Kemala adalah seorang wanita mandiri yang masih memiliki suami. Namun karena suami yang sangat pelit ia terpaksa bekerja sambil membawa anak nya yang masih kecil. setiap hari Burhan suaminya hanya memberi uang sebesar 10.000 rupiah beserta uang jajan untuk nya. Selama menikah dengan Burhan ia hanya tahu bahwa Burhan adalah seorang supir truk pengangkut sawit, tanpa ia ketahui suaminya itu adalah manajer di perusahaan kelapa sawit terbesar di kota itu. bagaimana kah kelanjutan rumah tangga Kemala? akan kah badai itu terus menerus datang ataukah akan ada pelangi setelah hujan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 Selamat Tinggal
"Mobil siapa itu nak? Kenapa berhenti di rumah kita." Tanya Bapak nya Kemala.
"Nanti Mala jelaskan ya pak. Sekarang kita pergi dulu dari sini. Mala nggak mau terjadi apa-apa dengan Bapak dan Mak. Oh ya, ini ada baju baru. Bapak dan Mak pakai ya."
Kemala memberikan Gamis cantik untuk dipakai Mak nya. Dan tidak lupa untuk sang Bapak Kemala memberikan Kemeja dan celana kain. Sungguh orang tua Kemala saat ini berubah drastis.
" Wah, Bapak udah seperti kepala desa Mak."
" Mak juga, udah kayak istri camat."
Kemala hanya tertawa saat melihat pemandangan di depan nya. Dalam hati ia telah bertekad akan membahagiakan orang tua nya ini.
"Sudah yuk kita pulang."
"Pulang?"
"Iya, pulang ke rumah kita yang sebenarnya. Lupakan semua hal yang berkaitan dengan desa ini. Mak, Bapak ayo kita memulai hidup baru bersama Aska dan Mala. Mala janji akan membuat hidup Mak dan Bapak bahagia di hari tua."
"Mala.... Maafkan Mak nak. Maafkan Mak yang sudah berkata buruk saat itu. Mak tidak bisa berbuat apa-apa nak. Bapak mu di tawan saat itu oleh keluarga suami mu. Mak tidak bisa berbuat apa-apa selain berkata seperti itu."
"Kenapa Mak baru bicara sekarang?"
"Bagaimana Mak bisa menghubungi kamu Kemala. Nina berubah saat tahu kau sudah bercerai dengan Burhan. Setiap hari ia akan bercerita buruk tentang kau."
"Ah, sudahlah Mak. Tidak usah kita pikirkan lagi masa lalu yang buruk. Ayo kita keluar dari sini sekarang juga."
Saat Kemala dan orang tua nya keluar, para tetangga sudah berkumpul di depan rumah nya. Mereka penasaran. Mobil siapa yang terparkir di depan rumah Kemala.
" Hei Mala, mobil siapa ini? Orang yang mau nagih hutang ya. Kalian kan keturunan miskin. Makanya ngutang mulu." Ucap Nina yang sudah berdiri disamping Burhan.
Burhan hanya melihat penampilan Kemala yang berbeda dari biasanya. Kemala sangat cantik dengan wajah glowing dan bibir natural. Bahkan Kemala lebih cantik dari beberapa tahun yang lalu.
" Bukan urusan mu Nina." Ucap Kemala acuh.
Kemala berjalan kesana kemari sambil memasukkan beberapa barang milik orang tuanya. Para tetangga yang melihat hal itu semakin penasaran di buat nya.
Saat Mak dan Bapak Mala keluar dari rumah, semua tetangga melongo di buatnya. Bagaimana tidak, Mak dan Bapak Kemala yang biasa nya memakai baju lusuh kini terlihat memakai baju mahal.
"Wah, baju dari mana itu yang mereka pakai. Kok Kemala sanggup ya membeli pakaian seperti itu untuk orang tua nya."
"Paling juga baju murahan Bu Ibu. Nggak mungkin dong Kemala sanggup membeli baju yang mahal." Ucap Nina tidak terima.
Saat Mak nya Kemala akan masuk ke dalam mobil, tiba-tiba salah seorang tetangga menarik label harga yang berada di belakang baju. Ternyata Kemala lupa melepas label harga nya.
