NovelToon NovelToon
The Promise

The Promise

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:50.3k
Nilai: 5
Nama Author: NonAden119

Demi memenuhi janjinya pada sahabatnya, King Cayden Haqqi, seorang mantan anggota marinir yang selamat dari ledakan bom di tempatnya bertugas, pergi mencari keberadaan seseorang yang sangat berarti dalam hidup sahabatnya itu. Berbekal sebuah foto usang di tangan, ia harus segera menemukan wanita dalam foto itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NonAden119, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10. Bapak peri

Mereka menyeberang jalan menuju mobil King berada dengan hati-hati, lalu lalang kendaraan di jam istirahat kerja seperti sekarang sangat padat. King berjalan sambil merengkuh bahu Mika, dan sebelah tangan berusaha menahan laju kendaraan yang akan lewat di depannya. Tubuh mungil Mika yang hanya setinggi dadanya itu seperti tak terlihat, tenggelam dalam pelukannya. Dan King harus melambatkan langkah kakinya yang lebar agar bisa bergerak sejajar dengan wanita itu.

Hufh! Mika menjejakkan kakinya di atas trotoar, berdiri persis di samping mobil hitam milik King. Lelaki itu pun melepas rangkulan tangannya pada bahu Mika saat memutar kunci untuk membuka pintu mobilnya.

“Silakan,” ucap King sopan, menahan pintu saat Mika masuk ke dalam mobilnya dan menutupnya kembali setelah memastikan wanita itu duduk dengan nyaman di kursinya.

“Terima kasih,” sahut Mika tulus.

King berjalan memutar, membuka pintu lalu masuk dan duduk di belakang kemudi. Sekilas melirik Mika dan tersenyum melihat wanita itu sudah mengenakan sabuk pengamannya. “Sepertinya hujan akan turun lagi siang ini,” ucap King setengah bergumam seraya menolehkan wajah menatap langit.

Mika hanya tersenyum mengangguk. Perhatiannya lebih tercurah pada mobil yang dinaikinya, tempat duduknya sangat lembut dan empuk. Aksesoris di dalamnya juga terlihat canggih, tidak seperti mobil milik Joe yang tadi mogok.

Ketika mobil melaju ke jalan raya, King tampak menoleh padanya. Mika merasa laki-laki itu sedang menatapnya, ia pun memalingkan wajah dan meringis saat pandangan mereka bertemu. Lelaki itu tersenyum dan kembali mengarahkan pandangannya ke jalanan di depannya.

“Aku sedang mengagumi isi mobilmu,” ucap Mika terus-terang, seolah bisa menebak apa yang ada dalam pikiran King.

“Dan saat ini Kau sedang membandingkan isi mobilku dengan mobilmu yang mogok tadi,” sahut King berusaha menyembunyikan senyumnya.

Mika mengedikkan bahunya dan kembali menatap King lagi. “Karena hanya itu yang bisa Aku lakukan saat ini.”

King tertawa, memperlihatkan barisan giginya yang rapi. Mata kecokelatan King tampak menyipit membentuk bulan sabit saat lelaki itu tertawa, dan Mika baru menyadari kalau King memiliki alis mata tebal dan bulu mata yang lentik. Ada lesung pipi pula di bagian kanan pipinya, dan kumis tipis di atas bibirnya semakin menambah porsi ketampanannya. Untuk sesaat lamanya, Mika terpaku menatapnya.

“Hei, apa ada yang aneh di wajahku?” King me raba wajahnya, “Dari tadi Kau terus saja menatapku.”

Blushh! Seketika wajah Mika memerah, malu sebab ketahuan sedang memperhatikan wajah lelaki itu. Ucapan King juga membuatnya terkejut, dan Mika langsung memalingkan wajah ke arah lain, duduk dengan punggung tegak dan tak mau menatap wajah King lagi.

“Kau membuatku malu saja,” ucap Mika dengan bibir mengerucut, ia memilih bicara terus terang dari pada hanya diam membuat suasana di antara mereka menjadi tak nyaman. “Berpura-pura saja tak melihatku menatapmu, dari pada menegurku dan membuat seorang wanita sepertiku malu.”

