Joe William. Adalah seorang Tuan muda yang dipersiapkan untuk menjadi seorang calon penguasa di keluarga William.
Terlahir dari pasangan Jerry William dan Clara Drako, Joe ini memiliki garis keturunan Konglomerat dari keluarga sebelah Ayahnya, dan penguasa salah satu organisasi dunia bawah tanah dari kakek sebelah ibunya.
Ketika orang tuanya ingin mendidiknya dan ingin memanjakan Joe William dengan sutra dan emas, tiba-tiba seorang lelaki tua bernama Kakek Malik yang dulunya adalah orang yang membesarkan serta merawat sang ibu yaitu Clara, datang meminta Joe William yang ketika itu baru berumur satu tahun dengan niat ingin mendidik calon Pewaris tunggal ini.
Tidak ada alasan bagi Jerry William serta Clara untuk menolak.
Dengan berat hati, mereka pun merelakan putra semata wayangnya itu dibawa oleh Kakek Malik untuk di didik dan berjanji akan mengembalikan sang putra kelak jika sudah berusia tujuh belas tahun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edane Sintink, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Tuan Paul
Satu unit mobil Mercedes Benz S-class memasuki pekarangan sebuah rumah besar yang terletak di kawasan Metro Timur.
Tampak dari dalam mobil keluar seorang lelaki tua berusia 60-an keluar bersama dengan dua orang pengawal.
Kemudian salah satu dari Pengawal itu mendekati penjaga rumah dan bertanya.
"Maaf pak. Apakah benar ini rumah keluarga Regnar?" Tanya pengawal itu.
"Benar Pak. Apakah ada yang bisa saya bantu?" Tanya pengawal itu pula.
"Begini pak. Saya dan Tuan saya itu datang dari Macau ingin menemui majikan anda. Tolong sampaikan kepadanya bahwa Tuan saya ingin bertemu dengan majikan anda." Kata pengawal tadi.
"Sebenarnya, bolehkah saya tau siapa nama Tuan anda itu pak? Ini agar saya mudah menjawab jika majikan saya bertanya.
"Oh tentu. Katakan saja kepada majikan anda bahwa tuan saya itu bernama Paul. Dulu dia adalah salah satu Manager di perusahaan Future of Company cabang Hillstreet."
"Baiklah. Silahkan anda menunggu sebentar pak." Kata penjaga itu lalu bergegas menemui seorang lagi lelaki yang duduk di dekat pintu rumah besar tersebut.
Setelah memberi tahu sesuatu kepada lelaki yang duduk di dekat pintu itu, lelaki itu pun menunggu sejenak rekannya tadi yang masuk ke dalam untuk melapor.
Tak lama kemudian lelaki yang masuk tadi pun keluar lalu bersama-sama mendatang orang yang mengaku sebagai anak buah Tuan Paul tadi.
"Tuan. Majikan saya menunggu anda di dalam. Mari silahkan lewat sini!" Kata penjaga itu dengan hormat.
"Terimakasih.." kata pengawal itu lalu mempersilahkan lelaki berumur 60-an itu untuk mendahului di depan.
Setelah tiba di dalam, kini tampak di dalam sedang menunggu seorang lelaki seusia dengannya di dampingi oleh seorang wanita yang mungkin dua tahun lebih muda.
"Hei Paul. Sudah lama sekali aku tidak bertemu dengan mu. Bagaimana kabar mu?" Kata seorang lelaki yang juga berusia sekitar 60-an.
"Kabar ku sangat baik Frank. Bagaimana dengan kabar mu?" Tanya lelaki itu.
"Keadaan ku baik-baik saja. Namun keadaan keluarga serta perusahaan masih seperti dulu. Sulit untuk bangkit semenjak Jerry kembali mengambil alih William Group sekitar lima belas tahun yang lalu." Jawab lelaki bernama Frank itu.
"Aku dengar bahwa sekarang putra mu menjadi CEO di William Group. Mengapa kau tidak meminta proyek kepada putra mu itu?" Tanya Tuan Paul kepada seorang wanita yang duduk tidak jauh dari lelaki tua bernama Frank tadi.
"Huhf. Anak itu mana perduli dengan keadaan keluarga Regnar. Dia bahkan hanya sekali datang kemari ketika kakeknya meninggal." Jawab wanita tua itu.
"Kau Paul. Bagaimana dengan kabarmu. Sudah lama sekali kita tidak bertemu." Tanya Frank kepada lelaki tua yang botak itu.
"Kau tau semenjak aku dipenjara oleh Jerry, aku sudah tidak punya muka lagi untuk tinggal di negara ini. Aku melanglang buana ke berbagai negara untuk sekedar mengobati luka hatiku. Kau tau, istri ku sakit lalu meninggal tak lama setelah putra ku Anton dikabarkan tewas dalam sebuah kecelakaan di Metro City."
"Aku benar-benar hancur dan terpuruk hingga aku bertemu dengan Tuan Tiger. Dia mempertemukan aku kepada seorang pemilik perusahaan bernama Arold Holding Company."
"Sejak saat itu, kehidupan ku berubah." Kata Tuan Paul menceritakan kisah perjalanan hidupnya setelah bebas dari penjara Starhill.
