NovelToon NovelToon
My Perfect Stranger

My Perfect Stranger

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Perasaan / Duda / Romansa Modern / Cinta setelah menikah / Tinggal bersama / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Pengantin Pengganti
Popularitas:5.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: Nisaaayu

Berniat ingin menyelamatkan seorang pria dari pengkhianatan pernikahan justru membuatnya terlibat dan malah menjadi pengantin wanita pengganti. Friska Hallin Amanda, seorang gadis yang terpaksa berurusan dengan sang mempelai pria yang ternyata seorang CEO terkenal.

Dia tidak menyangka bahwa perbuatannya yang merusak pernikahan CEO tersebut justru mengantarkannya kepada pernikahan yang tak pernah Ia bayangkan. Friska terpaksa menggantikan mempelai wanita untuk menyelamatkan nama baik sang CEO.

"Saya tidak mau menikah dengan bapak!"

"Kamu harus mau! nama baik saya akan dipertaruhkan saat ini. Atau saya akan menghancurkan hidupmu beserta keluargamu!" begitulah ancaman Ardigo yang membuat pernikahan palsu itu akhirnya terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisaaayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Curhatan Vano

**Happy reading **

Keesokan harinya, Friska sudah siap untuk berangkat ke kampus. Dan sebelum itu, dia juga menyempatkan untuk membuat sarapan, meskipun dia sendiri tidak yakin Ardigo dan Vano akan memakan masakannya.

Terserah mereka saja jika tidak mau memakannya, yang penting aku sudah membuatkannya. Batin Friska lalu bergegas memakai sepatu dan berangkat ke kampus

Sementara itu Vano dan Ardigo keluar kamar dalam keadaan rapi. Ardigo dengan setelan jas yang membungkus tubuh atletisnya dan Vano dengan baju TK yang terlihat pas ditubuhnya. Sebenarnya Ardigo akan mulai bekerja lusa, namun karena ada beberapa urusan di kantor yang harus dia tangani langsung, jadi dia memutuskan untuk masuk kerja hari ini.

Sesampainya di dapur mereka kembali menemukan makanan yang terlihat menggiurkan

"Pa, apakah Vano boleh memakannya? kelihatannya enak" ujar Vano sambil mengedipkan-ngedip kan matanya lucu. Walaupun masih berumur 4 tahun, namun Vano sudah sangat lancar berbicara dan tidak memiliki kesulitan seperti cadel atau yang lain

"Sayang, papa kan sudah bilang kita tidak mengenal tante Friska. Jadi kita tidak bisa mempercayainya begitu saja. Kalau Vano lapar kita bisa makan terlebih dahulu sebelum ke sekolah" bujuk Ardigo sambil mengelus surai hitam anak nya

"Tapi Vano ingin seperti Cecil pa" ujar Vano cemberut lalu menunduk yang mengundang kerutan samar di dahi Ardigo

"Vano kenapa, hm? Cecil itu siapa?" tanya pria itu mulai jongkok untuk menyamakan tingginya dengan sang anak

"Cecil itu teman Vano. Dia selalu membawa bekal yang enak dan lucu ke sekolah. Cecil sering mengatakan kalau mamanya pintar memasak dan selalu membuatkan makanan yang enak untuk Cecil. Cecil juga selalu dijemput oleh mamanya" ujar Vano masih menunduk. Ucapan Vano tersebut sukses mencubit hati Ardigo

Dia mengangkat Dagu Vano untuk menatap matanya. Ia seperti sedang berkaca dan melihat wajahnya sewaktu kecil setiap kali melihat Vano, karena memang Vano mewarisi 90% wajahnya.