" Wah, ini sih gi-la. Baju kayak gini harga nya satu juta." Ucap salah satu tetangga.
"Apa? Satu juta?"
Bukan hanya tetangga dan warga yang ada disana. Akan tetapi, Mak dan Bapak lebih terkejut lagi. Biasa nya uang segitu untuk makan sebulan.
Ternyata bukan hanya Mak, Bapak juga tidak mengerti bagaimana melepas label harga. Biasanya mereka membeli baju bekas di pekan senin yang di obral murah.
"Kalau baju Mak satu juta baju bapak berapa ya Kemala?"
"Dua juta."
Kemala melihat Nina dan mantan mertua nya jantungan. Bagaimana mungkin Kemala bisa memiliki uang sebanyak itu.
"Wah, hebat sekarang kamu ya Kemala, sudah banyak uang mu."
"Tidak mungkin! Itu semua tidak mungkin. Apa kalian mau di bo-dohi oleh nya? Bagaimana mungkin keluarga miskin tiba-tiba menjadi kaya."
"Benar apa yang dikatakan Nina. Mereka ini sangat miskin. Untuk makan saja harus menghemat. Kami sebagai tetangga sering meminjamkan beras untuk mereka." Ucap Ibu nya Nina.
"Kalian, apa tidak punya urusan lain selain mengurusi hidup orang lain?"
Kemala menatap satu persatu manusia-manusia yang ada di depannya sekarang.
"Baru juga naik mobil begini sudah sombong kau Kemala. Palingan juga mobil sewaan."
"Iya, benar itu. Gaya nya aja setinggi langit. Mungkin juga di kota dia jual di-ri."
Brak.....
Kemala membanting pintu mobil nya kuat sehingga membuat beberapa warga yang ada disana terkejut. Bahkan, Aska yang sedang bermain game pun langsung menghentikan permainan nya itu.
" Dengar ya semua nya, mau uang saya banyak atau tidak, itu bukan urusan kalian. Mobil ini milik saya atau bukan, juga bukan urusan kalian. Apa yang menjadi urusan kalian adalah hidup kalian masing-masing. Jadi tolong, diam dan segera pergi dari sini."
Para tetangga terkejut dengan perkataan Kemala. Baru kali ini keturunan miskin berani berbicara lantang seperti itu.
" Lihat, makin lama makin aneh saja dia. Untung saja dia telah bercerai dengan anakku. Kalau tidak, aku pasti akan merasa si-al dekat-dekat dengannya."
"Iya betul itu. Kemala sudah banyak melanggar hukum adat di kampung kita. Sebaik nya dia jangan di izinkan lagi masuk ke kampung ini."
"Baiklah kalau itu mau kalian. Dengan senang hati kami akan segera pergi dari kampung yang tidak maju-maju ini. Aku berharap suatu saat ada di antara kalian yang masih waras."
Aska yang dari tadi berada di dalam mobil merasa terganggu .
"Bunda, kapan kita pulang."
"Iya sabar ya sayang. Nenek dan kakek masih siap-siap."
"Iya Bunda, tadi Om Ramadhan nanyain soalnya. Kalau misal nya kita sampai malam, Om akan nungguin kita pulang."
Ternyata percakapan Ibu dan Anak itu di dengar oleh Burhan. Seketika emosi nya langsung memuncak.
Burhan langsung menarik kasar tangan Kemala. Bapak yang melihat itu langsung marah karena anak nya di perlakukan seperti itu di depannya.
" Lepaskan tangan mu dari anak ku Burhan!"
"Tidak akan. Wanita ini sudah berbuat curang di belakang ku. Aku tidak akan memaafkan kan nya. Ramadhan? Apa kalian akan kembali bersama?" Ucap Burhan kalap.
"Curang? Siapa kau berani sekali menyentuh tangan ku. Dasar laki-laki tak tahu malu. Begini kah sifat calon suami mu Nina. Apa kamu ingin tetap menikah dengan laki-laki yang belum move on dari ku? Kasihan sekali hidup mu."
"Diam kau Kemala! Diam! Dan kau Bang, jika kau tidak melepaskan tangan Kemala aku akan membatalkan pernikahan kita." Ucap Nina marah.
