JANDA PERAWAN CEO

DOR!

DOR!

Dua petugas polisi mencoba melindungi Budi. Mereka menembak ke sembarang arah. Memang tidak ada yang terluka, mereka hanya membuat kericuhan. Semua tamu undangan berhamburan keluar. Dokter Ozil dan Wanda berlindung di bawah meja makan yang tersedia di dalam ruangan. Farrel berlari keluar ruang resepsi bersama Yara. Farrel dan Yara bersembunyi di ruangan dekat tempat resepsi pernikahan.

Budi tidak menyia-nyiakan kesempatan. Budi meminta bantuan kedua petugas polisi keluar hotel. Kejar-kejaran pun terjadi di dalam hotel. Budi sampai di parkiran hotel, Budi memakai salah satu mobil patroli polisi dan melarikan diri. Sementara itu kedua petugas polisi yang tadi membantu Budi melarikan diri pingsan di parkiran hotel. Petugas kepolisian yang lain mengejar Budi di keramaian jalan raya.

Merasa situasi aman terkendali, Farrel membawa Yara kembali ke ruangan resepsi pernikahan. Farrel dengan penuh emosi menghampiri Andara dan melayangkan pukulan ke wajah tampannya. Andara merasakan panas di pipi kirinya. Naldo menahan tubuh Farrel yang ingin kembali memukul Andara. Yara juga berusaha menenangkan Farrel.

Andara dengan penuh penyesalan berlutut di hadapan Farrel. Andara memohon pengampunan Farrel karena berusaha menghancurkan pernikahannya. Rania pun meminta pengampunan kepada Farrel. Rania yakin anaknya terpengaruh Budi.

Yara melihat petugas polisi membawa Andara keluar dari ruangan resepsi. Yara juga ikut memohon kepada Farrel agar Andara dibebaskan. Yara juga yakin Andara melakukan ini karena sakit hati atas perbuatan Vilda dan mencoba melampiaskannya kepada Yara. Yara sangat mengenal Andara, Andara tidak mungkin membahayakan dirinya. Itu semua karena keadaan.

Akhirnya Farrel mengabulkan permohonan Yara. Farrel meminta pihak kepolisian membebaskan Andara. Semua ini karena kesalahpahaman. Tapi tidak untuk Budi. Farrel akan terus mengejarnya dan memasukkan Budi ke dalam penjara. Karena perbuatan Budi sudah tidak bisa lagi dimaafkan.

Andara dan Tante Riana sangat berterima kasih kepada Farrel. Andara berjanji akan membantu Farrel mencari keberadaan Budi. Dan Andara sangat menyesal atas perbuatannya.

Dokter Ozil menghampiri Farrel, Yara, Andara dan Tante Rania. Walau bagaimanapun Dokter Ozil berterima kasih kepada Andara. Berkat Andara, Dokter Ozil mendapatkan restu Budi untuk menikahi Wanda dan Dokter Ozil tidak repot mencari penghulu dan tempat acara. Mereka semua tertawa mendengar tuturan Dokter Ozil yang mengembalikan suasana.

"Terima kasih Andara. Sekarang aku menjadi bagian keluarga mu," tutur Dokter Ozil.

"Jaga Wanda. Dia sangat banyak menderita. Aku akan menjadi saudara mu Wanda. Ingat Wanda, kamu mempunyai Abang yang akan selalu menyayangimu," kata Andara.

"Bang An, terima kasih." Wanda untuk pertama kalinya memeluk Andara.

"Wanda, Dokter Ozil selamat menempuh hidup baru," ucap Farrel.

"Terima kasih. Maaf Farrel aku sudah membuat mu susah selama ini. Dan terima kasih atas segalanya." Wanda meneteskan air mata dan menundukkan sedikit badannya ke arah Farrel.

"Aku juga berterima kasih atas waktu mu selama ini. Aku ikhlas," jawab Farrel.

"Dokter Ozil dan Wanda selamat ya. Semoga cepat mendapatkan momongan." Yara memeluk Wanda.

"Terima kasih Yara." Wanda membalas pelukan Yara.

"Ayo semua silakan cicipi hidangan yang telah tersedia. Semoga kalian menikmati pesta dadakan yang aku persiapkan," Andara mempersilakan mereka untuk masuk kembali ke dalam ruangan resepsi.

Mereka semua memasuki ruangan resepsi pernikahan yang tadinya berantakan kini tersusun rapi. Di sana sudah berdiri Papah Hadi, Ayah Anas, Bunda Diana dan orang tua angkat Andara. Dan di antara mereka ada seorang gadis berdiri tertunduk malu menggunakan kebaya modern dengan rambut di sanggul, gadis itu terlihat sangat cantik.

