NovelToon NovelToon
SEKILAS WAJAH SAYU

SEKILAS WAJAH SAYU

Status: sedang berlangsung
Genre:Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Me Azalea

Kehidupan Zevanya hancur, semenjak dirinya bertemu dengan seorang pria yang bernama Reynald. Pria itu menyebabkan dirinya harus mendekam didalam penjara yang dingin. Bahkan Zevanya harus menerima hukuman mati, setelah dirinya tertangkap tangan oleh polisi Bandara membawa sejumlah heroin dan pil ekstasi di koper miliknya.

Apakah Reynald , kekasihnya itu dengan sengaja menjebaknya? Ataukah ada orang lain yang ingin memisahkan cinta mereka?

Apakah dendam dalam diri Zevanya terbalaskan, setelah dirinya selamat dari eksekusi mati yang dijatuhkan oleh pengadilan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Azalea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SANGGUPKAH UNTUK PERGI SEMENTARA HATIKU TERTINGGAL DISINI

Jam dinding dikamar Zee, baru saja menunjukkan pukul 08.00 pm. Wanita cantik itu baru selesai mengemasi barang-barang yang akan dibawanya pulang ke Australia.

Tidak banyak yang dia bawa. Hanya barang penting berupa buku-buku dan pakaiannya, yang masih bisa digunakan.

Zee sendirian di apartemen, malam itu.  Hana  baru saja keluar untuk membeli oleh-oleh untuk keluarganya di Los Angeles.

Zee membaringkan tubuhnya di ranjang kecil yang telah setia menemaninya selama 2 tahun belakangan ini. Matanya terpejam, namun ingatannya melayang pada saat malam pesta pertunangan Reynald.  Saat pria itu menatap ke arahnya dan berkata,

"Sejauh apapun kamu akan melangkah, kamu akan selalu ada dalam setiap tarikan nafasku, I Love you, Nona Meghan!"

Kata kata itu terus terngiang, dalam pikirannya, seperti sebuah kaset yang diputar berulang-ulang.

Di dalam angannya, pria itu mendekat kearahnya dan memberikan sebuah ciuman lembut di bibirnya. Zee ingin menghindar namun tubuhnya sulit digerakkan, Jauh di lubuk hatinya yang terdalam, .....Zee tidak rela pria yang dia cintai bertunangan dengan wanita jahat seperti Claire.

"Ahh..." Zee mendesah, saat ciuman itu makin menuntut, Zee membalasnya.

"Apa aku terlalu merindukanmu, Rey.... sampai mimpi ini pun seperti nyata " Zee merasakan kehangatan menjalari seluruh tubuhnya. Rasanya sangat nyaman.

"Kamu tidak bermimpi, Honey!" Suara itu terdengar begitu familiar.

"Rey...."

"Hmmm...aku disini." 

Zee membuka matanya, dia kaget dengan kehadiran pria yang sangat dicintainya itu. Wajah keduanya begitu dekat, menepis jarak diantara mereka.

"Aku pikir, aku bermimpi." Zee tersenyum manis.

"Kau terlalu merindukanku!"

Rey  tersenyum, mendekatkan wajahnya hingga hidung keduanya bersentuhan.

"Bagaimana kau bisa masuk, Rey?" Tanya Zee heran.

"Hana yang memberitahukan  password nya padaku, sahabatmu sangat pengertian sekali." Reynald tertawa kecil.

"Hana, .... ! Dia memang patut dikasih penghargaan, sebagai sahabat yang paling pengertian tahun ini." Kelakar Zee, Rey tertawa lepas.

Reynald duduk bersandar di dinding ranjang kecil milik Zee. Zee merebahkan tubuhnya di pangkuan sang kekasih.

"Honey, Hana bilang, kalian akan berangkat besok pagi, kenapa buru-buru sekali?"

"Yah, aku merindukan Aunty, Patty," Zee mencari alasan yang tepat.

Padahal, dia ingin menghindari Reynald agar keluarga Wilson dan keluarga Antoine tidak mengganggu dirinya.

"Aku yang akan mengantar kalian besok pagi ke bandara, jadi malam ini aku akan  tidur disini" kata Reynald.

Zee tersenyum mengangguk.

"Bagaimana jika orang-orang suruhan Tuan Ronald mencari mu?" Zee menengadahkan wajahnya ke wajah kekasihnya.

"Biarkan saja, aku tidak perduli," Rey membelai wajah Zee dengan satu jari telunjuknya. Hingga berhenti dibibir yang tampak makin sexy, dimata Rey.

Zee tampak menikmati sentuhan-sentuhan itu. Sesekali makanya terpejam.

