Ketika Sang Bintang Playboy Jatuh Cinta (Caraku Mencintaimu)

Pagi pagi Ryo sudah berangkat. Ia akan menjemput Aira hari ini. Ia tahu gadis itu akan naik bus karena sepeda miliknya yang kemarin rusak.

Ryo menunggu Aira di dekat gedung. Ryo mengambil rute memutar agar ia bisa membawa mobilnya bisa masuk ke area halaman gedung itu tua itu. hari ini ia membawa mobil sport miliknya yang ramping dan mewah.

Aira menuruni tangga dengan semangat. Ia akan ketemu Bams hari ini. Ia juga sudah membuat juss sirsak untuknya. Saat ia akan membuka gudang. Ia baru sadar. Ada Ryo yang berdiri di depan mobil dengan tampannya. Ia terlihat sangat keren hari ini. Rapi dan stylish. Dengan jaket hitam yang terkesan pas dengan mobil dan tubuhnya

“pagi..” sapanya mengangkat kopi yang sudah ia beli. Namun Hanya dibalas tatapan heran Aira.

Ngapain juga pagi pagi gini kesini ni orang! bisik benaknya

Aira berjalan ke arah Ryo. Ryo langsung memberikan kopi untuk Aira.

“masih panas!” ucapnya menyerahkan kopi

Ia tersenyum pada Aira saat mencium aroma kopinya.

“ngapain kamu?” ucap Aira mendadak. Memang ekspresi Aira terlihat seperti itu sejak tadi.

“jemput kamu!” jawab Ryo santai

Aira seakan tidak percaya. Entah kenapa melihat Ryo melakukan tingkah playboy kepadanya membuat Aira sangat tidak nyaman. Ia merasa sedang digoda. Ia tidak tahu maksud apa yang tersembunyi dibalik tingkah Ryo akhir akhir ini. Aira tersenyum seakan meremehkan sikap Ryo.

Dulu ada salah satu temannya seperti Ryo. Pertama seakan ingin berteman, namun setelah itu dia mengejek dan meremehkan. Aira tidak percaya akan sikap manis seperti itu lagi. Lagi pula Shinta hanya beranggapan bahwa Ryo hanya mencoba melakukan sesuatu yang mungkin menghilangkan rasa bosan semata.

“makasih kopinya” ucap Aira melihat kopi itu

“ayo!” ajak Ryo berangkat

“aku naik bis aja” tolak Aira

“bisa gak ai, kamu nerima langsung tanpa nolak dulu?” Ryo mengingat semua yang ingin ia lakukan untuk Aira selalu ia tolak.

Aira merasa tidak enak. Ia baru mengingat selama ini Ryo selalu memaksa karena ia selalu menolak.

“aku gak bermaksud apa apa” jelas Aira

“Cuma... ntar kalau ada yang liat, kamu sendiri yang repot” ucapnya lagi

“toh aku gak masalah” Ryo memaksa

“tapi..” belum lagi Aira melanjutkan kata katanya. Ryo membuka pintu untuk Aira. ia mengambil kopi yang Aira pegang, dan seperti biasa ia menyeret Aira untuk masuk ke mobil. Memberi perlindungan dengan lengannya takut kepala Aira mengenai pintu mobil.

Kebiasaan nih orang, main paksa terus? Benaknya memasuki mobil

Aira hanya pasrah. Ia menghela nafas. Ia benar benar tidak mengerti apa maunya Ryo.

“sebenarnya apa mau kamu?” tanya Aira saat Ryo menyalakan mobil dan mulai menyetir.

“ngantar kamu kerja sekalian aku berangkat!” jawabnya santai seakan tanpa ada apapun makna dibalik sikapnya

Mobil pun meluncur dengan menyisakan debu di halaman gedung tua itu.

“aku serius!” jawab Aira melihat Ryo dengan serius

“aku juga serius!” jawabnya tapi ia tetap fokus pada gang kecil itu untuk keluar dari sana.

Aira terdiam. Ia tidak ingin melanjutkan obrolannya dengan Ryo.

Saat di lampu merah. Ryo menatap Aira yang pandangan lurus ke depan.

“kopinya dingin” ucapnya meminum kopi miliknya

Aira melihat ke kopi yang ada situ. Ia meminum, tapi hanya sedikit. Biasanya dia minum kopi saat santai atau menikmati senja bersama Bams.

Entah jalanan yang lagi macet atau perasaannya. Aira merasa sangat lama berada disana. Perjalanan menuju kantor terasa begitu jauh. Sedang bagi Ryo justru sebaliknya.

“aku ingin tau maksud kamu ngelakuin ini!” ucap Aira yang merasa Ryo sedang menatapnya lama

Ryo memutar pandangan ke depan.

