NovelToon NovelToon
My Desire

My Desire

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Tamat / Mafia / Balas Dendam / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Anak Yatim Piatu / Beda Usia
Popularitas:5.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Neen@

Hai setelah karya "Cooking With Love" selesai, aku membuat novel baru "My Desire" aku jamin tak kalah seru.

Denaira Kamania Abimana gadis yatim piatu berusia 21 tahun yang sekarang diasuh oleh Om dan Tante nya. Kedua orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan. Semua perusaaan diambil alih oleh Om dan Tantenya dengan alasan dia belum cukup umur dalam menjalankan suatu perusahaan besar. Karena kerasnya kehidupan yang di hadapi dia berpenampilan seperti laki - laki, sekaligus memudahkan dia untuk menyelidiki penyebab kematian orang tuanya.

Kafael Haiden Lukashenko seorang mafia dalam dunia bisnis berusia 35 tahun. Wajah tampan perpaduan Turki dan Rusia membuatnya memiliki banyak wanita. Dingin, tegas dan kejam.

"Siapa namamu..?"

"Abimana, tuan bisa memanggil saya Abi.."

"Hei Bi.. Kecil, kurus, pendek bahkan kau lebih cocok menjadi seorang perempuan. Bagaimana orang sepertimu bisa menjadi asistenku..?"

"Tuan tidak perlu ragu.. saya bisa melakukan semua pekerjaan yang bahkan tidak bisa dilakukan oleh pria manapun.."

"Hmm menarik.. buktikan ucapanmu itu..!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neen@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jaga Putraku

"Kemal aku ingin bertemu denganmu.."

"Tidak.. aku tidak bisa.."

"Kenapa..?"

"Aku sibuk.."

"Please aku butuh bantuanmu.."

"Oke.. oke.. katakan apa yang kau inginkan.."

"Aku ingin kau menyingkirkan Eda.."

"No..no..no.. aku tidak bisa menuruti keinginanmu.."

"Kenapa..?"

"Eda adalah kepala pelayan di keluarga Lukashenko, dia juga orang kepercayaan adik ipar dan keponakanku. Apa yang membuatmu ingin menyingkirkan dia..?"

"Dia sudah mengganggu Ivanka. Aku melihat sendiri bahwa pelayan tua itu tidak menginginkan anakku dekat dengan Haiden.."

"Ivanka dekat dengan Haiden..?"

"Iya betul.. sepertinya keponakanmu itu tergila - gila dengan kecantikan putri ku.."

"Tunggu.. aku tidak percaya. Keponakanku bisa jatuh cinta dengan putri mu itu.. Ia memiliki selera yang tinggi.."

"Putri ku seorang gadis yang berpendidikan, cantik dan dari keluarga kaya siapa yang tidak akan jatuh cinta.. kamu jangan menganggapnya remeh.. suatu saat dia akan menjadi nyonya di keluarga Lukashenko.."

"Aku ingatkan sekali lagi Nungki, jangan terlalu percaya diri. Keponakanku mungkin hanya penasaran saja. Begitu tahu putri mu seperti apa jangan harap kau bisa meraih hatinya.."

"Aku tidak butuh nasehatmu..! yang aku butuhkan adalah singkirkan Eda..! entah bagaimana caranya.."

"Baiklah akan aku coba.. aku akui dia memang kerikil pengganggu tujuanku.."

"Aku tunggu kabar baiknya.. selamat malam.."

Nungki menutup pembicaraan dengan Kemal. Ia tampak geram setelah mengetahui jika ada seorang pelayan tua yang telah melempar sebuah cake ke muka putri kesayangannya. Ia tidak akan tinggal diam dan menyingkirkan siapa saja yang menghalangi tujuannya.

"Siapa ma yang telepon malam - malam..?" tanya Baskara yang keluar dari kamar mandi.

"Itu pa temen SMA ku dulu mengajak reunian.."

"Oh.. berangkat aja.. beli baju yang baru biar teman - teman mu itu tahu status sosial kita.. mumpung Aira masih jadi jaminan.."

"Itu pasti pa.. mama kan tidak pernah tampil jelek dimana saja.." jawab Nungki. "Oya pa.. apa selama ini tuan Haiden tidak pernah komplain soal Aira..?"