Zee bangkit, kemudian duduk tegak dipangkuan Reynald. Kedua tangannya melingkar dileher Reynald. Zee berinisiatif untuk mencium bibir pria kesayangannya itu. Rey pun membalasnya  dengan penuh gairah.

"Rey... aku mencintaimu," Bisik Zevanya disaat dirinya terbang menuju nirwana bersama belahan hatinya.

Reynald tidak menjawab, mulutnya sibuk menyusuri setiap jengkal raga kekasihnya.

*****

Zee dan Reynald baru saja memejamkan matanya setelah lelah memadu cinta, di malam terakhir pertemuan mereka.

Ponsel yang terletak di atas nakas berbunyi nyaring, Zee merasa terganggu dengan suara ponsel itu. Rey mengambil Ponsel itu, melihatnya sejenak dan menolak panggilan itu.

"Siapa? Kenapa di reject? Tanya Zee dengan suara serak.

"Itu Claire,...aku malas mengangkatnya," jawab Rey meletakkan kembali ponsel itu di atas meja setelah mematikannya.

"Aku merasa seperti selingkuhanmu saja, Rey!" Kata Zee menutupi wajahnya dengan selimut.

"Selingkuhan terindah," kata  Rey menarik tubuh Zee kedalam pelukannya.

Sejenak mereka melupakan masalah yang menimpa mereka.

Kisah cinta mereka adalah kisah cinta yang rumit. Hingga membuat keduanya berfikir, bahwa perpisahan adalah jalan terbaik. Meskipun nantinya mereka tidak menemukan jalan untuk bersama, namun api cinta dalam jiwa  keduanya akan tetap menyala.

Rey terbangun saat waktu menunjukkan pukul 04.00 dini hari.

Setelah mandi dan berpakaian rapi, Rey membangunkan Zee yang masih tertidur pulas di ranjang kecilnya.

Pria itu menarik selimut Zee, dan menciumi perut wanitanya yang rata.

"Semoga saja, akan ada kehidupan baru, yang tumbuh disini, Honey! Aku hanya ingin, anakku lahir dari rahimmu. Bukan dari wanita yang lain." Bisik Reynald. Walaupun suara itu lirih, Zee bisa mendengarnya dengan baik.

"Aku mendengar mu, Rey,.." Zee tersenyum haru, tak terasa air matanya menetes membasahi pipinya yang merona.

"Kabari aku, jika dia ada diantara kita, honey!, Aku menunggu kabar bahagia itu!" pinta Reynald penuh harap.

Keduanya berpelukan dengan sangat erat.

Keduanya tak ingin berpisah, namun keadaan lah yang memaksa.

"Apakah aku sanggup untuk pergi, sedang hatiku tertinggal disini," ujar Zee merasa sedih.

"Sampai kapanpun, hatiku hanya milikmu, Zevanya. Aku harap, kamu mau menjaga hatimu untukku," Tak terasa air mata Reynald menetes tanpa bisa dicegah.

"Aku tidak tahu Rey, apa kita bisa kembali bertemu?" Seandainya saja kita tidak menemukan jalan untuk bersama? Berbahagia lah dengan Claire!" pinta Zee.

"Aku berharap, kamu kembali padaku, cepat atau lambat. Karena kebahagiaanku adalah bersamamu,"

"Rey, bolehkah aku bertanya satu hal?" Zee menatap bola mata Reynald dalam.

Reynald mengangguk.

"Kenapa kamu mencintaiku?" tanya Zee. Mencoba menyelami hati pria itu, agar dia memiliki keyakinan untuk tetap mencintai Reynald walaupun mereka berjauhan nanti.

"Karena kamu adalah wanita yang memiliki kecantikan yang sejati, sebuah berlian yang sangat berharga."

******

Zee sudah selesai mandi dan berpakaian rapi, saat Reynald kembali ke kamar setelah mengambil sebuah bingkisan yang tertinggal didalam mobilnya.

"Apa itu, Rey?" Tanya Zee, saat melihat bingkisan yang dibawa Rey, bingkisan itu berupa kotak persegi berwarna emas dan diikat pita merah .

"Ini untukmu, buka saja!" Kata Rey menyerahkan bingkisan itu ke tangan Zee.

"Nanti saja, begitu sampai di Aussie, biar jadi kejutan." Jawab  Zee tersenyum.

"Baiklah kalau begitu, simpan saja di dalam koper, biar nggak rusak!" saran Reynald.

Zee segera memasukkan bingkisan itu kedalam kopernya.

"Terimakasih, Rey!" ucap Zee tulus.

