Pernikahan Kedua Suamiku

Selamat Membaca 💔💔💔💔💔💔💔💔💔

Hendra ikut masak bersama Ross dan kedua putra Ross. Terbiasa hidup tanpa seorang istri membuat Hendra bisa melakukan apa saja yang berhubungan dengan pekerjaan rumah tangga.

Keempat orang itu tampak senang sambil sesekali berbincang-bincang.

"Ma habis ini apa?". Tanya Jacky meletakkan sayuran yang dia potong.

"Kyky bisa potong bawang?". Jacky mengangguk "Hati-hati ya Nak pegang pisaunya?". Pesan Ross.

Hendra tersenyum hangat melihat keharmonisan Ibu dan anak itu. Dia cukup kagum melihat cara Ross mendidik kedua putranya. Jacky dan Jackson selalu patuh pada apa saja yang dikatakan Ross.

Hampir kurang lebih tiga jam mereka berkutat dengan alat dapur itu. Ross msak cukup banyak, sebab keluarga Herdi dan Yuli akan berkumpul semua untuk mengadakan syukuran itu.

Ross mencoba tersenyum menutupi lukanya. Dia bukan wanita kuat. Dia hanya wanita kebal. Wanita yang sudah mati rasa. Disakiti. Dihina. Tak dianggap sudah menjadi takdir jalan hidupnya.

Hendra membantu Ross menata makanan itu. Meja makan penuh dengan prasmanan masakkan Ross. Ada berbagai jenis masakan ada disana. Ross memang suka memasak, dari dulu. Apalagi memasak untuk kedua putranya. Dia selalu merasa senang saat kedua putranya itu menikmati makanan nya.

Keluarga Yuli juga sudah berdatangan. Mereka semua menatap Ross sinis. Seolah Ross lah yang menjadi perusak rumah tangga Yuli.

"Hai Jeng, selamat datang dirumah sederhana kami yaaa". Ligina cepika-cepiki dengan Sarah, Ibu kandung Yuli.

"Makasih ya Jeng". Balas Sarah.

Ross meremes ujung bajunya dengan kuat. Menahan dadanya yang benar-benar terasa sesak.

Mereka menikmati makanan yang dibuat Ross. Tak bisa dibohongi jika masakkan Ross selalu pas dilidah setiap orang yang menikmati nya.

Yuli mencebik dalam hati. Dia kesal saat semua orang memuji masakkan Ross. Jika begini dia harus belajar masak. Selama ini dia memang tidak pernah memegang alat dapur.

"Mas Hendra gak makan?". Tanya Yuli menatap Hendra kagum. Meski sudah berusia tapi Hendra tetap tampan.

Hendra tak menjawab dia hanya duduk saja dengan wajah datarnya. Sementara Ross dan kedua putra membuat minuman didapur.

"Makanlah Mas". Ujar Henny dan Hilda bersamaan.

"Iya Hen. Kenapa kamu gak makan?". Ligina ikut menimpali. Dari dulu memang hubungan dengan Hendra sedikit dingin.

"Gak lapar". Jawab Hendra.

Hendra berdiri dari duduknya. Dia jenggah satu meja dengan orang-orang jahat seperti keluarga nya itu. Jika tidak takut dosa, ingin Hendra keluar dari keluarga nya terutama adiknya Herdi.

Setelah apa yang dilakukan Herdi pada Ross, Hendra benar-benar jengkel dan ingin sekali membunuh adiknya yang tidak punya perasaan itu. Bagaimana bisa Herdi tega menyia-nyiakan wanita sebaik Ross

Dan Yuli, wanita yang jadi istri kedua nya itu tidak juga cantik. Biasa saja. Tidak bisa apa-apa. Selain minta uang dan bermanja-manja pada suaminya. Entah apa yang diharapkan Herdi pada istri keduanya itu.

"Mau kemana Mas?". Tanya Henny.

"Bantuin Ross".

Tanpa sadar Herdi mengenggam sendoknya dengan sangat erat. Herdi yakin jika Hendra memiliki perasaan pada istri pertamanya itu.

Sejak Herdi ketahuan menikah oleh Hendra, hubungan mereka berdua menjadi renggang. Hendra marah besar bahkan Hendra pernah memukul Herdi dengan membabi buta. Dia sama sekali tidak membela adiknya itu. Menurut Hendra yang Herdi lakukan sudah diluar batas. Dan lagi, alasan Herdi tidak mau menceraikan Ross karena tidak sanggup menampung hidup Ligina dan Hilda.