"Kelihatannya sih tidak ma.. sepertinya Aira bekerja dengan baik disana.. bersyukurlah karena kita masih bisa menikmati hidup mewah sampai saat ini.."

"Iya pa.. tapi awas kalau sampai anak itu membuat ulah.. aku tidak akan segan menghajarnya.."

"Iya.. iya.. terserah mama.. ayo kita istirahat.."

☘☘☘☘☘

"Heh bocah udik..! nyonya Harika ingin bertemu denganmu.."

Aira menengok ke belakang tampak Bella yang bersandar di tembok memandangnya sinis.

"Bu Eda.. nyonya memanggilku, aku akan ke sana.."

"Pergilah biar pekerjaanmu aku yang teruskan.."

Aira bergegas pergi mengikuti Bella menuju ke kamar Harika. Sebelum masuk ke dalam, Aira tampak menarik napas panjang untuk menetralkan kegugupannya.

"Bella tinggalkan aku sendiri bersama Abi.."

Bella tampak terkejut karena kali ini Harika tidak melibatkannya dalam pembicaraan tapi apa boleh buat dia hanya pelayan "Baik nyonya, saya permisi.."

"Duduklah Abi.."

"Baik nyonya.."

Harika mengambil secangkir teh dan meminumnya sebelum mulai pembicaraan dengan Aira.

"Abi.. kau tahu kan aku tidak suka dengan saudara sepupumu.."

"Iya nyonya.."

"Kau tahu kenapa, karena aku bisa melihat bahwa ia tidak tulus mendekati anakku..". Harika menghela napas. "Aku ingin minta tolong padamu.."

"Apa itu nyonya..?"

"Awasi anakku, laporkan semua kegiatannya padaku.."

"Maaf nyonya.. terus terang saya merasa jika tindakan itu sama saja saya berkhianat terhadap tuan.."

"Maksudmu..?" Harika mengerutkan keningnya.

"Maksud saya.. selama ini saya bekerja sebagai pelayan pribadi tuan.. jika saya harus melaporkan semua gerak gerik tuan tanpa sepengetahuannya itu sama saja saya mengkhianatinya. Tuan akan menceritakan sendiri ke nyonya jika dia ingin. Tuan tidak akan merahasiakan sesuatu dari nyonya. Tuan sangat mencintai nyonya dan tuan tidak akan berbuat sesuatu yang membuat nyonya kecewa.. maaf jika saya lancang.."

Harika tersenyum "Aku sudah tahu, pasti jawabanmu akan seperti ini.. aku lega dia di kelilingi oleh orang yang baik.. Eda, Noah dan kamu.."

"Terima kasih nyonya.."

"Entah aku perlu berterima kasih atau tidak dengan Ivanka dan keluarganya karena sudah membuatmu menjadi jaminan disini. Ternyata kamu baik, mereka akan menyesal telah menjadikanmu jaminan.."

"Saya merasa hutang budi dengan om Baskara.. Sejak orang tua saya meninggal mereka yang telah merawat saya.."

"Baiklah kamu boleh keluar.. tolong jaga anakku.." pinta Harika sambil menggenggam tangan Abi.

"Sudah kewajiban saya nyonya.." ucap Aira. "Kalau begitu saya permisi.."

Harika hanya mengangguk. Aira segera pergi keluar untuk melanjutkan pekerjaannya.

Sementara itu di dalam kamar Haiden.

"Tuan bangun.." ucap Eda

Belum ada pergerakan dari Haiden

"Tuan bangun.." ucap Eda lebih keras.

"Hmmm.. jangan teriak - teriak Abi.." gumam Haiden sambil tangannya berusaha meraih hidung Aira. "Mau aku pencet hidung kamu lagi.."

"Maaf tuan saya Eda.."

Haiden mengerjap - erjapkan matanya dan melihat dengan jelas bahwa yang di depannya itu memang Eda.

"Mana Abi..?"

"Maaf tuan.. tadi Abi di panggil nyonya.."

"Ibu..? buat apa ia mau ketemu Abi..?"

"Saya kurang tahu.. nanti bisa tuan tanyakan langsung dengan Abi.." jawab Eda. "Peralatan mandi sudah saya siapkan.."

"Terima kasih Eda.. aku akan gym sebentar.. suruh nanti Abi menyusul ke sana.."