"Tidak perlu berterimakasih! Apapun yang kau inginkan, aku akan memberikannya untukmu. Jika kamu membutuhkan sesuatu, jangan sungkan untuk menelpon ku." pesan Reynald lagi.

"Baiklah," Zee tersenyum.

Pukul 05.00 am

Rey mengantar  Zee dan Hana ke Bandara Internasional Colombus, sekitar 9,6 km sebelah timur pusat kota Colombus, Ohio.

Setelah sampai di parkiran, Rey membantu menurunkan bawang bawaan kedua sahabat itu. Hana mengambil troli dan mengangkat  koper dan tas miliknya ke dalam troli tersebut.

"Rey, terimakasih ya sudah mengantar kita!" Ujar Hana.

Rey hanya mengangguk tersenyum.

"Zee, kurasa kita harus pisah disini deh, aku jalan duluan ya!" Hana memeluk sahabatnya erat. Dan melepaskannya segera karena tidak lama lagi waktu keberangkatan akan tiba.

"Hati-hati, Hana!" Zee melambaikan tangannya kearah Hana yang sudah menghilang di antara manusia yang berlalu lalang .

Rey mengantar Zee sampai bagian boarding pass. Dan meninggalkan cintanya di sana.

"Honey, aku pulang dulu, hati-hati! Jangan lupa kabari aku, begitu sudah sampai di Australia," Pesan  Rey sambil memberikan sebuah kecupan di kening wanita itu.

Zee hanya menganggukkan kepalanya. Dan kemudian segera memalingkan wajahnya ketempat lain, agar Rey tidak melihat air  matanya yang ingin tumpah.

"Aku akan merindukanmu, My Hubby!" Bisik Zee lirih.

Reynald segera meninggalkan bandara, setelah mendapat panggilan darurat dari Abraham.

****

Diruang pemeriksaan barang, Internasional port Colombus .

Seorang petugas keamanan, mencurigai sebuah koper berwarna hitam yang berbunyi saat melewati airport scanner. petugas segera mengamankan koper itu ke kantor kepala keamanan bandara.

"Maaf Tuan! Kenapa tas saya dibawa?" Tanya zee mengikuti petugas keamanan itu dengan gelisah.

"Apakah Ini koper anda, Nona?" Tanya petugas bandara bernama Brian .

"Iya, Tuan ....itu koper saya!" Zee mulai merasa tidak tenang, saat petugas akan membongkar isi kopernya.

"Maaf nona, perjalanan anda terganggu, kami mencurigai koper anda, ikut saya ke kantor, kami akan menggeledah isi tas anda disana."

Zee hanya mengikuti langkah kaki petugas keamanan itu menuju kantornya di sebelah kanan pintu keberangkatan pesawat.

Satu per satu petugas mengeluarkan isi travel bag itu, Zee menyaksikan dengan seksama, tak ada yang mencurigakan.

Lalu petugas, membuka sebuah kotak bingkisan berpita merah. Kotak itu berisi sebuah tas tangan bermerk LV, berwarna hitam. 

Zee belum sempat melihat isi kotak itu semalam, karena dia berencana akan membuka bingkisan itu, begitu sampai di Australia. Perasaannya semakin tak menentu.

Zee mematung, saat petugas membuka isi tas tangan hitam itu. Jantungnya berdegup kencang. Kedua bola matanya melebar, saat melihat apa yang ditemukan polisi dalam tas itu. Tubuhnya gemetar.

"Maaf nona, anda terpaksa kami tahan," kata petugas keamanan bandara , sambil menyatukan tangan wanita itu kebelakang dan memasangkan borgolnya.

Zee hanya bisa pasrah, saat petugas itu mengantarnya kesebuah mobil patroli polisi yang terparkir di ujung timur bandara.

Air matanya tidak berhenti mengalir, memikirkan peristiwa buruk  yang baru saja terjadi menimpa dirinya.  Semua terjadi begitu cepat dan Zee tidak pernah membayangkan sebelumnya.

Tak lama berselang, suara sirine mobil polisi itu meraung-raung membelah jalanan kota yang sangat padat pagi itu.

Bersambung

1
Nazhifa Azalea
Thank you!
Nus Wantari
semangat Thor..🥰🥰🥰🥰
Nus Wantari
terimakasih Thor...up nya di tunggu
Nazhifa Azalea
makasih Komen nya KK, mohon masukannya, agar karya saya bisa diterima
Nus Wantari
lanjut Thor ...ga sabar nunggu up lg..seru
Nazhifa Azalea: Makasih Kak! Semoga nggak bosan nungguin karya saya, sampai tamat ya! 🙏🥰
total 1 replies
Yuli Efendi
Biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!