Genre: Action, Adventure, Comedy (?) Fantasy, Isekai, Magic, Romance (?), Single Heroin, System
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fallen Star, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 32 [ Necromancer Bangkit Kembali ]
Setelah berdiri, Necromancer segera menyerang Gustave dengan serangan yang cepat, tapi raja itu dapat memblokir serangannya dengan mudah dan bahkan membalas serangannya.
Disisi lain, Leo dan Ragna juga telah pulih dari tawanya saat mereka bersiap untuk kembali mengikuti pertempuran.
"Aku di belakangmu, tuan Palkon!" Leo menyeringai saat dia muncul di belakang Necromancer yang sedang melawan Gustave sebelum dia meninju kepalanya yang botak dengan tangan kirinya.
BAM!
Necromancer terlempar lebih dari sepuluh meter sebelum berhenti saat dia menabrak tembok bangunan lain.
Bersamaan dengan itu, pedang besar yang Ragna tembakkan telah tiba di depannya sebelum akhirnya menusuk tangan kirinya.
BOOOOM!
Ledakan menghancurkan area sekitarnya dan menciptakan kawah seluas puluhan meter saat tempat Necromancer tertutup oleh debu.
Di dalam kawah, Necromancer memuntahkan seteguk darah dari mulutnya sementara tangan kirinya benar-benar hancur akibat ledakan. Jika dia tidak melindungi anggota tubuhnya yang lain tepat waktu, tubuhnya mungkin sudah hancur akibat ledakan.
Menatap tanah di bawahnya dengan mata merahnya, kebencian di hati Necromancer semakin meningkat saat aura hitam yang tidak menyenangkan keluar dari tubuhnya.
Pada saat ini, Leo, Gustave dan Ragna telah tiba di pinggir kawah dan menatapnya dari atas sambil mengobrol santai, seolah-olah mereka telah mengalahkan Necromancer.
'Bagaimana bisa... Kenapa aku bisa kalah dari mereka?'
'Apa pasukan undead yang aku bawa terlalu lemah? Atau karena kekuatan mereka yang lebih kuat?'
'Mengapa...'
'Apa alasannya?'
Necromancer terus bertanya pada dirinya sendiri berulang kali.
Pada awalnya, Necromancer datang bersama pasukan undead miliknya untuk menyerang kerajaan Estasia dengan kepercayaan mutlak untuk menghancurkannya.
Dengan pasukan undead dan kekuatannya, dia awalnya berada di posisi yang lebih unggul daripada kerajaan Estasia.
Tapi kenapa sekarang situasinya berbalik?
Benar... Situasi berbalik saat Leo dan Ragna membantu kerajaan Estasia melawannya dan pasukannya Undead nya.
Jika begitu, apa mereka adalah penyebab utama dirinya kalah?
Itu salah satunya, tapi Necromancer merasa bukan itu alasan utamanya.
Kemudian, sebuah pikiran yang biasanya dia sangkal tiba-tiba muncul di pikirannya, yang membuatnya melebarkan matanya sesaat.
'Ah... Aku akhirnya mengerti.'
'Alasan aku kalah bukan karena musuhku yang lebih kuat... Itu adalah diriku sendiri.'
'Aku kalah karena aku tidak cukup kuat.'
'Aku... Lemah...'
Memikirkan ini, Necromancer tertawa mencela dirinya sendiri karena tidak peduli berapa kali dia menyangkal. Pada akhirnya, dia kalah karena kelemahannya sendiri.
Tapi...
"Ini belum berakhir!" Necromancer berkata dengan suara serak.
Kembali berdiri dengan susah payah, Necromancer menatap tiga orang lawannya dengan penuh kebencian sementara darah terus menetes dari tangan kirinya yang hancur, tapi dia tidak memperdulikannya.
Mengangkat tangannya, di tangannya saat ini ada kristal hitam kecil yang tidak tau kapan ada ditangannya.
Tiba-tiba, Necromancer menyeringai jahat sebelum memasukkan kristal hitam itu ke dalam mulutnya.
....
Sementara itu, disisi Leo...
"Sudah kubilang, yang akan mengakhiri Necromancer adalah aku!" Leo menunjuk dirinya sendiri sambil menatap Ragna dengan tatapan kesal
"Tidak, aku harus mengakhirinya sendiri. Aku ingin meledakkannya dengan pedangku." Ragna menolak dengan keras.
"Meledakkannya dengan pedangmu? Konyol. Jika itu aku, aku akan mengubahnya menjadi barbeque dengan api pedangku."
"Diledakkan dengan pedangku lebih keren daripada barbeque konyolmu!'
"Apa katamu?"
Ragna mengabaikan Leo dan menoleh ke arah Gustave, "Raja, bagaimana menurutmu? Lebih baik diledakkan dengan pedang milikku atau dibakar oleh dia?" Ragna menunjuk Leo.
Mengabaikan perdebatan dua orang bodoh di sampingnya, Gustave masih menatap ke bawah ke tempat Necromancer sebelum berkata, "Dia berdiri kembali!"