"Baik tuan.."

Haiden segera masuk ke dalam kamar mandi. Membasuh mukanya berkali - kali dan memandang ke arah cermin. Ia mendengus kesal. Kenapa bayanganku ke Abi terus, pria kecil yang lemah yang selalu ingin aku lindungi. Entah apa yang membuatku nyaman bersama. Tidak.. aku masih normal, aku masih menyukai perempuan batin Haiden. Ia kemudian keluar dari kamar mandi untuk olah raga sebentar. Ia tersenyum setelah melihat sosok kecil mungil sedang membersihkan tempat tidurnya.

"Oh.. aku kira kau lupa dengan pekerjaanmu..?"

"Tidak tuan.." jawab Aira menoleh ke arah Haiden. "Aaacchhh.." teriaknya sambil memalingkan muka dan membelakangi Haiden.

"Hei.. kenapa teriak - teriak.."

"Kkenapa tuan telanjang dada..?"

"Ada yang aneh..? kamu pria kan..? kenapa musti teriak kalau melihat pria lain telanjang..?"

"Maaf tuan saya tidak terbiasa seperti itu.. biasanya pria telanjang dada karena berkeringat dan gerah.."

"O..o.. jadi kau menuduhku berkeringat, gerah dan bau begitu..?"

"Bbukan.. bukan bau tuan.."

"Ah banyak alasan nich kamu cium bau atau tidak.." ucap Haiden sambil memeluk Aira dari belakang. "Ayo cium.. nich ketiakku wangi atau bau..?"

"Jangan.. Ampun tuan.." ucap Aira terus meronta - ronta berusaha melepaskan diri.

Haiden semakin mengeratkan pelukannya, ia semakin bersemangat menggoda Aira "Hahahahh.. Ayo cium.. mumpung aku belum mandi.. katanya bau.."

"Tidak.. Hummpphh.. saya tidak mengatakan hal itu tuan.." Aira terus meronta. Akhirnya ia bisa membalikkan tubuhnya. Seketika matanya melotot karena postur tubuh Haiden yang tinggi, dada Haiden yang berbulu mengenai wajahnya. Rasanya sangat geli.

"Tuan.. sudah.. saya minta maaf.. lepas.." pinta Aira. Wajahnya sudah memerah antara malu, mau dan napsu. Tiba - tiba Hatsyiii, ia bersin..

"Hahahhaah.." Haiden tertawa semakin keras sambil melepaskan pelukannya. "Kenapa bersin..?"

"Hidung saya kena bulu tuan.." jawab Aira sambil menunduk malu. Ia menggosok - gosokkan hidungnya agar tidak bersin lagi.

"Abi.. abi.." Haiden mengacak - acak rambut Aira. "Ayo ke ruang gym, kamu juga ikut latihan. Masih banyak alat yang belum kamu pergunakan.."

"Tapi tuan.."

"Sudah ikut saja.." perintah Haiden sambil menarik kerah baju Aira.

Belum sampai ke ruang gym, Harika datang menemui putra kesayangannya itu.

"El sayang.. bisa ibu bicara denganmu..?"

"Bisa ibu.. tapi nanti setelah melatih Abi gym dan mandi.."

"Tapi jika nyonya mendesak untuk segera berbicara dengan tuan tidak apa - apa, saya latihannya besok saja tuan.."

"Hei.. jangan menghindar ya.." ucap Haiden. "Tidak apa - apa kan bu jika menunggu aku melatih Abi.. lihat ini ototnya lemas tak bertenaga.."

Harika hanya tersenyum melihat kedekatan mereka.

"Ttaapi tuan.. Eh nyonya ada hal penting kan yang mau disampaikan ke tuan.."

"Sudah jangan banyak alasan.. Ayo latihan.."

"Tidak apa - apa Abi.. baiklah El, ibu tunggu di ruang kerjamu.." ucap Harika. "Abi yang semangat ya.."

Aira melihat Harika dengan puppy eye nya. Selamatkan saya dari pembantaian ini nyonya.