“Hahaha!” tawa King meledak, sama sekali tak menyangka akan mendengar kalimat barusan keluar dari mulut seorang Mika. “Apa Kau selalu bersikap seperti ini pada semua orang?” tanya King setelah berhasil meredakan tawanya.

Mika kembali tersenyum, lalu menggeleng kecil. “Tidak selalu, hanya pada orang-orang tertentu saja.”

King balas mengangguk, ia senang mendengarnya. Ia merasa menjadi bagian dari orang yang dimaksud Mika, di mana wanita itu bisa bebas dan lepas menjadi dirinya sendiri tanpa harus mengingat dan menjaga status dirinya sebagai seorang guru.

“Mika, ada yang ingin kutanyakan padamu?” tanya King perlahan, tak terasa mereka sudah tiba di pelataran rumah Mika. Perjalanan yang diisi dengan obrolan ringan juga canda tawa membuat keduanya merasa lebih akrab. “Janjian apa sama Dita nanti malam?”

“Tahu dari mana kalau Aku ada janji sama Dita nanti malam?” Mika balik bertanya, menyipitkan mata dan satu alisnya naik tajam. Merasa heran bagaimana King bisa tahu soal itu.

“Aku mendengar Dita berteriak mengingatkan hal itu padamu saat ia hendak pergi tadi,” sahut King.

“Aaa! Aku hampir saja melupakan sesuatu.”

Bukannya menjawab pertanyaan King, Mika malah bicara soal lain membuat gemas King yang penasaran ingin segera mendengar jawabannya. Entah perasaan apa yang ada di hatinya saat ini. Sejak bertemu untuk pertama kalinya dengan wanita itu, King ingin selalu melihatnya dan berada di dekatnya.

Sayangnya ia harus segera kembali ke kotanya lusa, untuk menyelesaikan semua urusannya terkait masalah pengunduran dirinya dari kesatuan tempatnya bekerja selama ini. Semua sudah ia pikirkan matang-matang. Ia akan memulai hidup baru dengan hal yang baru pula, salah satu pilihannya adalah tinggal di kota yang sama dengan Mika dan membangun rumah impiannya. Agar ia bisa terus dekat dan melihatnya setiap saat.

“Kau bahkan belum menjawab pertanyaanku,” keluh King setelah berhasil menghalau pikiran yang beberapa hari lalu kerap mengganggunya. Mereka sudah berpindah tempat dan kini duduk di bangku teras rumah Mika yang teduh. Wanita itu tampak santai melepas sepatunya dan menaruhnya di dekat kaki meja.

“Bagaimana Kau bisa terus ada di dekatku dan tiba-tiba saja muncul saat Aku mendapat masalah dan sedang membutuhkan bantuan seseorang?” Mika merasa bukan sebuah kebetulan jika King selalu ada membantunya seperti hari ini saat mobilnya mogok, dan kemarin saat hari hujan dan ia harus buru-buru menemui agen properti.

“Anggap saja Aku sebagai Bapak peri untukmu, seseorang yang terus ada dan yang akan menjagamu setiap saat.” Cetus King begitu saja, tak mengira kalau Mika menyukai idenya itu.

“Bapak peri?” Mika menipiskan bibir sambil mengangguk-angguk, terlihat lucu. “Boleh juga, dan Kau memang pantas disebut Bapak peri.”

“Sekarang jawab pertanyaanku tadi, ada janji apa Kau dengan Dita nanti malam. Sebagai seorang Bapak peri untukmu, Aku ingin Kau berterus terang padaku.” Desak King.

“Baiklah, Aku akan berterus terang dan mengatakan semuanya padamu. Tapi asal Kau tahu, Aku belum mengiyakan ajakan Dita tadi.” Entah mengapa, Mika percaya begitu saja pada King mengingat lelaki itu adalah sahabat baik Joe. Lelaki itu rela datang jauh-jauh menemuinya hanya untuk mengantarkan selembar foto miliknya yang selama ini ada pada Joe.

