NovelToon NovelToon
Kubalas Kesombongan Keluarga Suamiku

Kubalas Kesombongan Keluarga Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda / Balas Dendam / Berbaikan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir / Penyesalan Suami
Popularitas:29.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ika Dw

"Kau hanyalah sampah yang dipungut dan dijadikan ratu oleh putraku. Bagiku sampah tetaplah sampah! Sampai dunia kiamat pun, aku tidak akan pernah merestui hubungan kalian!"

Cacian begitu menyakitkan telah dilontarkan oleh wanita tua, membuat gadis muda yang bernama Diana Prameswari hanya bisa menangis merutuki nasibnya yang begitu buruk.

Semenjak masih bayi dia sudah terpisah dari orang tua kandungnya, dia ditemukan di semak-semak dan dipungut oleh seorang wanita tua yang tidak memiliki keturunan.

Bertemu dengan seorang pria tampan yang begitu terobsesi oleh kecantikannya dan mengajaknya untuk membina rumah tangga, membuatnya bahagia. Diana berpikir keluarga dari suaminya akan merestui hubungannya, tapi sebaliknya, keluarga suaminya sangat membencinya karena ia hanyalah wanita miskin yang tidak memiliki apa-apa.

Mampukah Diana bertahan hidup bersama keluarga suaminya yang tidak pernah menghargainya?

Penderitaan seperti apa yang dirasakan Diana ketika tinggal bersama mertuanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32. Tolong Bantu Aku

Setelah menunggu kurang lebih satu jam, Indira mendapati penampilan Diva yang terlihat sangat segar dan cantik.

Diva memang jarang berdandan, tapi sekali berdandan, membuat para lelaki tergila-gila oleh kecantikannya, hanya saja perutnya buncit, membuat kaum lelaki berpikir panjang untuk bisa mendapatkannya.

"Diva, Apakah kamu sudah selesai bersiap-siap?"

Indira kembali masuk ke dalam kamar Diva setelah pergi meninggalkan Diva untuk bersiap-siap.

Kini ia tertegun mendapati Diva yang sudah bersiap dengan menggunakan gaun warna merah jambu dengan tas selempang senada dengan gaun yang dipakainya.

Ada sesuatu yang menarik perhatiannya, kalung yang dipakai Diva membuatnya Dejavu mengingat masa lalu.

"Kalung ini bagus sekali Diva? Ini kamu beli di mana?" tanya Indira dengan matanya yang berkaca-kaca.

Indira melangkahkan kakinya mendekati Diva dengan tangan kanannya terulur untuk memegang kalung yang melingkar di leher jenjang Diva.

Tangan wanita paruh baya itu gemetar saat mengingat di mana ia memakaikan kalung di leher putrinya saat berada di rumah sakit bersalin.

Kalung yang sama persis seperti miliknya, kini dimiliki oleh Diva yang masih meragukan identitasnya.

"Kalung? Aku nggak tau ma. Kamu ini sudah aku pakai semenjak aku ada di rumah sakit. Mungkin kalung ini pemberian dari ibuku, tapi aku memang tidak bisa mengingatnya. Aku sengaja menyimpannya agar bisa kukenang. Walaupun ini bukan kalung emas, tapi aku suka sama coraknya, liontinnya begitu indah, siapa tahu saja saat aku memakai kalung ini langsung ada orang yang mengenaliku sebagai anaknya."

Dengan mengenakan kalung itu kembali Diva berharap pada orang yang mengenalinya.

Bukannya ia tidak bersyukur karena memiliki keluarga baru, tapi ia masih tetap ingin mencari tahu siapa keluarganya yang asli, mungkin ada orang tua, atau saudara, bahkan suami yang tengah mencarinya.

"Jadi kalung ini sudah melekat di leher Kamu semenjak kecelakaan itu terjadi nak? Itu artinya, kamu memiliki kalung ini tanpa harus membelinya? Kalung ini ada kaitannya dengan masa lalumu?"

Indira sangat yakin sekali kalau kalung itu memiliki makna yang sama seperti yang ada pada dirinya.

Semakin kuat dan yakin kalau Diva memang anaknya. Tak bisa diragukan lagi karena Diva sudah memiliki bukti bahwa kalungnya memiliki kesamaan dengan kalung yang dimilikinya.

"Tunggu sebentar ya? Mama mau ambil sesuatu."

Indira langsung bergegas pergi meninggalkan Diva yang masih mematung di dalam kamarnya.

Ia kembali ke kamarnya untuk mengambil barang yang serupa dengan barang yang dimiliki oleh Diva.

Tidak lama kemudian ia kembali menuju kamarnya Diva dan menunjukkan kalung yang sama seperti yang dipakai oleh Diva.

"Lihatlah, kalung kita memiliki kesamaan bukan? Apa kamu masih meragukan kalau kami ini memang benar orang tua kandungmu."

Bola mata Diva terbelalak lebar ketika melihat kalung yang ditunjukkan oleh Indira.

Benar-benar sama, dari segi ukiran liontin juga serupa, tidak ada yang membedakannya, namun ia berpikir di luaran sana pasti banyak pedagang yang menjual aksesoris sama seperti yang dimilikinya.

"Loh, kok bisa sama ya Ma. Jadi Mama juga memiliki kalung yang sama seperti aku?"

