Office Girl Kesayangan

Sudah satu Minggu Elis di Jogja. paman Elis juga sudah pulang ke rumah. Paman Elis tinggal penyembuhan. Karena kakinya yang patah, jadi paman Elis belum bisa jalan.

Tiap hari Mahesa menelfon Elis. Kadang siang kadang juga malam. Mahesa sebenarnya sudah merasa kangen dan ingin bertemu, tapi Mahesa tidak bilang ke Elis. Karena Elis bilang ingin merawat Pamanya selama dua Minggu. Elis ingin balas budi pada Paman dan Bibinya karena sudah merawatnya semenjak orang tuanya tidak ada.

Pama dan Bibi akhirnya tau Elis sudah punya pacar. Karena Mahesa yang sering telfon, bibi jadi penasaran. Bibi bertanya pada Elis apa pacarnya, Elis mengakuinya.

"Iya Bi. Elis sekarang sudah punya pacar lagi."

"Kamu harus hati hati Lis kalau berpacaran. Bibi ngga mau kamu di sakiti lagi seperti yang kemarin."

"Iya Bi, pacar Elis yang sekarang sangat baik dan dewasa. tapi umurnya beda jauh, sekitar 8 tahun."

"Masalah umur itu tidak masalah. Justru kalau laki laki yang sudah dewasa itu justru pemikirannya lebih matang. Tidak egois dan ngemong kita, Lis."

"Iya Bi. Pacar Elis yang sekarang juga gitu. Sangat dewasa dan pengertian."

"Syukurlah kalau begitu."

Elis yang merawat paman saat Bibi sedang belanja ke pasar. Bibi dan Papan Elis punya warung sayur di rumahnya. biasanya Paman yang belanja, karena Paman sakit, jadi Bibi yang belanja.

Elis membantu paman makan juga mengganti baju. Karena kalau pagi, Bibi sibuk di warung.

"Terimakasih ya Lis sudah mau bantu paman."

"Iya Paman. Sama sama. Elis juga senang merawat paman. Semoga paman cepat sembuh."

"Kamu anak baik. Semoga kamu selalu di beri kebahagiaan dan di permudah mencari rezeki."

"Amin Paman."

"Kamu kapan pulang ke jakarta?"

"Elis cuman cuti dua Minggu. jadi Minggu besok Elis sudah harus berangkat."

"Oh ya sudah ngga papa. Paman juga sudah lebih baik."

Selesai makan, Elis membantu Pamannya minum obat. Setelah minum obat, Paman pun tidur.

Elis pergi ke warung untuk bantu bibinya berjualan.

"Paman kamu tidur Lis?"

"Iya Bi. tadi habis minum obat."

"Oh iya. Kamu istirahat aja, pasti kamu juga capek."

"Ngga kok Bi. Elis ngga capek. Biar warung Elis yang jaga, Bibi makan dulu aja. Selagi belum ada yang belanja."

"Ya sudah kalau gitu. Bibi makan dulu ya."

Bibi masuk ke rumah untuk makan. Sedang Elis jagain warung. Sambil jagain warung, Elis mengirim pesan pada Mahesa.

Elis dan Mahesa hanya sebentar berkirim pesan. Karena Mahesa mau ada rapat pagi.

Hari berlalu dan sudah dua Minggu Elis di kampung. sore nanti Elis akan balik ke jakarta. Mahesa sudah membelikan tiket untuk Elis.

Elis lalu berpamitan pada Paman dan Bibi. Elis sebenarnya masih ingin merawat Pamanya. tapi karena harus kerja dan kuliah, jadi Elis tidak bisa lama lama.

Setelah berpamitan, Elis naik taksi untuk mengantarnya ke Bandara. Sampai bandara, Elis mengirim pesan pada Mahesa.

"Saya sudah di bandara. Sedang menunggu keberangkatan pesawat."

Mahesa membaca dan langsung menjawabnya.

"Iya sayang. Hati hati ya. Mas akan jemput kamu di bandara nanti."

"Iya Mas."

Setelah itu Elis dan Mahesa tidak lagi berkirim pesan. Pengumuman keberangkatan pesawat sudah di umumkan. Lalu Elis pun berjalan menuju pesawat.

Kurang lebih satu jam, pesawat yang Elis naiki sudah mendarat di bandara Jakarta. Mahesa rupanya masih di jalan. Mahesa membawa mobilnya dengan kencang agar cepat sampai. Tadi Mahesa ada kerjaan yang tidak bisa di tinggal. Makanya Mahesa telat jemput Elis.

Elis berjalan menuju pintu keluar. Elis melihat kanan kiri tapi tidak melihat Mahesa. Lalu Elis menelfon Mahesa.

"Halo sayang. Tunggu sebentar lagi ya. Mas masih di jalan. Tadi ada kerjaan yang ngga bisa di tinggal," Mahesa langsung bicara panjang n menjelaskan pada Elis. Elis hanya tersenyum.

"Iya Mas. Elis sudah ada di pintu keluar. Elis tunggu Mas di sini."

"Iya sayang."

Telfon pun mati. Elis duduk sambil memainkan hpnya menunggu kedatangan Mahesa.

Tidak lama, Mahesa pun datang.

"Sayang."

Elis mengangkat wajahnya dan melihat Mahesa sudah ada di depannya dengan nafas yang memburu. Elis tersenyum lalu bangun dari duduknya. Keduanya berpelukan.