"Silahkan. Aku memang tidak ingin menikah denganmu. Bukan kah dari awal ini rencana untuk membuat Kemala cemburu?"
Kemala lagi-lagi tertawa. Sungguh lucu dua manusia di depan nya ini. Mungkinkah mereka jodoh.
"Bang, kau dan Nina seperti nya memang berjodoh. Lebih baik kalian segera menikah."
Setelah cekalan di tangan nya mengendur, Kemala langsung berlari ke arah mobil nya. Semua barang telah di masukkan ke dalam mobil. Tapi tiba-tiba mantan Ibu mertua nya menghadang mobil itu.
" Berhenti!"
" Apa lagi kali ini? Tolong, biarkan aku pergi dengan tenang."
"Enak saja. Bayar dulu hutang-hutang mu."
"Bukankah kalian sudah mengambil rumah kami? Hutang apa lagi rupanya?"
"Mana cukup uang sebanyak itu di bayar dengan gubuk reyot milik keluarga kau Kemala."
"Bahkan gubuk yang kau hina itu lebih baik daripada kandang kambing yang kau jadikan tempat tinggal kami dulu bu."
"Tetap saja aku mau uang cash."
"Berapa hutang ku dulu?"
"Seratus juta."
"Bu, jangan menipu. Aku itu bukan operasi plastik. Ibu bisa aku tuntut jika mengada-ada. Dan kau Bang Burhan, mau sampai kapan hidup mu begini?"
"Kemala, aku tidak berniat menikah dengan Nina. Jadi jangan pergi lagi. Aku janji akan berubah."
"Bang Burhan?!" Nina tidak terima didepan orang banyak Burhan malah merayu mantan istrinya.
"Cukup! Masalah hutang biar pengacaraku yang mengurus nya. Aku sudah sangat muak berada di sini sekarang."
Kemala langsung masuk kedalam mobil dan menyuruh supir untuk membunyikan klakson sampai mantan Ibu mertuanya itu menyingkir.
Bapak dan Mak nya Kemala merasa sedih saat melihat nasib anak nya itu. Andaikan dulu mereka tidak menerima Burhan, pasti Kemala akan menikah dengan laki-laki yang lebih baik.
Namun, mereka juga tidak ingin Kemala menanggung malu dan di kucilkan oleh masyarakat.
Kemala tidak berkata apapun sedari tadi. Ia lelah. Sangat-sangat lelah. Tanpa sadar ia pun akhirnya tertidur lelap. Walaupun lelah setidaknya kini ada orang tua tempat ia mengadu.
Orang tua Kemala telah kembali. Ternyata selama ini Mak bukan tidak menyayangi Kemala. Hanya saja jika penduduk desa tahu Kemala sudah bercerai, Mak takut nasib Kemala akan sama seperti janda-janda yang lain.
Mak lebih baik di benci oleh Kemala daripada harus melihat Kemala pergi untuk selamanya.
Mak sangat senang akhirnya bisa memeluk anak nya lagi. Anak yang paling ia sayangi. Ia ciumi pipi Kemala yang sedang tidur nyenyak di pangkuan nya.
"Nenek kok cium-cium Bunda."
"Nenek kan sayang sama Bunda nya Aska."
"Iya ya. Aska lupa. Nenek kan Mak nya Bunda."
"Iya sayang tidak ada seorang ibu yang tidak menyayangi anak nya. Seperti Bunda sayang Aska."
"Nenek juga sayang Aska kan?"
"Iya sayang. Kan Aska cucu kesayangan nenek."
"Horeee... Aska punya nenek."
Perjalanan sore itu pun begitu menyejukkan. Bapak yang duduk di samping supir tidak berhenti tersenyum. Bapak berharap ini adalah awal untuk mereka semua.
Biarkan rumah dan desa itu menjadi kenangan. Mereka tidak ingin kembali lagi ke sana. Ke desa yang penuh dengan hal yang tidak masuk akal.
Ketika hukum di buat oleh orang yang memiliki uang banyak. Sedangkan si miskin, harus rela menerima hukum yang mereka buat.
Entah sampai kapan desa itu akan terkungkung seperti itu. Kemala sangat berharap suatu saat nanti akan ada nya seseorang yang membuat perubahan di sana. Perubahan demi kebaikan bersama.