Sesa adalah gadis cantik dan anggun yang secara diam - diam mencintai kekasih dari sahabat.
Memendam cinta kepada seorang pria selama 10 tahun lamanya. Tapi cinta tak berpihak padanya di saat sahabatnya menggandeng seorang pria sebagai kekasihnya yang tak lain adalah pria yang selama ini di cintai Sesa.
Tidak ingin melukai sahabatnya Sesa lebih memilih untuk melupakan cintanya. Tapi apa yang terjadi tak sesuai dengan harapan, di saat Sesa mencoba melupakan pria itu, justru mereka malah terikat sebuah benang merah.
Lalu apa yang harus Sesa lalukan? Akankah Sesa menolak keinginan keluarganya demi kebahagiaan sahabatnya? Atau lebih memilih mengikuti keinginan keluarganya meski hatinya sendiri terluka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
peringatan
To : Mas Yuga
Mas, Sesa mau minta izin nanti sepulang dari cafe mau mampir ke rumah mama Diana ya. Bolehkan?
From : Mas Yuga
Iya
Begitulah kira-kira pesan pertama kali pasangan suami istri setelah satu bulan menikah.
Sesa sangat merindukan kedua orang tuanya, Sesa adalah anak tunggal itu berati mereka hanya berdua jika Sesa tinggal bersama suaminya. Sesa merasa Sedih membayangkan orang tuanya yang kesepian dimasa tuanya.
"Mba, Mba Sesa...!!!!" Dewi masuk keruangan Sesa dengan tergopoh gopoh.
"Ada apa Wi, jangan ngagetin orang dong!" Sesa sempat terkejut dengan kedatangan Dewi yang berteriak memanggil namanya.
"Mba Sesa coba lihat ini" Dewi memberikan ponselnya kepada Sesa. Di layar ponsel itu terpampang headline dari akun gosip terkenal di Indonesia.
"SEORANG PENGUSAHA MUDA YANG BARU SAJA MENIKAH TERTANGKAP KAMERA SEDANG BERDUAAN DENGAN PEREMPUAN LAIN"
Di dalam foto memang tidak terlalu jelas wajah lali-laki itu dan wajah perempuannya juga di tutup. Namun sesa tau betul siapa mereka. Sesa tak merasa kecewa sedikitpun dengan Yuga dan Della tapi hatinya lebih merasa khawatir, bagaimana jika keluarganya tau. Sesa tersadar dari lamunannya.
"Kamu handle semuanya ya Wi, Saya pergi dulu" Sesa memberikan ponsel Dewi dan bergegas menyambar tas nya.
"Ma, Pa semoga kalian belum lihat berita ini" Sesa berdoa dalam hati semoga saja orang tuanya belum melihat berita tentang Yuga.
***
"Bos loe harusnya ingat, loe sekarang udah ada bini di rumah. Dan seantero negeri ini tau siapa loe dan bini loe. Kenapa bisa ceroboh banget kaya gini sih?" Doni mengacak rambutnya yang tertata rapi.
"Jaga omongan kamu, Saya ini atasanmu. Ingat ini di kantor" Yuga mengingatkan ketidak sopanan Doni.
"Hehe maaf bos, saya panik bos jadi mudah emosi" Doni hanya cengar cengir memperlihatkan giginya yang putih.
Yuga berdiri menghadap kaca besar di belakang meja kerjanya. Menatap hamparan gedung-gedung yang masih kalah tinggi dari tempatnya berpijak saat ini.
"Cepat cari tau siapa yang menyebarkan foto itu, tidak tau dia sedang berhadapan dengan siapa" Terdengar sedikit ancaman di dalam kalimat Yuga.
"Maaf sebelumnya bos, tapi tadi saya sudah mencoba namun sepertinya pengunggahnya bukan orang biasa bos"
Seketika Yuga berbalik menatap Doni.
"Maksudmu?"
"Anu bos maksud saya alamat IP nya tidak terlacak" Doni menundukkan kepalanya.
