DUNIA KEGELAPAN

"Aku pamit dulu, soalnya besok aku akan bekerja."

MiLLie pamit pergi.

"Silakan." Jawab Dimas.

"Selamat malam, terima kasih tehnya." Kata MiLLie terburu-buru.

Dunia ciptaan ketua Joshua dianggap damai. Diperlihatkan kehidupan seluruh di seluruh negeri telah berubah. Kedatangan para monster-monster neraka yang mengerikan itu saat demonstrasi kematian Ibu Jeni membuat masyarakat takut untuk berbuat dosa dan membuat budaya baru dalam kehidupan mereka. Patung-patung monster neraka dibuat, dan rumah ibu Jeni dijadikan museum bahkan kerangka tulangnya yang terbakar hangus itu masih ada untuk menunjukkan pada orang-orang bahwa itu adalah penghakiman bagi para pendosa. Masyarakat percaya bahwa yang terjadi dengan Ibu Jeni adalah kehendak Tuhan dan siapa pun yang menerima titah kematian seperti dia adalah seorang pendosa.

Pastor Alam juga telah menjadi pimpinan baru the new truth menggantikan Joshua dan hampir seluruh negeri adalah pengikut kelompok tersebut.

Patung Ketua Alam, dan ketua Joshua juga dibuat dan sangat diagungkan di seluruh negeri. Namun tidak banyak yang tahu bahwa Joshua telah mati, orang-orang hanya percaya bahwa Joshua sedang berkeliling ke negeri-negeri Seberang.

"Apa-apaan orang-orang ini, dunia kalian anggap damai? Bukankah sebaliknya, kejahatan semakin merajalela saja." MiLLie mengoceh sendiri sementara ia sedang bekerja.

Karena terus mengoceh, seseorang menghampirinya dan menceritakan sesuatu yang tidak masuk akal di pikiran MiLLie.

"Apa? Perjalanan ke jurang neraka paling dalam? Hahahaha..." MiLLie tertawa.

"Aku serius, dan ini memang sungguh nyata." Jawab Arin.

"Maksudmu di bunuh oleh mahluk misterius itu dan di bawah keneraka? Tidak Aah! kau saja, aku masih banyak hal yang harus aku lakukan." kata MiLLie mengabaikan teman kerjanya.

"Kita temui saja dia, dia bisa membuat kita menjelajahi dunia bawah. Ya anggap saja kita sedang berpetualang." Kata Arin.

"Udah deh, Arin! Nggak usah percaya hal-hal takhayul kek begitu. Dunia kita tuh sekarang sedang aneh-anehnya, jangan buat hal yang buat aneh lainnya lagi." Kata MiLLie kesal.

"Please, sekali saja aku mohon." Arin memohon.

"Ya sudah, baik." Jawab MiLLie terpaksa.

Di tengah dunia yang terbelah antara kebaikan dan kegelapan, Arin dan MiLLie mendengar kabar tentang jurang neraka paling dalam yang diyakini menyimpan rahasia kekuatan luar biasa. Dengan tekad yang kuat, mereka memulai perjalanan yang penuh bahaya menuju pintu gerbang menuju jurang itu.

MiLLie mengenakan mantelnya yang tahan angin. Ia meninggalkan Kantornya dan pergi bersama Arin rekan Kantornya. Mereka memulai petualangan mereka dan mulai berjalan menuju wilayah yang semakin gelap dan suram. Setiap langkah yang diambilnya terasa seperti menuju ke dalam rahasia yang dalam, mengguncang hati dengan perasaan campuran antara penasaran dan rasa takut.

"Kau yakin kita akan pergi kesana?" Tanya MiLLie cemas.

"Udah santai aja, anggap aja ini bagian dari penelitian kita. Kita kan novelis, jadi harus ada sesuatu yang berbeda, udah ikut aja." Jawab Arin meyakinkan.

Di tengah perjalanan, MiLLie dan Arin bertemu dengan penjelajah tua bernama Alan. Alan adalah satu-satunya yang pernah bertahan hidup setelah mendekati jurang neraka. Dengan penuh keterpaksaan, Alan membagikan ceritanya kepada Arin dan MiLLie. Dia menggambarkan pemandangan horor yang menghantui pikirannya sejak saat itu, tetapi juga menyampaikan keyakinan bahwa di dalam jurang itu ada sesuatu yang dapat mengubah dunia.

 "Thank you Alan for your information." kata Arin.

MiLLie dan Arin meneruskan perjalanan mereka dengan semakin yakin dan tekad yang tidak goyah. Namun, semakin jauh mereka berjalan, semakin sering mereka mengalami hal buruk dan mengerikan tentang kegelapan. Terkadang, suara-suara aneh dan bisikan misterius merasuki pikiran mereka dan menggoyahkan kepercayaan mereka.

Karena hari sudah malam, mereka mendirikan tenda kerucut di dalam hutan.

Tiba-tiba, di tengah hutan yang sunyi, MiLLie dan Arin bertemu dengan Raya, seorang penyihir muda yang sedang dalam perjalanan untuk mencari makna kehidupannya. Mereka berbagi cerita dan menemukan kekuatan dalam persahabatan mereka. Raya membantu MiLLie dan Arin memahami bahwa takdir mereka yang saling terkait adalah kunci untuk menghadapi apa pun yang ada di dalam jurang neraka.