Mendengar ucapan Gustave, Leo dan Ragna segera mengalihkan pandangannya dan mereka melihat kalau Necromancer telah kembali berdiri dan sedang memasukkan kristal hitam kecil ke dalam mulutnya, yang seketika membuat ekspresi Gustave berubah menjadi panik.
"Tidak, jangan biarkan dia menelan kristal hitam itu!" Gustave tiba-tiba berteriak dan melesat ke Necromancer.
Melihat kristal hitam misterius yang ada di Necromancer dan mendengar ucapan Gustave, ekspresi Leo dan Ragna kembali menjadi serius sebelum mereka ikut meleset ke tempat Necromancer.
Namun... Itu sudah terlambat.
BOOOM!
Energi sihir yang sangat kuat meletus dari tubuh Necromancer hingga menghempaskan area sekitarnya dan menerbangkan tiga orang yang ingin mendekatinya.
Setelah menstabilkan posisi tubuhnya di atas kawah, Leo dan dua orang lainnya menatap ke arah Necromancer dengan tatapan waspada.
Faktanya, energi sihir yang dipancarkan oleh Necromancer sekarang telah melebihi energi sihir milik mereka bertiga dan jika dilihat dari jumlah energi sihirnya, kekuatan milik Necromancer sekarang telah menembus batas Rank S dan menjadi Rank SS.
Rank SS... Itu adalah keberadaan yang sangat kuat yang tidak bisa dibandingkan dengan Rank S walaupun hanya selisih satu tingkat.
Bahkan Gustave, raja kerajaan Estasia, hanya memiliki kekuatan di tingkat Rank S puncak sementara kekuatan Leo dan Ragna hanya ada di tingkat Rank S menengah.
Selain itu, tidak hanya energi sihirnya saja yang menembus ke Rank SS, kekuatan fisik Necromancer sepertinya telah meningkat berkali-kali lipat jika dilihat dari tubuhnya.
Tubuh Necromancer dulunya hanya setinggi sekitar 180 cm, tapi sekarang tingginya hampir mencapai tiga meter dan tubuhnya juga menjadi lebih besar dan berotot.
Tangan kirinya yang dihancurkan oleh ledakan pedang Ragna juga telah tumbuh kembali dan selain itu, ada garis-garis berwarna hitam di sekujur tubuhnya dari wajah hingga pergelangan kaki.
Penampilan ini, seolah-olah dia telah menjadi orang yang sepenuhnya berbeda. Bahkan rambut hitam sepanjang satu meter telah tumbuh di kepalanya yang sebelumnya botak.
"Hahaha..."
"Ini adalah bentuk terbaruku."
"AKU, DAMIEN, TELAH LAHIR KEMBALI!"
"DENGAN KEKUATAN INI, AKU AKAN MENGHANCURKAN SIAPAPUN YANG MENGHALANGIKU!"
"HAHAHAHA..."
....
Di tempat lain...
"Komandan, aura mengerikan ini..." Seorang kesatria berkata kepada komandan Kesatria dengan ekspresi gugup.
"...Itu berasal dari tempat yang mulia." Komandan Kesatria mengerutkan keningnya sambil menatap ke tempat raja Gustave.
"Apakah ini aura milik yang mulia?" Salah satu Kesatria lain bertanya.
Komandan Kesatria menggelengkan kepalanya, "Tidak. Aura ini bukan berasal dari yang mulia Gustave."
Mendengar ini, wajah kesatria yang bertanya itu menjadi pucat, "Kalau begitu, aura ini..."
Komandan Kesatria mengangguk, "Benar. Sepertinya aura ini berasal dari Necromancer."
Setelah mendengar perkataannya, wajah semua kesatria di tempat itu menjadi pucat.
Masih menatap ke tempat raja Gustave, Komandan Kesatria menghela nafas dan berkata, "Semoga yang mulia baik-baik saja."
....
Sementara itu, di tempat lain, lebih tepatnya di atas salah satu bangunan, ada Aurora dan Alice yang sedang menatap ke tempat Leo dengan ekspresi khawatir.
"Kakak... Dia baik-baik saja kan?" Alice bertanya dengan khawatir.
Aurora tersenyum dan menghiburnya, "Jangan khawatir, Leo tidak akan kenapa-napa. Lagipula ada Ragna yang sedang bersamanya!"
Mendengar ucapan Aurora, ekspresi Alice masih terlihat khawatir. Kemudian, dia bertanya kepada Eve melalui pikirannya.
'Kak Eve, apa kak Leo baik-baik saja?'
[Leo baik-baik saja, jangan khawatir. Selain itu, jika dia dalam bahaya, aku akan melakukan apapun untuk menyelamatkannya, termasuk mengorbankan Igrum.]
[Apa? Bukankah itu kejam?]
[Diam!]
[Tidak tidak, aku mohon jangan mengorbankan diriku...]
Mengabaikan Igrum yang sedang merengek di pikirannya, Alice menghela nafas lega setelah mengetahui keadaan kakaknya.