☘☘☘☘☘

1
LPJ
come on=ayolah
common = kata sifat(umum)
𝐝𝐞𝐰𝐢 𝐌𝐢𝐭𝐬𝐮𝐛𝐢𝐬𝐡𝐢
𝐰𝐚𝐡 𝐦𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐚𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐛𝐮𝐧𝐮𝐡 𝐬𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢

𝐭𝐧𝐩 𝐡𝐚𝐢𝐝𝐞𝐧 𝐛𝐮𝐧𝐮𝐡 𝐦𝐫𝐤𝐚 𝐬𝐝𝐡 𝐦𝐚𝐭𝐢 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚
𝐝𝐞𝐰𝐢 𝐌𝐢𝐭𝐬𝐮𝐛𝐢𝐬𝐡𝐢
kok malah keluar sendiri
Sandisalbiah
kesalahan mereka krn tdk bersikap tegas dan sat set.. jelas tau siapa musuhnya tp gak mengambil tindakan, malah terkesan memberi kesempatan pd musuh utk mencelakai dan ini lah hasilnya..
Sandisalbiah
fix.. mereka jd seperti pecundang semua... tau musuh banyak mengincar tp malah pd egois.. hah..
Sandisalbiah
lambat banget tau nya bang...
Sandisalbiah
hah... cinta yp gengsi.. setres kan jd nya
Sandisalbiah
cemburu tp masih gak mengakui perasaannya.. bego apa gimana sih Haiden ini 🤦‍♀
𝐝𝐞𝐰𝐢 𝐌𝐢𝐭𝐬𝐮𝐛𝐢𝐬𝐡𝐢
𝐛𝐨𝐝𝐲𝐠𝐮𝐚𝐫𝐝 𝐠𝐮𝐧𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐮𝐧𝐭𝐤 𝐚𝐩𝐚 𝐤𝐨𝐤 𝐤𝐞𝐜𝐨𝐥𝐨𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐭𝐫𝐮𝐬
Sandisalbiah
katanya ketua mafia tp melepaskan begitu saja org yg menyakiti Aira di depan matanya langsu... rasanya Haiden ini kok lemot ya.. gak sigap, insting nya juga gak tajem, juga gak peka dgn situasi...
𝐝𝐞𝐰𝐢 𝐌𝐢𝐭𝐬𝐮𝐛𝐢𝐬𝐡𝐢
Keluarga dajjal
Sandisalbiah
samapai kapan ini kejahatan Badkara dan Nungki akan di biarkan.. bahkan sudah 10 thn Aira hidup menderita krn mereka.. dan mereka juga dalang di balik kematian org tua Aira tp mereka malah masih bisa bebas hidup nyaman..
𝐝𝐞𝐰𝐢 𝐌𝐢𝐭𝐬𝐮𝐛𝐢𝐬𝐡𝐢
𝐬𝐢𝐚𝐩𝐚 𝐥𝐠 𝐤𝐥𝐨 𝐛𝐤𝐧 𝐨𝐫𝐝𝐚𝐥, 𝐛𝐢𝐚𝐬𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐥𝐨 𝐛𝐬 𝐬𝐞 𝐥𝐞𝐥𝐮𝐚𝐬𝐚 𝐢𝐭𝐮 𝐩𝐚𝐬𝐭𝐢 𝐨𝐫𝐝𝐚𝐥.... 𝐤𝐥𝐨 𝐨𝐫𝐧𝐠 𝐥𝐮𝐚𝐫 𝐠𝐤 𝐦𝐧𝐠𝐤𝐧
𝐝𝐞𝐰𝐢 𝐌𝐢𝐭𝐬𝐮𝐛𝐢𝐬𝐡𝐢
𝐡𝐫𝐬 𝐧𝐲𝐚 𝐀𝐢𝐫𝐚 𝐤𝐞 𝐩𝐬𝐢𝐤𝐢𝐚𝐭𝐞𝐫
Sandisalbiah
setidaknya Nyonya Harika dan Azkara bisa menerima keberadaan Aira
𝐝𝐞𝐰𝐢 𝐌𝐢𝐭𝐬𝐮𝐛𝐢𝐬𝐡𝐢
𝐧𝐠𝐚𝐤𝐚𝐤
Sandisalbiah
AZKARA itu identik dgn nama cowok lho..
Sandisalbiah
profesi barumu, Haiden.. menjadi pencuri ciuman Abi 🤦‍♀🤭
Sandisalbiah
sebagai bos, Haiden kurang sigap..
Sandisalbiah
si kemal minta di santet online ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!