NovelToon NovelToon
The Second Wife

The Second Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Poligami / Cinta setelah menikah
Popularitas:13.2k
Nilai: 5
Nama Author: Gilva Afnida

Pergi dari rumah keluarga paman yang selama ini telah membesarkannya adalah satu-satunya tindakan yang Kanaya pilih untuk membuat dirinya tetap waras.

Selain karena fakta mengejutkan tentang asal usul dirinya yang sebenarnya, Kanaya juga terus menerus didesak untuk menerima tawaran Vania untuk menjadi adik madunya.

Desakan itu membuat Kanaya tak dapat berpikir jernih hingga akhirnya dia menerima tawaran Vania dan menjadi istri kedua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gilva Afnida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Rupanya sesakit ini yang dirasakan Vania saat memergoki suaminya sendiri setelah bergumul dengan adik madunya. Apalagi saat melihat penampilan Adnan yang nampak berantakan dengan kissmark yang bertebaran di seluruh tubuh Adnan, menandakan betapa hebatnya pergumulan mereka di atas ranjang.

Tadinya Vania berpikir, Adnan akan melakukan penyatuan dengan Kanaya saat Adnan diperintahkan saja oleh Vania. Pria itu sudah mengeluh jika dia tak bergairah saat menatap tubuh Kanaya yang kurus. Namun sepertinya mulutnya berbanding terbalik dengan pernyataan tubuhnya. Apalagi wajah Adnan nampak lebih segar, ceria dan cerah. Padahal sebelumnya wajah Adnan nampak kusut karena lelahnya pekerjaannya yang terus menatap layar laptop.

Tapi lihat saja sekarang, wajah kusut itu hilang bahkan ditambah dengan ceriwisnya dia bercerita soal banyak hal. Adnan layaknya seperti burung yang sedang bercuap-cuap, pria itu seperti tak ingin berhenti dari bercerita.

"Kamu udah makan belum, Yang? Kalau belum aku beliin sesuatu mau?" tanya Adnan yang akhirnya membuyarkan lamunan Vania.

"Aku lagi gak nafsu makan."

"Mas, mbak. Kok aku tadi bisa ketiduran di atas sofa?" tanya Tania menghampiri Adnan dan Vania.

"Lah, mana aku tahu. Harusnya aku yang tanya ke kamu. Minuman apa yang kamu kasih ke aku tadi, kenapa aku jadi ngerasa ngantuk setelah meminumnya?" cecar Vania menatap tajam ke arah adiknya.

Tania menggaruk puncak rambutnya, merasa bingung apa yang sebenarnya terjadi padanya. "Tadi cuma minuman susu biasa kok."

"Susu biasa kenapa aku jadi ngantuk banget kayak tadi? Padahal aku gak minum obat apapun lho."

Setelah Vania berujar seperti itu. Terlihat Kanaya keluar kamar dengan rambut yang masih basah. Semua orang menatap gerak-gerik Kanaya dengan pikirannya masing-masing.

Tania langsung menatap tajam pada rambut Kanaya yang basah lalu menatap Adnan yang juga rambutnya nampak basah. Tania juga menyadari ada beberapa tanda kiss mark di sekujur tubuh Adnan. Dia mencurigai jika Kanaya lah yang malah mendapatkan apa yang dia inginkan tadi.

Dalam benaknya tiba-tiba mendapatkan sebuah ide untuk menjebak Kanaya.

Tania menunjuk Kanaya yang tengah berjalan ke arah dapur dengan santai. "Kamu pasti kan yang naruh obat tidur ke minumanku sama minumannya Mbak Vania?" tuduhnya.

Kanaya yang tiba-tiba mendapat tuduhan dari Tania pun menghentikan langkahnya karena terkejut. "Apa kamu bilang?"

"Udah ngaku aja deh kamu. Pasti kamu kan yang naruh obat tidur di minuman kita berdua terus naruh obat perangsang di minumannya Mas Adnan supaya jadi nafsu ke kamu, iya kan?"

"Apa maksudmu itu, Tania?" tanya Adnan tak mengerti.

"Mas, kalau tadi mas ngerasa tiba-tiba kayak orang yang sedang bergairah itu pasti karena ulah Kanaya yang mencampurkan obat perangsang ke minuman mu. Kalian habis melakukannya tadi sewaktu aku sama Mbak Vania tidur kan? Itu juga bagian dari rencananya, Mas."

Adnan menyipitkan kedua matanya, menatap curiga pada Tania yang malah mengetahui tentang obat perangsang. Dia kembali teringat soal kelakuan Kanaya yang tadi memang seperti di luar kebiasaannya. Adnan jadi mencurigai Tania soal itu. "Kok kamu tahu soal obat perangsang?"

"Ya tau lah, untuk apa dia ngasih obat tidur ke minumanku dan minumannya Mbak Vania? Udah pasti karena supaya ingin bersetubuh dengan Mas Adnan," ucap Tania dengan percaya diri.

