Apple Vaughn namanya. Gadis cantik, imut dan menjadi bunga kampus di universitasnya.
Satu yang menjadi ciri khas wanita cantik itu. Selalu bergonta ganti pacar dan hanya menerima pria kaya saja untuk menjadi pacarnya.
Bertemu dengan Knox Romanov yang merupakan pria matang tengil yang berasal dari keluarga konglomerat.
Knox yang tahu tentang reputasi buruk Apple bermaksud untuk mempermainkan wanita yang sering mempermainkan pria itu.
Siapa yang akan terjebak dan dijebak? Yuk kepoin ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Bab 10 (Apple Knox)
"Apple, biar Knox mengantarmu pulang. Ini sudah sangat malam," ucap Rexa.
"Tidak, Aunty. Aku bisa pulang sendiri. Terima kasih perhatiannya," jawab Apple tersenyum dan mencium pipi Rexa.
"Bye," pamit Apple.
"Tapi ..." ucap Rexa.
"Aku akan baik-baik saja," sahut Apple tersenyum kembali dan berbalik pergi.
Knox berjalan di belakangnya.
"Tak perlu mengantarku ke depan," kata Apple.
Knox memegang pinggang Apple dan berjalan di sampingnya.
"Kau pacarku, jadi aku akan mengantarmu sampai ke depan," jawab Knox tersenyum.
Apple tertawa pelan dan membiarkan Knox mengantarnya sampai keluar dari tempat acara.
"Kau naik apa?" tanya Knox.
"Taksi," jawab Apple.
"Kau tak membawa mobil?"
"Tidak. Aku tak suka menyetir mobil sendiri," jawab Apple.
"Kalau begitu aku akan mengantarmu," kata Knox.
"Sudah kubilang aku bisa pulang sendiri dan aku tak suka diantar," jawab Apple dan berjalan ke pinggir jalan untuk mencegat taksi.
Knox menahan tangan Apple dan membawanya mendekat.
"Aku akan mengantarmu. Titik," ucap Knox.
Masalahnya ini sudah hampir jam 12 malam dan dia tak bisa membiarkan Apple pergi sendiri naik taksi.
"Aku akan menelepon teman kamarmu untuk menjemputku," jawab Apple mengambil ponselnya.
"Mengapa kau tak mengizinkanku mengantarmu? Apa aku tak boleh tahu di mana kau tinggal?" tanya Knox.
Apple mengangguk sambil menelepon Lea.
"Sungguh aneh. Kau mempermainkanku, Apple?" ucap Knox.
Apple menggeleng dan tangannya menutup mulut Knox agar tak bicara lagi.
"Lea, jemput aku di alamat yang sudah kukirim melalui pesan. Ya, sekarang, bye," sahut Apple dan langsung menutup ponselnya agar Lea taj banyak protes.
"Done. Beres, bukan?" ucap Apple tersenyum pada Knox.
Knox mengerutkan keningnya dan heran melihat Apple.
Apple memegang kening Knox dan membenarkan letak kerutan itu.
"Tak perlu heran karena ini adalah aturan mainku. Jika kau tak suka, kau boleh mundur," kata Apple santai.
"Apa yang sebenarnya kau cari?" tanya Knox.
"Kesenangan dan kebebasan. Aku adalah milik diriku sendiri dan tak ada yang bisa mengaturlu selain diriku sendiri," jawab Apple.
Apple sangat tahu karakter pria seperti Knox. Pengalamannya sangat banyak dengan pria dan Knox bukanlah tipe pria kebanyakan maka dari itu Apple tahu apa yang harus dilakukannya pada Knox.
Begitu juga Knox. Apple bukanlah tipe wanita yang biasanya dia kencani. Apple paket komplit. Cantik, cerdas, teguh pendirian, jujur apa adanya dan tak terlalu khawatir dengan sebuah hubungan.
Jika pasangannya tak sesuai keinginannya, Apple dengan mudahnya akan meninggalkannya.
"Kita tunggu di sana saja," kata Knox menarik tangan Apple.
Apple hanya mengikutinya saja. Knox membuka jas-nya dan memakaikannya pada Apple.
"Udara cukup dingin," ucap Knox.
"Kau manis sekali," sahut Apple tersenyum dan memakai jas Knox yang masih hangat karena panas tubuh Knox.
Tiba-tiba tengkuk lehernya meremang mencium wangi jas Knox yang dipakainya.
"Kau butuh pelukan?" tanya Knox.
"Tidak," jawab Apple singkat dan duduk di kursi kayu.
Knox pun duduk di sebelah Apple dan merangkul bahunya.
Apple melihat ke arah Knox.
"Aku hanya merangkulmu," sahut Knox.
"Berapa mantan pacarmu?" tanya Apple.
"Tak terhitung," jawab Knox apa adanya karena memang dia lupa berapa kali dan siapa saja mantan pacarnya.
Apple tertawa kecil mendengar hal itu.
"Kau?" tanya Knox.
"15? Kurang lebih sebanyak itu," jawab Apple jujur.
Knox pun tertawa mendengar kejujuran Apple itu.
"Kau pasti tahu reputasiku karena aku selalu berpacaran dengan pria dari kalanganmu," lanjut Apple enteng.
Knox cuma tersenyum menanggapinya.