"Hei, sayang. Vano kan punya papa, papa juga bisa membelikan makanan yang lucu dan enak untuk Vano. Bukankah selama ini papa selalu mengirimkan makanan yang enak ke sekolah Vano? dan Vano juga setiap hari dijemput oleh pak Deni. Jadi Vano juga sama seperti Cecil" kata Ardigo mencoba membujuk Vano, meski dia tau bukan makanan dan jemputan lah yang menjadi poin pentingnya

Vano memang selalu dijemput oleh pak Deni, yang merupakan supir pribadi di rumah orang tua Ardigo. Jadi Vano akan pulang ke rumah oma dan opanya. Dan saat Ardigo pulang dari kantor, dia akan menjemput Vano disana. Namun, jika Rini sedang tidak di rumah, pak Deni akan langung mengantar Vano ke kantornya

"Beda pa. Cecil selalu membawa bekal yang disiapkan sendiri oleh mamanya. Cecil juga selalu cerita tentang papa dan mamanya. Tapi Vano hanya bisa bercerita tentang papa. Teman-teman yang lain juga sering menanyakan mama Vano" balas Vano dengan tatapan yang mampu membuat hati Ardigo terasa hancur.

Vano memang memiliki pola pemikiran yang lebih kritis dan dewasa dibanding anak seusia nya. Sekali lagi, Vano juga mewarisi karakter dan cara berfikir Ardigo. Bahkan dia terkadang kawalahan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Vano

Ardigo sering berpikir bahwa tuhan tidak adil kepadanya dan terutama kepada Vano. Dia bisa saja menerima kehilangan sosok istri yang dia cintai meskipun itu sulit, namun dia merasa itu tidak adil untuk Vano. Anaknya terlalu kecil untuk bisa memahami ini semua, dan dia sadar bahwa Vano sering merasa kesepian. Ia kasihan setiap kali melihat putranya yang harus tumbuh tanpa sosok ibu. Jika dunia ini menawarkan kebahagiaan dan kehangatan seperti yang diberikan oleh seorang ibu, maka dia rela menukar segala yang dia punya agar anaknya bisa merasakan hal tersebut

"Lalu apa yang Vano katakan ketika teman Vano menanyakan soal mama?" tanya Ardigo lembut

"Seperti kata papa, Vano bilang mama sudah di surga menunggu Vano dan papa. Dan teman-teman Vano merasa iri karena mama sudah pernah melihat surga, beda dengan mama mereka" ujar Vano bangga. Hal itu membuat Ardigo tidak tahan untuk tidak memeluk putranya tersebut. Setetes air mata keluar dari sudut matanya dan cepat-cepat dihapusnya

"Vano adalah anak papa yang paling pintar dan hebat. Papa bangga sama Vano. Papa sayang Vano" ujar Ardigo sambil menciumi puncak kepala Vano

"Vano juga sayang papa" balas Vano tersenyum yang juga mengundang senyum manis di bibir Ardigo

Mereka pun langsung berangkat karena jam sudah menunjukkan pukul 7.30

"Belajar yang rajin ya sayang. Jangan nakal, dan jangan bertengkar dengan teman, ok son? " nasehat sang ayah ketika mereka sudah sampai di gerbang sekolah yang bertuliskan "TK Harapan Bunda" tersebut. Salah satu sekolah elit yang ada di negeri ini

"Siap bos hehe" balas Vano yang mengundang kekehan Ardigo

"Yasudah papa berangkat kerja dulu. Nanti hati-hati pulangnya, salam sama oma" kata Ardigo sambil mencium puncak kepala Vano

"Iya pa" balas Vano

Vano melambaikan tangannya ketika mobil Ardigo sudah menjauh dari pekarangan sekolah. Setelah itu, dia pun berjalan memasuki gedung indah yang dipenuhi warna warni tersebut, khas anak TK.

