"Ahhhh sttttttt" Rintihan Aura yang mendapati luka gores di kedua lutut kakinya.

"Awas saja jika aku melihatmu ingin kabur lagi. Aku tidak akan segan-segan menjadikanmu menu makan malam untuk hewan peliharaanku nanti," Ancam Devan yang terkesan tidak main-main.

Aura menolah seraya menatap tubuh pria itu dengan perasaan campur aduk. "Mau sampai kapan kau mengurungku? Aku mohon lepaskan aku Dev!!" Kali ini Aura memutuskan untuk mengalah, mungkin saja dengan begini Devandra mau melepaskan dirinya. Ia berusaha untuk memohon dan menurunkan egoisnya yang tinggi hanya untuk supaya Devan mau lepaskannya segera. Aura berharap kali ini Devan mau menurutku permintaannya jika memang Devan masih memiliki hati seperti seorang manusia.

"Apakah tidak akan ada adegan bertekuk lutut?

Tantang Devan seraya memandang rendah kenatap Aura.

Aura terbungkam, selain licik dan manipulatif, Devandra ternyata juga sosok yang gila hormat. kalimat permohonan maaf Aura dengan segala kerendahan hatinya ternyata belum cukup untuk membuat Devan melepaskan dirinya.

"Ku mohon Dev, aku hanya ingin melihat keadaan Daddyku apakah dia baik-baik saja?" Ucap Aura dengan suara lemah. Kini kedua pandangannya jadi buram akibat air mata yang tiba-tiba ingin tumpah.

Alih-alih merasa kasian dengan nasib setelah melihat tatapan penuh harap Aura, Devan malah mengering cuek dan justru bertolak pinggang dengan angkuh. Bahkan jika Aura memohon seperti seorang pengemis pun Devan tidak akan luluh hatinya.

"Sekalipun Tanu menyesali perbuatannya, kau tetap tidak akan aku lepaskan dari tempat ini!" Ucap Devan seraya tersenyum licik.

Cairan bening yang sejak tadi di tahan Aura pada akhirnya tak kuasa untuk jatuh. Gadis itu menangis sejadi-jadinya karena tak sanggup menahan pedih di hatinya kala merindukan ayahnya, ia sungguh merasa bersalah karena sejak awal tidak menuruti kemauan Devan saja untuk meyakinkan ayahnya membantu niat pria itu mempromosikan dirinya sebagai calon presiden.

"BIADAB" Gumam Aura lirih, bahkan terdengar samar sepeti sebuah deru nafas yang tercekat. Namun siapa sangka, walau tak terdengar jelas tapi Devan masih bisa mendeteksi dari gerakan bibir Aura jika yang tengah mengumpatnya.

Raut wajah Devan terlihat sangat marah. Ini sudah kesekian kalinya ia menelan umpatan dari bibir tipis Aura, tanpa ragu dan takut,Aura terus saja mencacinya seakan dirinya pantas menerima itu semua.

Devan menepuk tangan sebanyak dua kali sebagai kode Menyuruh Aileen untuk masuk.

"Ya tuan, ada yang bisa saya bantu?" Tanya wanita itu setelah ia masuk ke dalam Ruang tahanan.

"Kurung Aura selama tiga hari tanpa minum dan makanan. Kalau ada yang berani memberikannya makanan maka orang itu harus berhadapan langsung denganku!" Perintah Devan, Aileen sampai menenggak ludahnya dengan sangat kasar. Ia tau jika perintah Devan kali ini sangatlah mutlak dan terkesan mengancam tanpa mau di ganggu gugat.

1
Khoirun Nisa'
yok lanjuttt yokkk thorr
Khoirun Nisa'
woyyyy thorrrr jangan di gantung napa sih thorr, ayo lahh thorrrr lanjutan nya cepetinnnnn.... udah penasaran banget ni🥲🥲🥲🥲🙏🏻🙃
Khoirun Nisa'
helloo kk authorr semangat ya up nyaaa,, kalo bisa cepetan ya up nyaaa.. udah penasaran banget sm kelanjutan nyaa... nih aku udah kasih 1 bunga, 1 kopi dan 1 iklan...
Nagita Marbun
kenapa aku selalu nunggu² update kelanjutannya ya, karena sepenasaran itu dibuat sama alur ceritanya. mudah mudahan update nya lebih banyak lagi y thorr, semangat thorr🔥
Khoirun Nisa'
udah aku kasih mawar nih thorr, yg cepet ya update nyaa, gak sabarr pengen baca kelanjutan nya
Sulastri Sulastri
lanjut
Efi Yusiyanti
judulnya selir dah nanti segini masih aja kalah, mafia apaan tuh dev
Naila
nice
Naila
nice
hazana channel
luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!