"Sepertinya saya memang harus ganti asisten yang lebih cerdas dari dirimu, baru kali ini kau tidak bisa menyelesaikan masalah seperti ini!!" Yuga menahan amarahnya.
"Maaf bos, seperti yang saya katakan, sepertinya mereka bukan orang sembarangan"
"S*al" Yuga memukul udara sebagai bentuk kekesalannya.
"Tetap berusaha cari tau siapa dia, dan apa maksudnya semua ini!!" Titah Yuga kepada asistennya.
"Baik bos saya permisi" Doni melangkah meninggalkan bosnya.
Sebenarnya ponsel Yuga dari tadi terus saja bergetar di kantongnya. Namun ia sedang bingung bagaimana jika yang menelpon itu keluarganya? terutama kakek, apa yang harus ia katakan?
Kali ini Yuga melihat nama kakek sebagai penelepon, Yuga memberanikan diri untuk menerima kemarahan kakeknya.
"Halo kek?"
"Kakek tunggu di rumah, jelaskan semuanya. Jangan lupa bawa Sesa" Suara kakek tegas di seberang sana. Yuga tidak bisa menyepelekan jika kakek yang sangat menyayanginya sudah berkata seperti itu.
Tanpa menunggu jawaban dari Yuga kakek Adi sudah memutus panggilannya.
"Ohh ****" Yuga baru ingat Sesa berada di rumah mertuanya. Yuga segera bangkit dari duduknya dan melesat keluar ruangannya.
***
Sementara itu di kediaman keluarga Gunawan pamungkas. Sesa duduk di depan ke dua orang tuanya. Sesa mencoba menyembunyikan ketegangannya dihadapan sang papa.
"Sa kamu datang kesini benar kangen sama papa mama atau karena masalah ini?" Gunawan tanpa basa basi lagi ingin menanyakan kebenaran pada putrinya.
"Sesa memang benar-benar kangen banget sama papa dan mama, ngga ada hubungannya sama masalah itu pa. Lagian itu cuma salah paham yang di salah artikan sama orang luar kok pa" Sesa mencoba menutupi kebenaran dari berita yang sedang viral hari ini.
"Salah paham gimana sa, jelas-jelas Yuga sama perempuan lain kok" Diana tak mau kalah, ia tak mau putri kesayangannya disakiti oleh suaminya sendiri.
"Ma itu cum...." Ucapan Sesa terhenti karena kedatangan seseorang.
"Assalamualaikum pa, ma?" Yuga menyalami kedua mertuanya.
"Waalaikumsalam"
"Pa ma, Yuga mau jemput Sesa. Kakek minta kita untuk datang ke rumah besar" Yuga langsung meminta izin untuk membawa Sesa kembali.
"Kenapa buru-buru? Apa tidak ada yang ingin kamu jelaskan sama mama?" Diana yang sudah tidak sabaran ingin mengetahui apa yang terjadi sehingga Yuga tertangkap kamera bersama perempuan lain.
Deggg..
Sudah cukup ke pura-puraan Yuga seolah tidak terjadi sesuatu di hadapan mertuanya. Sekarang apa yang harus ia katakan. Yuga bingung harus berkata apa, pembelaan apa yang akan ia lontarkan di ke dua orang tua ini.
"Ma, sudah Sesa bilang itu cuma salah paham aja. Sebenarnya tadi Sesa juga di sana kok, cuma Sesa lagi ke toilet, mungkin ada orang yang iseng sama mas Yuga. Iya kan mas?" Sesa menatap suaminya dengan tatapan untuk mengiyakan ucapannya.
"Iy.. Iya ma betul kata Sesa" Yuga terkejut karena Sesa membantunya berbohong di depan orang tuanya sendiri.
"Jika benar begitu, lalu siapa perempuan itu?" Diana kembali bersuara.
"Ma, mama ingat kan Della sahabat Sesa? Dia Della ma, kita janjian buat sarapan bareng" Sesa lagi-lagi berbohong.