“suka aja!” jawabnya sangat santai seolah hal itu hanya disaat ia ingin fun aja

“wah.. jadi kalau kamu lagi suka ngelakuin sesuatu .. kamu ngelakuin gitu aja, terus kalo bosen, kamu tinggal ninggalin gitu aja?” Aira kesal dengan Ryo yang seolah sedang bermain dengannya

“hem!” Ryo tegas mengiyakan

Dasar playboy cicak, kelas tengik!!! sumpah Aira dalam hati

“moga kamu cepet bosan, jadi gak ganggu ganggu aku lagi” Aira menganggapinya kesal

Ryo merasa Aira mulai merasakan gangguannya selama ini. Ia ingin Aira merasa ia ada. Sedangkan bagi Aira. ia memang dibuat kesal seperti itu oleh Ryo. Ryo akan membuatnya merasa melayang tapi akhirnya ia akan menghempaskannya dengan keras. Karena bagi Aira, Ryo hanya seseorang yang sedang mengisi waktu bosannya saja,

“kayanya bakalan lama deh” Ryo menoleh ke Aira dengan gaya mengoda.

Mobil pun meluncur kembali.

“aku turun disana” tunjuk Aira pada persimpangan dekat gedung ME

“turun di ME aja” jawab Ryo cuek

“Plis .. aku gak mau ada masalah dengan kerjaan ku” Aira sangat kesal

Mendengar Aira bicara dengan kesal, Ryo berhenti disana. Ia melepas kacamatanya dan menatap Aira.

“aku gak bakalan bikin masalah” ganti Ryo yang kesal

“kamu turun di ME, bakalan jadi masalah apa?” lanjut Ryo kesal

“aku gak mau terlihat turun dari mobil kamu pagi pagi gini” Aira menatapnya kesal

Ryo tersenyum. Ia beranggapan Aira akan berpikir kalau orang orang akan mengira dia dan Aira bersama sama pagi itu setelah menghabiskan malam bersama seperti wanita wanita lain.

“kenapa?” Ryo menanyakan lagi dengan senyuman nakal

“aku gak mau dianggap sebagai fans mainan kamu!” Aira menjawab ketus

Raut wajah Ryo berubah mendengar kata kata Aira. Aira membuka pintu ingin keluar. Ryo menahannya

“aku gak main main sama kamu!” Ucapnya serius

Aira melepaskan pegangan tangan Ryo dan keluar dari mobil. Ia berjalan menuju gedung ME. Mobil itu pun melaju melewati Aira yang berjalan menuju ME.

Ryo turun dengan malas dari mobil. Kata kata Aira barusan seolah menamparnya dengan keras.

Mungkin itu penyebab kenapa dia gak menyukai gue! Benak Ryo.

Aira menganggap Ryo hanya mempermainkan mereka para wanita yang mengaguminya. Namun sebenarnya Ryo hanya belum mampu menemukan seseorang yang ia anggap tulus dan mampu menggetarkan hatinya selain Kiky selama ini. dan itu hanya Ryo yang tahu.

Ia melihat kopi Aira yang masih ada di mobil. Ia mengambil dan masih hangat. Karena Aira hanya meminumnya dua teguk saja. Ia keluar dari mobil berniat ingin mengembalikan kopi Aira. Ia menunggu Aira yang belum memasuki gedung itu. Saat di simpangan koridor gedung itu. Ia melihat Bams mendatangi Aira dan memberikan bungkusan seperti sandwitch. Aira tersenyum menerimanya dengan senang. Ia terlihat begitu menyukai dengan apa yang Bams berikan. Aira berjalan menuju ruang loker dengan senyuman. Ryo masih mengawasi Aira. Saat keluar dari sana, Aira menuju balkon belakang lantai enam. Ia ingin menikmati sarapan disana. Duduk menikmati dinginnya pagi. Baru saja Aira ingin duduk disana. Datang seseorang dengan tiba tiba.

“kopi kamu ketinggalan!” ucap Ryo yang menatapnya dengan dingin.

Aira mengambilnya.

“Thanks” ucapnya singkat

“kamu mau menu apa nanti siang?” tanya Ryo tiba tiba.

Aira melihatnya bingung. Kenapa Ryo menanyakan itu.

“maksudnya?” Aira tidak mengerti arah pembicaraan Ryo

“makan siang!” jawabnya lagi

Dia ngomong apa ya? Benak Aira

Aira masih heran. Ia mulai menduga yang bukan bukan.

Jangan jangan makan siang selama ini ..! ia tidak berani mengungkapkan apa yang ada di pikirannya.

“lunch box?” ucap Aira pelan

“hem..” Ryo mengiyakan dengan serius. Ia tidak seperti bermain lagi

“jadi selama ini yang ngasih aku lunch box.. kamu?” tanya Aira lagi

“iya!” jawabnya biasa

\~\~\~\~\~\~\~\~\~

Makasih buat yang baca novel Author..

bantu author dengan kasih like dan komentarnya ya..

jujur tiap baca komentar kalian, author jadi semangat nulisnya..

makasih semua.. love you all