Vior terlahir mempunyai kemampuan melihat makhluk tak kasat mata, namun Vior menyembunyikan kelebihannya itu karena takut dianggap gila.
Bagaimana jadinya jika Vior dihadapkan dengan para arwah penasaran yang meminta tolong kepadanya? dan Vior harus mengungkap misteri kematian tak wajar para arwah penasaran itu.
Akankah Vior sanggup menolong para arwah itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26 Pesugihan Tuyul
Dion memberikan tugas kepada para Mahasiswa, lalu dia pun berjalan keluar. Dion celingukan, setelah dirasa tidak ada siapa-siapa Dion pun menghampiri sosok wanita yang saat ini sedang menundukkan kepalanya. Dion langsung mencekik sosok itu.
"Siapa Tuan kamu? saya tahu, bukan Bombom yang memelihara kamu?" ucap Dion dengan tatapan tajamnya.
Bukanya menjawab, sosok wanita itu langsung menghilang membuat Dion geram. "Sial, malah kabur lagi. Kalau dibiarkan, Bombom dalam bahaya," batin Dion.
Vior mengintip dari balik pintu, awalnya dia ingin ke toilet tapi dia melihat apa yang dilakukan Dion membuat Vior terkejut. Dia pun berlari dan kembali duduk di kursinya. "Loh, katanya mau ke toilet, kok malah balik lagi," ucap Caramel.
"Gak jadi, nanti saja," sahut Vior gugup.
Vior segera membuka buku tulisnya, dan kembali belajar. "Ternyata Pak Dion juga bisa melihat setan. Siapa sebenarnya dia?" batin Vior.
2 jam pun berlalu, mata kuliah Dion pun selesai. Tanpa banyak bicara lagi, Dion segera keluar dari kelas. "Kita ke taman kampus saja, aku gak bisa cerita di kantin karena di sana banyak orang," ucap Bombom.
"Oke."
Mereka bertiga pun menuju taman kampus, kebetulan terlihat sepi karena sebagian Mahasiswa ada yang masih di dalam kelas. "Ceritalah," ucap Vior.
"Tapi janji ya, kalian jangan bilang sama siapa-siapa karena ini berhubungan dengan aib keluargaku," sahut Bombom.
"Tenang saja, kamu bisa percaya sama kita," ucap Caramel.
Bombom menarik napasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan. "Kedua orang tuaku melakukan pesugihan tuyul," ucap Bombom.
"Hah, pesugihan tuyul!" ucap Vior dan Caramel secara bersamaan.
"Kok bisa?" tanya Caramel.
"Sebenarnya dulu kedua orang tua aku itu orang yang lumayan terpandang di kampung karena memiliki pabrik gula terbesar. Namun, suatu ketika pabrik kami bangkrut entah apa penyebabnya sehingga pabrik kami sampai mengalami kebangkrutan. Hidup kami yang awalnya penuh dengan kemewahan dan bergelimangan harta, seketika hancur dan harus hidup miskin. Saking stresnya, Papa aku sampai suka minum-minum dan judi membuat harta kami semakin habis karena dipakai judi oleh Papaku. Mama yang terbiasa hidup mewah, merasa sangat frustrasi dan berpikir kalau dia ingin melakukan jalan pintas supaya hidup kami kembali enak, dan akhirnya Mama pun mendatangi seorang dukun dan melakukan pesugihan tuyul," jelas Bombom.
"Gila, di zaman modern seperti ini ternyata masih ada orang yang melakukan pesugihan seperti itu," ucap Caramel tidak percaya.
"Terus, sosok wanita yang selalu di samping kamu itu siapa?" tanya Vior.
"Jadi begini, ternyata Mama meminta pesugihan itu berlanjut turun-temurun supaya setelah mereka meninggal, aku masih bisa hidup enak karena kata si dukun, jika kedua orang tuaku meninggal, maka pesugihan itu akan berakhir juga jadi mereka meminta kepada si dukun untuk melanjutkan pesugihan itu kepada aku dan sosok wanita itu katanya nanti akan menggantikan si tuyul dan aku harus menikah dengannya," sahut Bombom.
"Busyet, seram amat," ucap Caramel bergidik ngeri.
"Aku sudah meminta kepada kedua orang tuaku untuk menghentikan pesugihan itu namun mereka malah ngamuk. Aku gak kuat, jika setiap mereka mendapatkan uang dari si tuyul, aku yang akan menanggung akibatnya," ucap Bombom.
"Hah, kok bisa?" tanya Vior bingung.
"Orang tuaku menjadikan aku tumbal pesugihan mereka," sahut Bombom sedih.
"Astagfirullah, kok ada orang tua sejahat itu? malah menumbalkan anaknya sendiri," geram Vior.
