Shankara Adhiyaksa. Putra sulung Reenan Xavier Adhiyaksa dan Annisa Harsono, lelaki tampan mapan dan kaya raya tentunya.
Hidup aman tenang dan damai yang ia jalani berubah seketika ketika sang ayah menyuruhnya untuk menikahi seorang perempuan pilihan ayahnya,
Disisi lain pertemuannya dengan wali kelas adiknya membuat Shankara sedikit terusik karena perasaan yang ia rasakan pada wali kelas adiknya sedikit berbeda, bisa di bilang ia jatuh cinta pada pandangan pertama
Tapi ia juga tidak mungkin mengecewakan ayahnya walau hatinya bersikeras menolak permintaan sang ayah
Di hadapkan pada dua pilihan, siapa yang akan di pilih Shankara pada akhirnya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skinant, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8
"Apa bun?" tanya Shan yang merasa bundanya sejak tadi hanya menatapnya saja
"Itu guru yang adik-adikmu ceritakan itu?"
"Memang mereka cerita apa?" tanya Shan penasaran
"Rahasia" jawab Annisa sambil tersenyum, senang sekali rasanya menggoda anak laki-lakinya ini
"Apapun yang mereka katakan jangan percaya, lagipula guru Shaka juga sudah punya calon suami jadi jangan dengarkan apapun yang mereka katakan" Shan mewanti-wanti ibunya agar tidak termakan gosip yang adiknya katakan
"Tapi baru kali ini bunda melihat kamu di sapa seorang wanita dan kamu terlihat senang dengan itu"
"Perasaan bunda saja" ucap Shan
Matanya terus menghindari tatapan usil milik ibunya, ia tau kalau satu-satunya orang yang tidak bisa ia bohongi adalah ibunya sendiri jadi lebih baik menghindar daripada harus merasakan keusilan ibu serta dua adik kembarnya,
"Tapi kau juga akan dimiliki orang lain, jadi bunda hanya akan tau kamu dan guru Shaka tadi hanya sebatas kalian saling mengenal saja"
Shan terdiam, ia tau kalau keputusannya untuk menurut pada ayahnya sedikit banyak mengecewakan bundanya tapi apa mau di kata semua sudah di rencanakan jadi Shan juga sudah tidak bisa mundur dari keputusan yang di buatnya,
"Bunda tidak suka dengan Bella?" tanya Shan hati-hati
"Bukan tidak suka, hanya saja bunda berharap nanti jika kalian menikah kamu bisa merubah cara bersikapnya yang seperti gadis manja menjadi lebih dewasa dan pakaian Bella agar terlihat lebih sopan saat bertemu dengan orang tua"
"Aku tidak yakin aku akan sampai pada jenjang pernikahan" ucap Shan jujur
Annisa hanya menghela nafas pasrah, ia benar-benar tidak tau jalan pikiran putra sulungnya itu,
...****************...
"Aku bawakan katalog untuk cincin tunangan kita, kalau pesan waktunya sudah tidak sempat" Bella menyodorkan sebuah katalog dari brand perhiasan ternama ke hadapan Shan
"Pilih saja sesukamu" ucap Shan acuh, ia sama sekali tidak tertarik dengan katalog yang ada di depannya
"Jangan seperti itu bisa tidak? Aku sudah mengalah selalu menghampirimu untuk acara pertunangan besok, memilih vendor EO, catering hingga dekorasi bahkan pakaian yang akan ku pakai aku sudah memilih semuanya, kamu itu tinggal pilih mau pakai cincin yang model apa nanti aku yang akan mengurusnya lagi!" sentak Bella karena lelah menghadapi Shan yang tidak membantunya sama sekali dan selalu bersikap dingin saat dengannya,
Shan membanting berkas yang sedang ia baca, ia benar-benar ingin perempuan di depannya segera pergi dari hadapannya. Shan merebut katalog yang sedang Bella pegang sekilas ia memilih model yang cocok untuknya
"Pilih ini dan segeralah pergi aku sedang sibuk" ucap Shan sambil menunjuk model cincin polos yang ia rasa cocok untuknya
Bella yang sedang kaget dengan perlakuan Shan hanya mengangguk dan segera mengambil katalog yang ia bawa lalu pergi dari ruangan Shan,
"Sedang apa disini?" tanya Reenan saat ia dan Bella bersama di dalam lift
"Membawakan contoh cincin untuk acara pertunangan besok" jawab Bella
"Aku hanya akan membantumu sampai pertunangan ini terlaksana, untuk jenjang selanjutnya kalian jalani sendiri karena aku sudah tidak mau terlibat dengan urusan merepotkan seperti ini lagi" ucap Reenan dan hanya di angguki oleh Bella
Bella merasa tidak di hargai sama sekali oleh keluarga calon tunangannya, kalau tidak karena ayah dan kesalahannya ia juga tidak mau merendahkan diri seperti ini apalagi hanya untuk laki-laki seperti Shan,
Bella akui Shan tampan, mapan dan kaya raya tidak ada yang bisa menyangkal hal itu tapi jika sifatnya seperti itu Bella yakin perempuan lain akan lari saat pertama kali Shan membuka mulutnya,
"Dia bukan gay kan?" tanya Bella pada dirinya sendiri "Kasihan sekali jika laki-laki tampan sepertinya adalah seorang gay" gumam Bella
Bella akhirnya mengalah dan mengurus cincin pertunangannya untuk besok malam, ia mengurusnya sendiri tanpa bantuan dari calon tunangannya ataupun keluarga Shan, hanya kadang Annisa bertanya sudah sampai mana persiapannya dan apa ia memerlukan bantuan atau tidak, tapi Bella cukup enggan jika meminta tolong dengan calon ibu mertuanya,
...****************...