"Maafkan hamba Ya Allah" Lirih Sesa dalam hati.
"Masa bisa semesra itu sama suami kamu?" Diana masih saja curiga.
"Enggak ma, itu cuma engel fotonya aja yang pas banget, jadi kelihatan mesra deh" Sesa berkata seringan mungkin.
Yuga sampai tak berkedip menatap Sesa. Apa istrinya itu sudah merancang kalimat untuk berbohong? Kenapa bisa selancar itu.
"Sudahlah ma, biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka sendiri. Sudah cukup kita menerima penjelasan mereka. Tidak usah ikut campur urusan rumah tangga anak kita terlalu jauh, mereka sudah dewasa" Nasehat Gunawan untuk istrinya yang sekarang hanya diam menerima petuah suami tercintanya.
"Dan kamu Yuga, Papa tidak akan ikut campur lagi masalah kalian. Jika ada masalah selesaikan dengan kepala dingin. Dan satu lagi, kalau kamu sudah tidak lagi menginginkan anak papa maka kembalikanlah anak papa ini. Papa yang merawat dan membesarkannya penuh kasih sayang maka papa juga tidak rela jika dia tersakiti di tangan suaminya sendiri. Papa masih sanggup untuk merawatnya" Gunawan berkata dengan mata yang berkaca-kaca.
Sesa sudah tak mampu menahan air matanya, mendengar ungkapan hati papanya.
"Baik pa, Yuga akan selalu menjaga dan menyayangi Sesa seperti papa" Yuga berkata semeyakinkan mungkin. Atau memang sangat yakin? Entahlah hanya dia dan Tuhan yang tau.
Gunawan hanya mengangguk anggukan kepalanya sebagai jawaban. Ia sudah tidak sanggup berkata kata karena rasa harunya harus merelakan putri satu satunya.
"Kalau begitu kita pamit dulu ya pa ma. Kapan-kapan Yuga pasti bawa Sesa menginap di sini" Ucap Yuga.
"Iya kalian hati-hati, jangan ngebut di jalan" Pesan Diana untuk ke dua anaknya.
"Sesa pamit ma" Sesa mencium tangan sang mama kemudian memeluknya erat.
"Sudah Sa malu dilihat suamimu" Sebenarnya Diana hanya mencairkan suasana yang sebentar lagi pasti mengundang air matanya.
"ihh mama, biarin aja Mas Yuga juga gapapa kok" Sesa berkata dengan suara yang manja. Sesuatu yang baru Yuga lihat pertama kali. Sesa yang biasanya anggun dan dewasa kini memperlihatkan sisi lainnya. Yuga tanpa sadar tersenyum melihat tingkah manja istrinya.
-
"Terimakasih sudah membantuku di depan orang tuamu" Yuga memecah keheningan di dalam mobil yang sudah meninggalkan rumah Sesa beberapa menit yang lalu.
"Iya mas gapapa, sudah tugas istri menutup aib suaminya sendiri" Sesa berkata dengan mata yang masih menatap lurus ke depan.
Yang dikatakan Sesa memang benar tapi menurut Yuga ini adalah sebuah sindiran hang sangat pedas. Hingga membuat Yuga tak mampu lagi menjawab perkataan Sesa.
***
Yuga memasuki rumah orang tuanya di ikuti Sesa di belakangnya. Sepeti anak yang mengikuti langkah ibunya.
Semua anggota keluarga sudah menunggu kedatangan anak dan menantu mereka. Surya dengan tatapan tajamnya dan kakek Adi dengan aura dingin yang sudah lama tak ia tampakkan.
Yuga dan sesa mendekat untuk menyalami mereka.
Plaaakkkk...
Semua mata menatap tak percaya.
-
-
Terimakasih untuk dukungan dari kalian semua untuk karya pertamaku. Jangan bosan dan terus temani sampai akhir ya😚😚