"Maksud tumbalnya bagaimana?" tanya Caramel penasaran.
"Begini, yang melakukan pesugihan tuyul itu mau tidak mau si pelaku pesugihan harus menyusui tuyul peliharaannya, dan Mama tidak mau melakukan itu. Makanya, yang jadi tumbalnya aku jadi si tuyul akan menghisap darah aku jika tuyul itu sudah mendapatkan uang dan itu berlaku setiap hari," jelas Bombom.
"Anjir, merinding aku," ucap Caramel bergidik ngeri.
"Astaga, gila ini benar-benar gila," timpal Vior tidak percaya.
"Aku ingin sekali lepas dari perjanjian ini, karena tubuh aku lemas setiap bangun tidur," ucap Bombom.
"Tapi, bagaimana rasanya dihisap darah sama tuyul, sakitkah?" tanya Caramel.
"Tidak terasa sama sekali, hanya saja setiap bangun tidur rasanya lemas seperti tidak ada tenaga," sahut Bombom.
"Orang tua kamu jahat banget, demi dapat hidup enak mereka rela menumbalkan anaknya sendiri," geram Vior.
"Iya, dan itu akan terus berlanjut sampai kedua orang tuaku meninggal," ucap Bombom.
"Kalau kamu terus-terusan dihisap darah, bisa-bisa kamu mati, Bom," seru Caramel.
"Aku sudah pasrah Mel, itu memang kemauan kedua orang tuaku. Tapi kalian jangan salah paham, uang yang kemarin dipakai untuk mentraktir kalian itu bukan uang haram ya, itu asli uangku karena selama ini aku menabung uang dan aku juga punya usaha kecil-kecilan jadi selama ini aku tidak pernah memakan uang hasil pesugihan itu," jelas Bombom.
"Kasihan sekali kamu, Bom. Apa ada cara lain supaya kamu bisa lepas dari perjanjian kedua orang tua kamu?" tanya Vior.
"Aku tidak tahu, jalan satu-satunya hanya menunggu kedua orang tuaku meninggal itu juga jika aku masih bisa bertahan," sahut Bombom pasrah.
Vior dan Caramel saling pandang satu sama lain, mereka merasa kasihan kepada Bombom namun mereka juga tidak bisa berbuat apa-apa.
"Vior, Caramel!" teriak Dodi.
"Kak Dodi."
"Kakak sudah mulai kerja?" tanya Vior.
"Sudah, tadi pagi aku sudah pamitan kepada ibu Ratih akan pindah dan nanti sore aku mau lihat kontrakan baru itu," sahut Dodi.
"Syukurlah, semoga kakak betah di kontrakan baru kakak dan tidak diganggu sama setan lagi," ucap Caramel.
"Iya, kalau sekarang kayanya aku gak akan terlalu takut soalnya ada teman juga. Bukanya dosen kamu juga ngontrak di sana ya?" tanya Dodi.
"Iya, tapi tetap saja dia menyeramkan. Kakak tahu, wajahnya itu lebih seram daripada setan," goda Caramel.
"Hah, serius? apa wajah dia buruk rupa?" tanya Dodi.
"Enggak sih, justru wajahnya tampan tapi auranya itu loh, sangat menyeramkan," sahut Caramel.
"Oh, kirain wajahnya buruk rupa. Kalau masalah itu, aku gak masalah yang penting ada teman saja," sahut Dodi.
Setelah berbincang-bincang, Vior dan Caramel pun memutuskan untuk mampir ke kedai milik Bombom. Kedainya tidak terlalu besar, namun pembeli sampai ngantri karena Bombom menjual makanan kekinian yang banyak disukai anak-anak muda. Bombom mempunyai dua karyawan, dan mereka sampai kewalahan.
"Bom, kita bantu ya, kasihan mereka kewalahan," ucap Vior.
"Boleh, kalau kalian mau," sahut Bombom.
Akhirnya dengan senang hati, Vior dan Caramel membantu Bombom melayani para pembeli. Dari kejauhan, Lagi-lagi Dion memperhatikan Vior. "Aku harus kasih tahu Vior, supaya segera menjauhi Bombom," batin Dion.
pas nih 4 pasangan...
yg Deril ttp sama Vior donk...
waaah dosen ghaib, dulu waktu kuliah aku pernah ngasih julukan sama dosen yg waktu di cari susah pas ngga di cari dia ada, dan jarang banget ketemu...
aku kira dia dosen ghaib eeh ternyata dia beneran dosen terbang alias dosen yang di ambil dari univ lain 🤣🤣
dosen nya pun juga orang nya dingin jarang bisa interaksi sama dia mkanya kami bilng dosen ghaib 🤣🤣🤣🤭