"Wah beruntung sekali kau Paul. Keluarga kami bahkan semakin tahun semakin terpuruk." Kata wanita itu.
"Diana. Kedatangan ku kemari justru ingin mengajak mu dan kakak mu ini untuk bekerja sama." Kata Tuan Paul.
"Maksud mu?" Tanya wanita yang dipanggil dengan nama Diana itu.
"Begini Diana. Aku saat ini menjabat sebagai Presiden di salah satu anak perusahaan Arold Holding Company di Hongkong yang bergerak di bidang konstruksi, Perhotelan dan Casino."
"Wah. Ternyata kami sekarang sedang berhadapan dengan seorang Presiden di salah satu perusahaan terbesar di dunia." Kata Frank dengan tatapan penuh kekaguman.
"Ya begitulah. Bos besar di perusahaan itu sedang giat mengumpulkan orang-orang yang memiliki hubungan yang tidak baik dengan pemilik maupun perusahaan Future of Company. Dia juga memusuhi Samson Walker serta Ivan Patrik. Singkat cerita, asal itu dari Metro City dan Starhill, jika tidak mau bekerja sama, pasti akan dianggap sebagai musuh." Kata Tuan Paul pula.
"Jadi maksud kedatangan mu ke rumah kami ini?"
"Ya tentu saja ingin mengajak kalian bekerja sama. Sebagai langkah awal dari kerja sama kita, aku akan memberikan proyek pembangunan Casino besar yang terletak di MegaTown kepada kalian. Ingat Frank! Proyek ini bernilai puluhan juta Dollar. Ini adalah langkah awal untuk mengangkat kembali keluarga Regnar dari keterpurukan." Kata Tuan Paul.
Sejenak Frank dan Diana saling pandang.
Ada secercah harapan di mata mereka begitu mendengar tawaran proyek dari Tuan Paul ini.
Bayangkan saja. Untuk kerja sama permulaan, sudah mencecah puluhan juta Dollar. Apa lagi jika mereka benar-benar sudah bekerja sama dalam berbagai bidang, sudah dapat dipastikan mereka akan jadi kaya raya.
"Bagaimana Diana?" Tanya Frank.
"Kakak adalah kepala keluarga Regnar setelah Ayah kita meninggal. Kalau kakak mau, aku juga bersedia." Jawab Diana.
"Tidak ada ruginya bagi kalian mengikuti ku untuk bekerja sama. Asalkan itu musuh dari keluarga William, kalian pasti akan diperlakukan dengan baik." Kata Tuan Paul.
"Paul. Sebenarnya kami sangat tergiur dengan tawaran ini. Tapi apa saja syarat yang diinginkan oleh Bos Arold Holding Company itu?" Tanya Frank.
"Begini Frank. Sebagai orang yang lama bekerja di Smith Group, aku tau kelemahan perusahaan itu walaupun kini Jerry lah yang berkuasa."
"Kau juga sama Diana. Sebagai bekas menantu di keluarga William, dan kau juga sempat menjadi Direktur eksekutif di William Group, tentunya kau sangat arif tentang cara kerja perusahaan itu. Misalnya, tender yang mereka lakukan, proyek yang sedang mereka kerjakan serta rencana jangka panjang perusahaan. Kita bisa saling berbagi informasi, lalu persempit ruang gerak mereka."
"Begini, misalnya mereka memiliki rencana untuk berinvestasi atau berniat untuk melobi pemerintah suatu daerah agar mereka bisa berinvestasi di daerah tersebut, kita bisa melobi pemerintah yang sama dengan pelicin yang lebih besar. Dengan begitu, kita dapat menggeser perusahaan mereka dan menyingkirkan mereka dari kawasan itu." Kata Tuan Paul.
"Hmmm... Aku tau maksud mu. Berarti tersingkir nya perusahaan Patrik Group di Hongkong pasti karena ulah mu kan?" Tanya Diana.
"Hahaha... Itu adalah salah satu dari prestasi ku. Jika tidak begitu, maka mana mungkin aku bisa menduduki kursi presiden."
"Bukan mudah untuk bangkit dari keterpurukan. Terlebih lagi aku ini adalah mantan narapidana dengan tuduhan penyelundupan barang logistik. Mana ada perusahaan yang mau menampung ku bahkan sebagai tukang sapu lantai pun."
"Beruntung bagiku karena Future of Company memiliki musuh." Kata Tuan Paul.
"Baiklah Paul. Kami menerima ajakan kerjasama dari mu ini. Kau tinggal katakan saja kapan kita akan melakukan kesepakatan."
"Bagus Frank. Ini yang aku suka dari mu. Ok. Besok kau boleh datang ke MegaTown. Aku akan memberikan kepadamu surat serah terima proyek pembangunan Casino itu." Kata Tuan Paul.
"Deal...?"
"Deal...!"
Mereka lalu bersalaman.
Setelah Tuan Paul pergi meninggalkan mereka, tampak Frank berkali-kali menghembuskan nafas lega.
"Mungkin inilah awal mula kebangkitan keluarga Regnar." Katanya.
"Aku hanya termotivasi untuk menghancurkan Jerry William serta Kenny anak yang tak tau diri itu."
"Sabar Diana! Waktunya akan tiba." Kata Frank lalu bangkit dan berlalu meninggalkan ruang tamu tersebut.