Cinta tak harus memiliki itulah yang di rasakan dua insan yang saling mencintai namun takdir memisahkan keduanya hingga harus rela mengikhlaskan satu sama lain demi kebaikan bersama. Cinta yang begitu tulus dan suci harus tertahan di dalam dada sebab tak ingin menyakiti siapapun dan membuat semuanya menjadi runyam. Itulah yang di rasakan oleh Lucy Abelia dan Sean Fernando. Keduanya sama-sama berkeinginan untuk hidup bersama namun takdir berkata lain sehingga membuat insan yang saling mencintai itu hidup di jalannya masing-masing. Walaupun cinta Lucy dan Sean sangat kuat, namun keduanya tetap menerima takdir dan mensyukuri segala hal yang terjadi pada mereka. Sean menjalani hidupnya bersama wanita pilihan orang tuanya, sedangkan Lucy memilih hidup sendiri hingga akhir.
Bagaimana kisahnya, apakah ada kesempatan bagi keduanya untuk hidup bersama atau keduanya tetap berada di jalannya masing-masing? Yuk ikuti terus kisahnya.
Ig: Jannah99islami
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jannah sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertengkaran Hebat
"Menjauh dari suamiku!" Bentak Tasya yang tiba-tiba saja sudah berada di hadapan Sean dan Lucy bersama Laila mamanya. Ia yang mendapatkan informasi dari anak buahnya tentang kebersamaan Sean dan Lucy langsung bergegas mengajak Mamanya untuk memergoki suami dan selingkuhan.
"Apa-apaan kamu Sean! Kenapa kamu masih berhubungan dengan wanita murahan ini!" Bentak Laila sembari melayangkan tatapan tajamnya kepada Sean.
"Jangan mengatakannya murahan! Anak andalah yang murahan!" ucap Sean dengan sangat beraninya membuat Laila dan Tasya sangat marah.
Karena Tasya sudah tak bisa bersabar lagi, akhirnya wanita itu pun menyerang Lucy dengan cara menjambak rambutnya. Sean yang ingin menarik Lucy dari Tasya namun dirinya di halangi oleh Laila. Walaupun Tasya tak mempunyai ilmu bela diri, namun wanita itu mempunyai bakat untuk merontokkan rambut seseorang.
"Rasakan ini," Bentak Tasya sembari menarik rambut Lucy dengan kuat. Lucy berusaha melepaskan tangan Tasya yang menarik rambutnya dengan kuat. Kepala Lucy benar-benar merasakan sakit. Dan kulit rambutnya seakan ingin lepas dari kepalanya.
"Lepaskan Tasya," Bentak Sean yang sudah berhasil melewati cegatan Laila.
"Diam!" Bentaknya pada Sean tanpa melepaskan jambakannya dari rambut Lucy.
Keributan yang di timbulkan oleh pertengkaran itu mengundang perhatian banyak orang. Bahkan Gio dan Brian langsung menuju ke lokasi keributan. Di saat keduanya datang, di saat itu juga Tasya mendorong Lucy hingga jatuh ke dalam danau. Lucy yang pusing terlihat tak sanggup menggerakkan tubuhnya untuk berenang. Melihat Lucy tenggelam, Sean pun bergegas menolong Lucy. Sebelum Sean menyentuh air, Brian sudah terlebih dahulu menceburkan dirinya ke danau dan membantu Lucy naik ke permukaan.
"Lucy, Lucy," panggil Brian sembari menyadarkan Lucy. Melihat sang pujaan hatinya yang terkapar lemas, Sean pun menghampiri Tasya lalu melayangkan satu tamparan ke wajah wanita itu. Tasya dan Laila terkejut melihat itu. Ini adalah tamparan ketiga yang Tasya dapatkan dari Sean.
"Apa yang kau lakukan!" Bentak Laila lalu hendak menampar Sean namun tidak bisa sebab Sean sudah mencekal tangannya. Laila menarik tangannya dengan kasar lalu membawa Tasya pergi dari tempat itu.
"Ayo sayang kita pergi!" ajak Laila yang di angguki Tasya. Wanita itu sudah melakoni perannya sebagai wanita yang tersakiti.
"Lihatlah Sean, saya tidak akan tinggal diam dengan masalah ini!" ketua Laila dengan hati yang di selimuti rasa dendam.
Sean tak memperdulikan perkataan Laila. Ia lebih peduli dengan keadaan Lucy yang saat ini belum sadarkan diri. "Biar aku saja," ucap Sean mengambil alih tubuh Lucy dari Brian. Brian mengangguk paham lalu menyingkirkan tubuhnya dari Lucy. Sean menekan-nekan dada Lucy dengar kuat dan seketika itu Lucy pun memuntahkan air danau yang sempat tertelannya.
"Sean," ucapnya dengan lirih seakan tak sanggup bangkit sebab kepalanya sangat pusing dan tubuhnya merasa lemas. Tasya benar-benar berhasil membuat kepala Lucy seperti di kobok-kobok.