"Oh... jadi ini tuh ulah kamu ya." Adnan menganggukkan kepalanya mengerti.

"Loh, maksud mas apa bilang kayak gitu ke aku? Kok malah aku yang dituduh?"

"Bentar." Vania menghentikan perdebatan Adnan dan Tania. "Kok semua ini aku gak paham ya? Sebenarnya apa yang kamu maksud sih, Yang?" tanyanya pada Adnan.

"Kamu tahu gak, kenapa aku bisa berhubungan sama Kanaya tadi? Itu karena menolong Kanaya yang sepertinya gak sengaja meminum obat perangsang yang adikmu maksud. Bisa jadi sebenarnya apa yang dituduhkan oleh adikmu ke Kanaya tadi hanyalah untuk menutupi perbuatannya." Adnan melipat kedua tangannya di dada, merasa pongah.

"Mas Adnan jangan menuduhku sembarangan ya. Memangnya Mas punya bukti apa?" ujar Tania setengah berteriak. Meski dalam dada jantungnya berdebar kencang, namun dirinya harus tetap bersikap seolah dia tak bersalah sambil dalam hatinya berdoa semoga mereka tidak mempunyai bukti apa-apa.

"Aku punya kok buktinya." Kanaya yang sedari tadi diam akhirnya bersuara. "Tapi tunggu, aku ambil dulu ponselku."

Kanaya berlalu dari Adnan, Vania dan Tania yang tengah menggigit kuku-kuku jarinya. Beberapa detik kemudian Kanaya datang sambil menatap layar ponselnya. "Nih, semua bukti ada dalam video itu."

Semua orang melihat layar ponsel milik Kanaya yang menampilkan video Tania sedang menelepon seseorang. Beruntung Kanaya berinisiatif untuk mem-videokan Tania meski tidak sedari awal.

"Mungkin itu memang video singkat karena gak dari awal aku video-in, tapi aku yakin itu harusnya cukup untuk sekedar jadi bukti atas tuduhan dari Tania kepadaku tadi."

Kanaya menatap ke arah Tania yang wajahnya sudah memucat. "Aku gak nyangka sih kamu berniat melakukan ini ke saudara kandungmu sendiri."

Vania menatap Tania dengan kecewa. Dia memang tahu jika adiknya itu memang gadis yang nakal, beberapa kali mamanya selalu memberitahu bahwa Tania sering pulang larut malam atau bahkan berbohong pergi ke rumah teman tetapi padahal pergi ke rumah pacar. Vania sendiri tidak yakin jika adiknya itu masih perawan mengingat kelakuannya. Apalagi Tania hendak melakukan keji pada Adnan tanpa ada rasa ragu dan takut dalam hatinya. Dia pun tak menyangka jika Tania memiliki niat yang busuk pada kakaknya sendiri. Menghancurkan rumah tangga orang itu sudah keterlaluan apalagi jika hendak menghancurkan rumah tangga saudara kandung sendiri, itu sudah lebih dari keterlaluan.

"Mbak..." lirih Tania bersuara, kedua matanya juga nampak berkaca-kaca. Dia mencoba mendekati Vania dan meraih tangan kanan Vania, namun segera di tepis oleh Vania.

"Mulai sekarang, Mbak akan memasukkan mu ke sekolah khusus putri. Semenjak kamu ada di sekolah yang sekarang, kelakuanmu makin menjadi-jadi." Bibir Vania bergetar karena menahan air mata agar tak tumpah. Selama ini dialah yang menyekolahkan Tania ke sekolah bagus agar kelak adiknya itu bisa sukses melebihi dirinya dan mencapai cita-citanya, tak seperti dirinya yang harus berhenti kuliah karena sakit yang dideritanya. Namun apa yang malah dia dapatkan? Air susu di balas dengan air tuba.

Tania pun menjatuhkan dirinya tepat di hadapan Vania sambil berlutut dan memohon. "Kak, jangan kak. Aku mohon, jangan pindahkan aku ke sekolah lain."

"Uang bulanan mu juga akan Mbak potong. Mulai sekarang Mbak akan memantau sekolahmu dengan ketat. Kalau sampai Mbak dengar kamu masih main sama teman-temanmu yang di sekolahan lama, Mbak akan angkat tangan. Semua fasilitas yang Mbak berikan seperti iPhone, laptop dan motor akan Mbak jual kalau kamu membangkang. Sudah sepatutnya kamu berterima kasih pada Mbak karena tidak menghukum mu dengan berat. Kalau orang lain yang berbuat, sudah Mbak jebloskan orang itu ke dalam penjara."

1
Muhammad Malvien Laksmana
Luar biasa
Muhammad Malvien Laksmana
Biasa
Endah Windiarti
Luar biasa
Jessica
ceritanya bagus penulisan nya juga tertata g bikin jenuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!