*****

"Dosen sialan! harusnya dia langsung mengabari jika tidak bisa masuk hari ini. Kenapa harus mengatakan telat masuk kalau ujung-ujungnya tetap tidak datang! kalau tau begini lebih baik aku tidak ke kampus tadi" omel Friska yang kesal karena dosen yang mengajar mata kuliah hari ini tidak jadi datang dan baru memberi kabar di 15 menit sebelum jam berakhir

"Membuang waktuku saja!" ujar Friska kesal sambil berjalan ke luar kampus. Ia melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya yang kini menunjukkan pukul 9.45. Perpustkaan kota adalah tujuannya saat ini. Ia harus mencari beberapa buku sebagai referensi untuk mengerjakan tugas di mata kuliah lain

Dia memilih berjalan kaki untuk menuju perpustakaan kota. Selain karena masih pagi dan belum terlalu panas untuk berjalan,lumayan juga untuk menghemat pengeluaran

Friska berjalan santai sambil memainkan ponselnya untuk mengabari Tasya

^^^Sya, aku pulang duluan ya. Aku tidak ada kelas lagi hari ini.^^^

^^^Sekarang aku mau ke perpustakaan kota dulu^^^

Tidak lama pesannya pun dibalas oleh Tasya

Oke Fris, hati-hati yaa... aku masih kuliah sampai jam 12

^^^Sip. Habis ini aku langsung ke kafe^^^

👌

Setelah itu Friska pun menyimpan ponselnya di saku celana jeansnya. Dari kejauhan, dia melihat beberapa orang yang sedang berdiri di depan sebuah sekolah TK. Orang-orang tersebut terlihat khawatir dan salah satunya menggendong seorang bocah

Mungkin ada murid nya yang sedang sakit

Batin Friska lalu mengangguk. Saat jaraknya semakin dekat dengan gerbang sekolah dan orang-orang yang dia yakini sebagai guru tersebut hendak masuk ke dalam mobil, Friska dapat melihat dengan jelas wajah bocah tersebut dan dia sontak membulatkan matanya karena terkejut

"VANO!!!!" Teriaknya sambil berlari dan menghentikan gerakan guru-guru TK yang hendak masuk ke mobil

"Ada apa ini buk? Kenapa dengan Vano?" tanya Friska bertambah khawatir saat mendapati Vano dalam keadaan.... Pingsan?

"Maaf mbak, mbak ini siapa ya?" tanya salah seorang guru yang kaget dengan kedatangan Friska. Dan Friska pun bingung hendak menjawab apa

"S-saya.. Saya.."

To be continued

Jangan lupa like nya sayang 😉

Find me on instagram @Nisaaayu_

1
olif
seru banget kak, ceritanya bagus juga ngga terlalu berat jadi suka bacanya..
semangat terus ya kak..
Lucia
Ada apa kagi nih... jgn" kejutan bt friska bangun rumah idaman friska ut kado melahirkan nnt😂
Lucia
Ceritanya menghibur thor👏👏👏
Lucia
Baru tau sekarang ya kalo friska manis & mempesona😁
Lucia
So sweet Ardigo.. mulai bucinnnn🤭
Lucia
Puji Tuhan akhirnya jantung Friska berdetak lagi. Aku dh mo marah sm outhor. Kasihan lho vano 2x ditinggal mmh( seorang ibu). Maaf ya thor.. anda baik sekali sm Friska👍👍🫰🫰
Lucia
Sabar Friska. Dlm RT emg byak masalah & penyesuaian. Semoga bahagia kel kecilmu.ardigo mulai menyadari perasaannya Cinta & tak mau kehilangan👍
Lucia
Cinta dong😁
Lucia
Cinta da cemburu tipis bedanya... ardigo gengsi level dewa😃
Lucia
Tandanya perhatian ardiago😃
Lucia
Mantappp wonder woman👏👏👏 friska
Nuryati Yati
Rivan ma Tasya aja thor
Rahmi Ami
Luar biasa
Christina Hartini
Digo menyiapkan surprise untuk Friska ( rumah idaman Friska ) mungkin ya
Christina Hartini
setuju 👍
Nuryati Yati
semangat thor
Nuryati Yati
😭😭😭
Nuryati Yati
rasakno Vania makanya punya mulut tu di jaga jangan seenaknya asal jeplak
Nuryati Yati
👍👍👍
Nuryati Yati
sombong amat Digo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!