Mika lalu bercerita tentang ajakan Dita padanya yang meminta ditemani saat nanti bertemu Rio dan papanya di kafe. Mika juga menceritakan hubungan Dita dan Dito, papanya Rio yang selama ini belum mendapat restu keluarga Rio. Ada perasaan lega di hati King saat mendengar kalau papa Rio memiliki hubungan dengan Dita, pantas saja Mika tampak santai menanggapi ucapannya waktu itu.

“Kenapa nama kalian semua mirip-mirip.” King tampak berpikir. “Dita dan Dito, lalu anak balita laki-laki yang Aku tolong waktu itu bernama Miko. Mika dan Miko.”

“Kalau yang ini Aku percaya hanya kebetulan saja. Untuk Dita dan Dito, semoga saja mereka jodoh.” Mika mengaminkan dalam hati untuk kebahagiaan sahabatnya. Dan pembicaraan tentang ajakan Dita pada Mika berlanjut lagi.

“Kebetulan sekali, Sebelum Aku kembali ke kotaku lagi, Aku ingin mengajakmu jalan-jalan malam ini. Kita bisa menemui mereka sebentar di sana nanti, jadi Kau tidak perlu merasa tidak enak hati karena harus menolak ajakannya. Kau punya acara yang sama dengannya, hanya bedanya tak ada anak kecil bersama kita.” King menaik turunkan alisnya. “Bagaimana? Apa Kau setuju dengan ajakan Bapak perimu yang satu ini?”

“Kau memintaku menerima ajakanmu alih-alih menolak ajakan Dita, sahabatku?”

“Aku menunggu jawabanmu, sekarang.”

“Apa ini sebuah kencan?” Mika melipat bibir, keceplosan dan tak bisa lagi menarik ucapannya.

King tersenyum lebar, dan Mika suka sekali melihatnya. Senyum yang bisa membuat hati wanita mana saja luruh dan tak bisa menolak setiap hal yang menjadi keinginannya. Ucapannya seolah titah untuknya.

“Aku akan menjemputmu jam 7 nanti malam.” King bangkit berdiri dan pamit pulang lalu berjalan menuju mobilnya.

“Hei, Aku belum menjawab ajakanmu!”

King hanya melambaikan tangannya tanpa menoleh, ia masuk ke dalam mobilnya dan menutup rapat kaca jendela lalu menyalakan mesin mobilnya. Di sana ia bisa melihat Mika tersenyum padanya, berdiri menatapnya lalu perlahan melambaikan tangan sebelum berbalik dan masuk ke dalam rumahnya. King tersenyum dan segera melajukan mobilnya keluar dari pelataran rumah Mika.

☆☆☆

1
Dany atmdja
👍👍👍
Adi Nugroho
😁😁😁
Deni Rustam
lanjut thor
Anggi
lanjut kak
Yeni Nuril
🤗🤗🤗🤗
Dewi tanjung
😅😅😅
💕 yang yang 💝
😮😮😮
chaira rara
🤭🤭🤭
Hiro
👍👍👍
Brav Movie
next up
🎆 Mr.Goblin ✨
semangat
Allent
👍👍👍
Evans
😆😆😆😆
Moba Analog
lanjut up
Seo Ye Ji
sebut saja nama joe, seketika beres urusan dengan mika 🤣🤣🤣🤣🤣
Seo Ye Ji
akting maksimal king meyakinkan mika biar percaya tak ada komplain dari kekasihnya soal barang pilihannya, salut 👍
Kim Ye Jin
semangat say 😙
Kim Ye Jin
otw kerja and nginap di rumah baru, semangat 💪
❤ Kinan 💙
Hari pertama kerja di rumah king banyak perubahan terjadi di depan mata, semua perubahan merujuk pada selera dan kesukaan mika, pertanda apa ini? kebetulan atau memang direncanakan jauh jauh hari?
Rizky Ramadhan
👍👍👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!