"Shan, kau tidak membantu Bella dalam persiapan pertunangan kalian?" Reenan masuk ke dalam ruangan Shan dan bertanya hal yang paling Shan ingin hindari saat ini,
"Dia bukan bocah yang harus di bimbing dalam menentukan sesuatu, biarkan dia memilih sesuai kemauannya" jawab Shan sekenanya,
"Setidaknya terlihatlah sedikit peduli dengannya,"
"Jika ayah hanya ingin membahas ini, ayah tau di mana pintu keluarnya karena aku tidak mau membahas hal merepotkan seperti itu"
Reenan membuang nafas kasar, ia tau bahwa ini pasti akan berakhir tidak baik pada akhirnya,
"Pada akhirnya mereka hanya akan membuang-buang uangku" gumam Reenan yang hanya bisa di dengar dirinya sendiri
"Aku tidak akan menikahinya" ucap Shan saat Reenan sudah hampir mencapai pintu,
"Itu terserah padamu, aku tidak akan ikut campur sejauh itu" jawab Reenan
"Semua biaya yang ayah keluarkan untuk acara besok biar aku yang menanggungnya"
"Biar aku saja, hitung-hitung sebagai permintaan maafku padamu karena memaksamu sampai sejauh ini"
"Tapi syarat yang aku ajukan harus ayah tepati, dan itu berarti aku akan pergi pagi hari setelah acara pertunangan itu"
"Terserah, bawa Joshua bersamamu ia akan membimbing mu jika kau kesulitan"
"Aku setuju untuk membawa paman Joshua, tapi ayah tidak usah membocorkan kemana saja aku akan pergi"
"Aku selalu memegang janjiku"
Dan Reenan keluar dari dalam ruangan anaknya, ia hanya harus menghadapi istri dan anak kembarnya jika mereka bertanya kenapa Shan pergi setelah acara pertunangan besok,
"Aku yakin Annisa akan menceramahi ku jika ia tau tentang hal ini"
...****************...
"Kau itu konyol sekali?" Annisa langsung berdiri dari duduknya setelah mendengar penjelasan Reenan,
Bagaimana tidak kaget, Shan akan pergi untuk mengurus bisnis mereka yang ada di luar negeri juga sekalian menempuh pendidikan S2 nya dan selama pendidikannya ia tidak akan pulang ke Indonesia, dan Annisa tau hal ini dalam waktu kurang dari 48 jam, jika ia bisa menjambak rambut Reenan ingin sekali ia menjambak rambut milik suaminya saat ini juga,
"Kau itu benar-benar ingin tidur di luar ya? Kalau begitu kau tidur di luar sampai anakmu pulang dari luar negeri jangan mendekatiku!"
"Ini sudah kesepakatan ku dengan Shan, jika kau ingin membicarakan hal ini dengannya silahkan saja tapi jangan biarkan aku tidur di luar ya" pinta Reenan memelas
Reenan tidak bisa membayangkan jika selama 2 tahun ia tidak bisa tidur dengan istrinya, betapa nanti ia akan tersiksa setiap harinya
aku pikir cerita shan gak akan dilanjut karena terlalu lama hiatusnya dan tanpa kabar.,, tapi ternyata dilanjut.
ok kak kinan gas lah...