"Sts, tenangkan dirimu," ucap Sean sembari mengelus pipi Lucy dengan lembut. Lucy hanya menganggukkan kepalanya dengan pelan sebab tak sanggup mengeluarkan suaranya.
"Sean, ini," ucap Brian sembari memberikan minyak angin pada Sean. Sean mengambil minyak angin itu lalu menuangkannya di tangannya. Dengan lembut, Sean mengoleskan minyak angin itu di leher dan di ubun-ubun Lucy.
"Apa kau sudah merasa lebih baik?" tanya Sean yang lagi-lagi mendapatkan anggukkan kecil dari Lucy.
"Syukurlah," ucap Sean merasa sedikit tenang.
Pertengkaran yang terjadi sebelumnya kini menjadi berita yang ramai di sosial media. Semua orang semakin membenci Lucy sebab masih mau menjalin hubungan dengan mantan kekasih yang sudah beristri. Tak hanya berita, pertengkaran itu juga membuat Laila dan Tasya bertindak di luar nalar. Kedua wanita licik itu merencanakan sesuatu yang sangat besar. Kali ini mereka benar-benar akan menghancurkan hubungan keduanya tanpa perasaan. Bahkan Tasya meminta Steven untuk menghentikan rencananya membuat pria itu bingung dengan keputusan mendadak Tasya. Bahkan pria itu menganggap Tasya sedikit gila sebab bertindak sesuka hatinya.
"Hancurkan Toko wanita murahan itu!" perintah Tasya pada anak buahnya. Dia tak peduli jika Lucy akan menjadi gelandang di luar sana. Yang ia mau sekarang Lucy menderita karena berani menjadi hama di dalam hubungannya dan Sean.
Karena Tasya orang yang mempunyai banyak uang makan tak sulit baginya menggusur toko baru Lucy. Suara keributan yang membuat penghuni rumah seakan mengalami gempa segera keluar dari rumahnya. Sean, Lucy, Brian dan Gio, melihat alat berat dan beberapa orang proyek hendak merobohkan toko baru Lucy.
"Mereka benar-benar tidak punya hati!" ucap Gio tak habis pikir.
"Tuan, Nona, sebaiknya anda-anda semua segera pergi dari tempat ini sebab kami akan menghancurkan tempat ini dengan segera," ucap Kepala proyek yang membuat keempatnya tidak bisa melakukan apapun.
"Tidak apa-apa Lu, untuk sementara kau bisa tinggal di kediamanku bersama keluargaku," ucap Brian namun tak mendapatkan jawaban dari Lucy sebab wanita itu terpaku menatap toko yang baru tak beberapa lama ini di renovasi itu. Matanya sudah berkaca-kaca sekarang dan ia tak bisa berbohong lagi jika saat ini dirinya sedang tidak baik-baik saja.
"Ayo kita pergi," ajak Sean sembari menggendong Lucy ala bridal style.
Mereka pergi menuju kediaman Brian. Saat ini kediaman Brian lah satu-satunya tempat teraman dan ternyaman bagi Lucy. Dengan berada di sana Tasya dan Ibunya tak akan bisa menemukannya dan mengganggunya lagi sebab keluarga Brian bukan keluarga sembarangan.
"Ma, Brian minta izin agar Lucy di izinkan untuk tinggal sementara bersama kita," ucap Brian yang di balas dendam senyuman hangat Mamanya.
"Tentu saja sayang, kapanpun Lucy mau menginap di sini, maka Mama akan mengizinkannya. Mama senang jika rumah kita ini ramai," ucap Sela dengan senyum manisnya. Ia sudah mengetahui cerita Brian tentang Lucy bahkan ia juga tau jika anaknya itu menyukai Lucy.
"Terimakasih Tante, sudah mau menerima teman kami," ucap Gio yang di balas anggukkan kecil oleh Sela.
"Sebaiknya, Nak Lucy beristirahat di kamar saja," ucap Sela yang di setujui semuanya.
Karenanya sudah mendapatkan izin dari Sela, Brian, Sean, dan Gio segera membawa Lucy ke kamar tamu. Sebenarnya Lucy bisa berjalan sendiri, namun karena kondisi tubuhnya sedikit tidak baik-baik saja membuat ketiga pria itu cemas dan kekeh ingin mengantarnya. Sean yang sangat posesif dan cemburuan tidak membiarkan Brian maupun Gio menyentuh sang pujaan hatinya.
"Istirahatlah Lu, aku mau pulang dulu. Nanti kalau urusanku sudah selesai, aku akan datang menjenguk mu bersama Gio," ucap Sean yang di angguki Lucy.
Setelah Sean dan yang lainnya pergi meninggalkannya sendiri di kamar, Lucy pun segera menutup matanya untuk menghilangkan rasa sedih dan rasa sakit di kepalanya. Karena kondisinya sedang tidak baik-baik saja, Lucy pun dengan mudah masuk ke alam mimpinya.