Dengan semangat baru, MiLLie, Arin dan Raya berlanjut dalam perjalanan mereka. Mereka menghadapi berbagai bahaya, termasuk makhluk-makhluk gelap yang ingin menghentikan mereka. Namun, mereka bertiga terus maju, berpegang pada keyakinan bahwa tujuan mereka adalah lebih besar daripada rintangan yang menghadang.

Tiba-tiba, di ujung hutan yang gelap, mereka melihat pintu menuju jurang neraka paling dalam. Pintu itu terbuat dari batu hitam yang tampak kuno dan penuh dengan simbol-simbol aneh.

"Itu dia pintunya, aku mendengarnya dari kakek buyut ku, dan benar seperti itu." Teriak Arin.

Ketika mereka bertiga menghadapinya, perasaan tegang dan khawatir merayap di dalam diri mereka. Dengan perasaan campuran antara keberanian dan ketidakpastian, mereka meraih pegangan pintu tersebut dan memasuki perjalanan mereka ke dalam ketidakpastian yang mendalam.

Di dalam pintu batu yang misterius, mereka menemukan dunia yang berbeda dari segala yang pernah mereka bayangkan. Langit berwarna merah gelap, tanah terbakar oleh api abadi, dan udara terisi dengan aroma busuk yang mengganggu. Mereka merasa cemas, tetapi tekad mereka tidak pernah tergoyahkan. Perjalanan mereka melintasi dataran neraka yang tandus dan suram, bertemu dengan makhluk-makhluk yang terlihat seperti bayangan di antara kegelapan. Mereka melintasi sungai lava yang mengalir mendidih dan hutan berduri yang menyemburkan api. Setiap langkah membawa mereka lebih dalam ke dalam perjalanan yang penuh penderitaan ini. Mereka menemukan kekuatan dalam persahabatan mereka, memberikan harapan satu sama lain dan menguatkan tekad mereka untuk mencapai tujuan mereka.Namun, semakin jauh mereka pergi, semakin mereka merasa bahwa kegelapan juga merasuki jiwa mereka. Pikiran-pikiran negatif dan ketakutan muncul, menggoyahkan keyakinan mereka. Mereka terjebak dalam ujian batin yang lebih sulit daripada bahaya fisik yang mereka hadapi. Saat matahari terbenam di langit yang merah menyala, mereka akhirnya mencapai puncak sebuah gunung berapi yang menjulang tinggi. Di sana, mereka menemukan pintu besar yang digambarkan oleh legenda sebagai pintu masuk ke jurang neraka paling dalam. Mereka saling pandang, merasakan getaran energi jahat yang keluar dari pintu itu.Dengan napas yang tertahan, mereka membuka pintu itu dan memasuki kegelapan yang lebih dalam lagi. Perjalanan mereka belum berakhir, dan tantangan terbesar baru saja dimulai. Dengan keberanian dan tekad yang mereka miliki, Mereka melangkah maju, tidak tahu apa yang menanti di dalam jurang neraka yang penuh dengan misteri dan bahaya.

Mereka melangkah masuk ke dalam jurang neraka penuh misteri itu sambil bergandengan tangan. Di dalamnya, mereka merasakan udara panas yang menggelitik kulit mereka dan langit gelap yang sepertinya tidak memiliki akhir. Suara-suara aneh bergema di kejauhan, dan bayangan-bayangan yang menyeramkan bergerak di antara pencahayaan samar.

Perjalanan mereka membawa mereka melalui lorong-lorong sempit yang terukir oleh waktu dan penuh dengan tanda-tanda kehancuran. Mereka melewati reruntuhan kota yang terbakar, hutan yang layu, dan danau lava mendidih yang menyebabkan tanah gemetar. Setiap langkah membawa mereka lebih dalam ke dalam kegelapan yang mencekam.

Tetapi di tengah ketidakpastian ini, mereka menemukan bukti-bukti kekuatan yang tak terduga.

Saat malam tiba, mereka menemukan tempat berteduh di dalam gua batu. Di sana, mereka duduk di dekat api kecil yang mereka nyalakan, merenungkan perjalanan mereka yang penuh tantangan. Raya membagikan cerita tentang masa lalunya dan alasan mengapa ia memutuskan untuk bergabung dalam perjalanan ini. Arin dan MiLLie mendengarkan dengan penuh empati, merasakan kedekatan antara mereka semakin bertumbuh.

Pagi berikutnya, mereka melanjutkan perjalanan mereka. Semakin mereka mendekati pusat jurang neraka, semakin kuat aura kegelapan yang mereka rasakan. Makhluk-makhluk jahat yang bersembunyi di bayangan semakin agresif dalam mengejar mereka.

Akhirnya, di sebuah lembah yang dalam dan gelap, mereka melihat cahaya yang memancar di kejauhan. Dengan hati berdebar, mereka berlari menuju cahaya itu dan mereka kembali ke hutan tepat di depan pintu itu.

"Astaga, tadi itu sangat menegangkan, bukan?" Tanya Arin.

"Gila lu! aku gak bakal mau masuk ke sana lagi." Jawab MiLLie.

"Tapi ngomong-ngomong dimana Raya? Bukankah tadi dia bersama kita?" Tanya Arin.

"Aku disini. Teman-teman, kita sudahi dulu hari ini, aku benar-benar lelah." Kata Raya berdiri dari semak-semak.

Mereka bertiga kembali ke kota, Tampa mereka sadari pintu menuju jurang neraka itu, hanya mereka yang bisa melihat dan memasukinya.

Tampa mereka sadari, dari kejauhan sosok bayangan hitam gelap tersenyum mengawasi mereka.

...Bersambung...👉...