Vivian Candrama seorang perempuan cerdas yang cantik. Ia diangkat menjadi cucu dari seorang pengusaha sukses bernama Farhan Candrama. Kehidupannya ternyata tak sesuai keinginannya yang ingin melupakan cinta pertama yang ia anggap sebagai cinta monyet yang menyakitinya.
Tapi saat ia ingin menjauh dari laki-laki yang membuatnya patah hati, lagi-lagi ia harus kecewa karena laki-laki itu kembali datang dan sengaja memaksanya untuk menikah. Gemal Candrama nama laki-laki itu. Ia adalah cucu kedua dari Farhan Candrama. Semua media tahu jika ia adalah tunangan dari Gunadarma Candrama pewaris Candrama grup tapi kemudian ia terpaksa menikah dengan Adik kandung Gunadarma Candrama. Gemal membencinya dan menyatakan perang padanya. Vivian tahu tidak ada cinta untuknya dihati Gemal. Gemal menikahinya hanya untuk menyiksa hidupnya.
Bagimana kehidupan Rumah tangga Vivian dan Gemal?
ayo baca dan jangan lupa vote dan komentarnya...terimakasih 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puputhamzah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lelah
Lelah tentu saja setelah drama pagi ini membuatnya merasa sangat lelah karena permintaan Gemal yang sangat banyak. Ia harus mencuci pakaian dan memasak sarapan pagi untuk Tuannya yang berkedok sebagai suaminya. Seperti saat ini, ia sedang memasak nasi goreng dan hasilnya sungguh mengecewakan. Cabe yang ia tumis sebagai salah satu bahan nasi goreng berubah warna menjadi kehitaman. Gemal mencium bau makanan gosong dari ruang tamu dan ia segera melangkahkan kakinya mendekati Vivian. Asap di wajan membuat Gemal segera mematikan kompor. Gemal melototkan matanya melihat nasi goreng gosong yang ada diwajan.
"Astaga ini masakkan kamu dihari pertama kamu jadi istri saya?" ucap Gemal melototkan matanya membuat Vivian mengigit bibirnya.
"Aku kan udah lama nggak masak," ucap Vivian.
"Kamu sengaja ya mau buat saya sakit perut Vian?" tanya Gemal kesal.
"Nggak Kak...mana ada," ucap Vivian.
"Nggak bisa diandalin banget sih kamu, Kakek terlalu memanja kan kamu Vian, udah segede ini masak nasi goreng aja nggak bisa," kesal Gemal.
"Jadi gimana Kak, tadi Vian kan nyuci baju sambil masak gitu dan Vian hampir lupa," jelas Vivian.
"Alasan saja, ngaku saja kamu kalau nggak bisa masak atau kamu sengaja?" tanya Gemal sinis membuat Vivian kesal namun ia hanya bisa memendam perasaannya. "Mulai besok kamu belajar sama Mama dan Ayunda!" ucap Gemal dan tatapan Gemal itu menunjukkan jika ia tidak ingin dibantah.
Menyebut nama Ayunda membuatnya merasa sosok Ayunda benar-benar sempurna dimata Gemal dan juga Guna. Ada perasaan iri melihat sosok sempurna yang dimiliki Ayunda. Ayunda wanita yang cantik, menarik dan ia juga sangat lucu. Ayunda memiliki keluarga yang sangat harmonis membuat Vivian merasa ia tidak seberuntung Ayunda. Jika saja orang tua angkatnya tidak mengangkatnya menjadi anak mereka, mungkin saja ia tidak akan bisa bertemu dengan Farhan Candrama. Menjadi tuan putri yang dipuja banyak orang karena nama belakangnya namun kenyataanya, ia kesepian dan tidak ada ibu yang mengajarkannya selama ini. Semuanya selalu tersedia dan Farhan memberikannya fasilitas agar ia hanya fokus untuk belajar.
"Jadi apa yang kau dapatkan di Amerika?" tanya Gemal sinis.
"Aku sibuk belajar," jujur Vivian.
"Benarkah?" Gemal menatap Vivian dengan tatapan tak percaya membuat Vivian menelan ludahnya karena wajah Gemal sangat dekat dengan wajahnya. "Ternyata kamu masih menyukaiku? kamu harusnya beruntung kamu bisa menikah dengan laki-laki yang menjadi cinta pertamamu," ucap Gemal membuat Vivian merasa sangat-sangat malu.
"Tidak kau bukan cinta pertamaku, cinta pertamaku itu Kak Guna!" bohong Vivian membuat Gemal menatap Vivian dengan tajam.
"Jangan coba-coba mendekati Kakakku, awas kalau kau melanggarnya dan membuat Ayunda menangis!" ancam Gemal membuat Vivian menatap Gemal dengan sendu.
Ternyata hanya Ayunda yang ada dihatimu. Kau jahat Kak, alasan kau menikahiku agar aku tidak mengganggu hubungan mereka.
Batin Vivian.
"Awas dan lihat caraku memasak!" ucap Gemal. "Ambil bahannya dikulkas! awas kalau besok nasi gorengnya gosong, kamu akan menerima hukumannya!" ancam Gemal.
Emangnya hari ini aku harus belajar masak? aku ada pekerjaan di Kantor.
"Besok masakkan aku omelet awas kalau nggak bisa!" ancam Gemal.
"Insyaallah," ucap Vivian membuat Gemal kesal.
"Pokoknya harus, awas kalau nggak!" ucap Gemal sinis.
Gemal dengan cekatan memotong bahan dan ia menggiling bumbunya dengan blender. Vivian mengamati Gemal yang sangat hebat dalam urusan dapur. Ia malu kepada dirinya sendiri karena ternyata suaminya bisa memasak dan dirinya tidak. Beberapa menit kemudian nasi goreng buatan gemal telah ada diatas meja makan dan harum aroma nasi goreng membuat Vivian merasa lapar.
Gemal duduk berhadapan dengan Vivian dan mereka segera memakan nasi goreng itu. Vivian tersenyum karena rasa nasi goreng buatan Gemal ternyata tidak kalah dengan nasi goreng buatan chef di restauran. Gemal memang laki-laki serba bisa, jika saja sikap Gemal tidak menyebalkan padanya mungkin ia akan sangat bahagia.
Bunyi ponsel Gemal membuatnya segera mengangkatnya. Dahi Gemal terlihat mengerut membuat Vivian bingung dan juga penasaran. "Saya akan segera kerumah sakit sekarang juga!" ucap Gemal. Ia segera menutup sambungan ponselnya dan menatap Vivian. "Saya ke Rumah Sakit sekarang dan kamu nanti harus pulang jam lima, kalau kamu nggak bisa pulang jam lima kamu lebih baik nggak usah kerja lagi!" ucap Gemal dan ia segera melangkahkan kakinya mengambil tas dan juga kunci mobilnya meninggalkan Vivian yang saat ini merasa hidupnya benar-benar berubah saat ini.
Biasanya Vivian akan pergi kerja dengan santai dan sarapan di Cafe yang tidak jauh dari kantornya. Bunyi mesin cuci membuatnya benar-benar prustasi, apalagi saat melihat dapur yang terlihat sangat berantakan.
Astaga, setelah memberskan semua ini aku harus menghitung biyaya operasional dan juga pendapatan perusahan yang dikelola Kak Guna.
Arghhhh... aku nggak sanggup....Kak Gemal memang ingin menyiksaku.
tbc...