Andara terpesona memandang gadis itu. Jantungnya berdetak sangat kencang. Andara mengucek kedua matanya seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Andara menoleh ke arah Farrel. Farrel tersenyum dan memegang pundak Andara.

"Andara, sebagai saudara dari istriku tercinta. Aku membawakan sebuah hadiah untukmu. Tapi ini semua tergantung keputusan mu. Gadis yang ada di sana jauh-jauh terbang ke kota P hanya untuk menemui mu. Kamu tahu tujuannya untuk apa?" tanya Farrel.

Andara menggelengkan kepala. Tatapannya kembali ke gadis yang berdiri tak jauh didepannya yang masih menunduk malu-malu.

"Gadis itu untuk pertama kalinya menangis, memohon kepada orang tuanya agar membawanya ke Kota P untuk menggagalkan pernikahan mu. Dan gadis itu berjanji kepada orang tuanya jika kamu hari ini menolaknya dia akan menuruti permintaan orang tuanya untuk dikawinkan dengan orang lain." Farrel menepuk kedua pundak Andara dan berdiri di samping Yara.

"Benarkah?" kali ini Andara bertanya kepada gadis yang ada didepannya.

"I ... ya. Maaf, maafkan aku. Aku ingin kembali kepadamu." Vilda menahan kegugupannya. Dengan berlinang air mata Vilda melangkah maju masih menundukkan kepala.

"Andara setelah kepergianmu, baru ku sadari begitu berartinya kau dalam hidup ku. Maaf selama ini aku mengabaikan cintamu. Terlalu banyak cinta yang ku dapatkan sehingga aku baru menyadarinya ketika kamu tidak lagi di sisiku."

"Apa ini tulus dari hatimu?" Andara masih meragukan Vilda.

"Aku mengerti, kamu masih meragukan ku. Aku hanya ingin kamu bahagia entah dengan siapa. Aku hanya ingin kamu tahu aku sangat mencintai mu. Tapi ... jika kamu sudah mendapatkan kebahagiaan mu, aku rela melepaskan mu." Vilda memberanikan diri menatap netra Andara.

Andara hanya diam. Andara masih tidak percaya, seorang Vilda yang angkuh, dingin mencintai dirinya. Andara berusaha meyakinkan dirinya bahwa semua ini bukanlah mimpi. Andara takut terluka untuk kedua kalinya.

Vilda yang melihat Andara hanya terdiam meyakini bahwa Andara menolak untuk kembali bersamanya. Vilda tersenyum, Vilda sangat mengerti Andara sangat terluka dan sakit hati kepada dirinya. Vilda berbalik dan berjalan ke arah orang tua angkat Andara.

"Om, Tante, Vilda minta maaf karena sudah membuat malu keluarga Om dan Tante. Vilda yang dulu berbeda dengan Vilda yang sekarang. Vilda ingin kembali kepada Andara dan Vilda ingin meminta restu dari Om dan Tante. Tapi ... Vilda sangat menyakiti hati dan perasaan Andara, sehingga dia mungkin sekarang tidak ingin kembali kepada Vilda. Terima kasih untuk segalanya Om, Tante." Vilda membungkukkan badannya dan mengatupkan kedua tangannya kepada orang tua angkat Andara.

"Sayang, kami sudah memaafkan mu dan melupakan segalanya. Semua keputusan ada di tangan Andara," ujar Ayah Maula dan di angguki Ibu angkat Andara.

Andara masih diam, Andara melihat ketulusan di mata Vilda. Vilda sudah berubah. Setelah beberapa bulan berpisah Vilda semakin dewasa. Andara melihat Vilda berdiri di samping orang tuanya. Andara takut Vilda akan meninggalkannya. Andara berjalan ke arah Vilda.

"Mama, Papa, ayo kita kembali. Vilda sudah merasa lega. Vilda sudah mengeluarkan isi hati Vilda. Dan Vilda ikhlas. Semua perbuatan pasti ada balasannya. Vilda terima. Mari Ma, Pa kita pulang."

Mama dan Papa Vilda tersenyum dan menahan langkah Vilda. Mama dan Papa Vilda dan seluruh orang yang berada di sana tersenyum bersama. Wajah mereka semua memancarkan kebahagiaan tatkala melihat Andara berjalan ke arah Vilda dan berlutut dihadapannya.

"Vilda."

"Oh tidakkkkkk!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...