Selama ini Herdi mempertahankan Ross hanya sebagai alat penitipan Ibu dan adiknya saja. Bukan karena masih mencintai Ross. Benar-benar tega dan tidak punya hati. Hendra berharap Herdi mendapat balasan yang setimpal nantinya. Lihat saja nanti hukum karma itu berlaku.

"Biar Mas yang bawa Ross".

Hendra mengambil alih teko ditangan Ross yang berisi air.

"Gak usah Mas".

"Gak apa-apa Ross. Kamu hamil gak boleh bawa yang berat-berat". Ujarnya membawa teko itu.

"Iya dehhh Mas. Mas Hendra kan kuat". Goda Ross. Hendra terkekeh.

"Ayo kita antar ke depan".

Hendra berjalan bersama Ross. Sedangkan Jacky dan Jackson mengekor dari belakang sambil membawa cangkir atom ditangan mereka.

Herdi semakin panas melihat Hendra yang mendekati Ross. Entah motif apa yang jelas Herdi tidak suka.

Begitu juga dengan Yuli. Wanita itu mengeram kesal. Dia menatap Ross tajam dan licik.

Yuli berdiri dari duduknya. Dia berjalan kearah dapur dan dengan sengaja menyenggol Ross.

"Awwww. Sakit". Yuli pura-pura terjatuh sambil memegang perutnya.

"Yuli".

"Sayang".

Herdi dan yang lainnya menghampiri wanita itu.

"Awww Mas sakit. Mas sakit. Seperti nya bekas operasi ku infeksi Mas". Rintih Yuli.

Ross terdiam heran, perasaan Yuli yang menyenggol nya kenapa Yuli yang jatuh? Harusnya dia yang jatuh. Bukan Yuli.

"Astaga Sayang. Bagaimana bisa kamu jatuh?". Tanya Herdi panik.

"Semua gara-gara Ross Mas. Tadi dia sengaja menyenggol tangangku". Adu Yuli "Hiks aku gak tahu apa salah aku sama Ross Mas? Dia benci banget sama aku". Yuli pura-pura menangis dan air matanya memang menetes.

"Kamu ya Ross". Hardik Ligina "Dasar menantu gak tahu diri. Udah dikasih rumah gratis malah bertingkah. Untung Herdi gak buang kamu ke jalanan". Ujar Ligina menatap Ross benci.

"Dasar gak tahu diri". Sindir Henny dan Hilda.

"Cukup". Pekik Hendra "Kenapa kalian ini jahat sekali sama Ross?". Hendra menatap mereka kecewa.

"Iya. Padahal Tante Yuli yang nablak Mama, tapi kenapa Tante Yuli yang jatuh?". Sambung Jackson.

Herdi berdiri dia menatap Ross dengan tajam. Benci. Kecewa. Marah. Nafasnya memburu. Dia sedang kesal melihat kedekatan Ross dan Hendra ditambah lagi Ross yang menyenggol lengan Yuli hingga membuat istri keduanya itu jatuh

"Mas aku_".

Plakkkkkkkkkkkk

Tamparan kuat itu benar-benar dilayangkan dipipi Ross. Hingga membuat wanita itu terjatuh dilantai.

"Ross". Hendra menatap tak percaya

"Mama". Jacky dan Jacky berhambur menghampiri Ross

"Mulai sekarang kamu bukan istriku lagi. Kita pisah dan silahkan angkat kaki dari rumah ini".

Deg

"Awwww". Ross memegang perutnya yang sakit. Keluar dari dari bagian kakinya.

"Ross". Hendra panik bukan main.

"Mama". Jacky dan Jackson sudah menangis

"Mas sakit". Rintih Ross wajahnya sudah pucat. Apakah dia akan melahirkan diusia kandungan tujuh bulan?

"Kita kerumah sakit ya?". Hendra mengendong Ross.

Hendra menatap Herdi dengan tatapan benci. Kecewa

"Jangan menyesal nanti. Semoga kamu mendapat karma".

Hendra langsung membopong tubuh Ross dengan setengah berlari memasuki mobilnya ikuti oleh Jacky dan Jackson.

Yuli tersenyum penuh kemenangan. Herdi sudah menceraikan Ross dan dia adalah pemenang dari drama ini.

Yang lain tersenyum sinis melihat Ross. Keluarga Yuli juga ikutan mencibir dan menghina Ross.

Ligina, Hilda dan Henny merasa puas. Moment yang mereka nantikan sekarang suda tercapai. Herdi sudah menceraikan Ross. Tidak ada lagi benalu dirumah mereka.

Sementara Herdi membeku ditempatnya. Dia tidak sadar apa yang sudah dia lakukan dan ucapkan. Benarkah dia sudah melepaskan Ross dan memilih berpisah?

Bersambung......