Walaupun sekedar kalung imitasi, Indira menganggap kalung yang dimilikinya itu sangat berharga.

Dulu dia sengaja memakaikan kalung itu dileher putrinya saat tahu bayi yang dilahirkannya berjenis perempuan.

Ia berharap setelah memiliki anak perempuan, ia akan menjadi ibu sekaligus teman untuk anaknya.

"Iya, kalung kita sangat mirip, itu artinya, kamu memang anaknya Mama. Kamu nggak usah ragu lagi siapa orang tua kandung kamu, memang kami lah orang tua kandung kamu yang sesungguhnya."

Diva cukup bahagia jika memang benar dia anaknya keluarga dokter Yuda, tapi bisa jadi kalung yang dipakainya itu hasil dari pemberian orang tua yang ditinggalkannya, atau barangkali dia membelinya sendiri di pasar.

Tak ingin terlalu berharap banyak, ia hanya takut impian tak sesuai dengan kenyataan.

"Ma, kenapa Mama begitu yakin kalau kalung ini pemberian Mama. Bagaimana kalau kalung ini ternyata aku beli sebelum aku mengalami kecelakaan? Atau kalung ini memang dibelikan oleh seseorang di masa lalu. Aku tidak ingin Mama terlalu kecewa setelah mengetahui kebenarannya. Lebih baik kita jalani aja apa yang saat ini kita alami, nggak usah terlalu memikirkan hal-hal yang belum tentu kebenarannya."

Indira menghela napas, begitu keras kepalanya Diva sampai meragukan sesuatu yang jelas-jelas memiliki kesamaan dengan apa yang dimilikinya.

Ia harus banyak bersabar lagi untuk bisa mendapatkan ingatan Diva kembali agar dia bisa mengetahui secara jelas Dari mana asal muasal kalung yang dipakai oleh putrinya itu.

"Jadi kamu masih meragukan kalau kamu ini orang tua kandung kamu Diva? Ya, baiklah nggak apa-apa, kita jalani aja seperti air mengalir. Kalau kamu memang masih meragukan kebenarannya, lebih baik kita lakukan tes DNA saja biar semuanya bisa tenang. Kamu tenang Mama juga tenang, karena di sini Mama sangat yakin sekali kalau kalung itu memang Mama yang berikan."

Tak ingin berdebat dengan Diva yang cukup keras kepala, Indira pun memutuskan untuk mengalah, membiarkan Diva yang ingin tahu jati dirinya.

Indira tetap pada pendiriannya, ia ingin melakukan tes DNA secara diam-diam untuk mengetahui kebenarannya.

"Ya sudah, nggak usah dipikirkan lagi tentang kalung ini, tapi Mama minta kalung ini jangan dibuang, lebih baik kamu selalu memakainya. Ini Mama mau taruh dulu kalung Mama. Biarpun ini cuma imitasi, ini ada maknanya Diva, kalung bersejarah buat Mama."

Indira mengoceh keluar dari dalam kamar Diva untuk mengembalikan kalung miliknya di dalam kamarnya.

Diva bingung, ucapannya mungkin sudah menyinggung perasaan Indira hingga membuatnya kesal.

"Apakah aku salah meragukan dia sebagai orang tuaku walaupun memiliki bukti kesamaan pada kalung ini? Ya Tuhan tolong aku bagaimana aku bisa kembali sadar dan mengingat masa laluku Aku juga berharap kalau mama Indira memang orang tua kandungku aku masih ragu kalau aku belum bisa mengenalinya lebih jauh aku takut menyakiti seseorang yang mungkin sudah merawatku di masa lalu."

Nampak begitu sedih wajah Diva, dia pun memutuskan untuk segera keluar dari dalam kamarnya untuk menemui Indira.

Dia berniat untuk meminta maaf atas apa yang sudah dilakukannya hingga membuat Indira nampak begitu sedih dan kecewa.

Indira keluar dari kamarnya dan langsung mendapatkan pelukan erat dari Diva. Diva menangis dan meminta maaf atas apa yang sudah dilakukannya.

"Mama, aku minta maaf ya? Aku salah sudah meragukan Mama sebagai orang tuaku. Seharusnya aku senang dan bersyukur karena memiliki orang tua yang baik seperti kalian, tapi hatiku masih ragu, aku takut menyakiti seseorang yang mungkin pernah merawatku sejak kecil. Tolong bantu aku untuk kembali mengingat masa laluku, aku hanya tidak ingin ada penyesalan karena keegoisanku."

1
Ipoen She Mandja
lanjut lagi donggg
Sumar Sutinah
hadeh alka suami macam apa istri g d belikan hp dn g d kasih nafkah uang katanya orang kaya apa d rmh g ada cctpnya
Ma Em
Diana atau Diva mungkin itu orangtua kandungnya semoga kamu cepat kembali pulih ingatanmu kalau benar dr Yuda orang tuamu cepat balas Malena dan Karin agar dia merasakan sakit seperti yg kamu rasakan.
Ma Em
Luar biasa
Ma Em
Semoga saja Diana selamat dari kekejaman mertua dan Karin dan segera ditemukan oleh orang tua kandungnya untuk balas dendam pada kedua orang biadab yg tdk punya hati
Ika Dw
Halo semuanya 🤗, ini novel ke 3 ku, siap ramaikan 👍😁, jangan lupa like komen ya? Buat penyemangat author 🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!