Ilham Abdulrahman, seorang pemuda sholeh dan baik hati yang diidolakan oleh para santriwati mampu menarik hati seorang gadis bernama Myesha Safeera kusuma Wijaya.
Hingga membuat gadis itu rela masuk ke dalam pondok pesantren agar bisa dekat dan menarik perhatian pemuda tampan itu.
Sayang, Myesha atau Shasa harus menelan kekecewaan saat pemuda yang biasa di sapa Gus Ilham itu di jodohkan dengan wanita lain.
Wanita cantik, sholehah, bertutur kata lembut yang berbanding terbalik dengan nya yang merupakan seorang gadis yang cukup dikenal sebagai wanita yang bar bar.
Akan kah Shasa berhenti mengejar cinta Gus Ilham saat tahu jika sang pria sudah memiliki calon pendamping yang di pilih oleh kedua orang tuanya??
yukk simak kisah mereka di sini....
Bantu follow ya...
ig :author_triyani
tiktok :triyani_87
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.29
...🌸🌸🌸...
...*Happy Reading*...
*
"i_ini baju Mas," lanjut Myesha menyodorkan baju yang tadi dia pinjam dari Mahesa namun ternyata malah di berikan dengan suka rela karena masih dalam ke adaan baru.
Set
"Aahh,"
Myesha tersentak kaget saat Ilham menarik tangan nya hingga membuat tubuh nya berbalik lalu menubruk tubuh berotot milik Ilham.
Dalam keadaan setengah polos, Ilham mendekap erat tubuh Myesha yang terlihat begitu kaku karena kaget oleh ulah Ilham yang memeluknya tanpa aba aba.
"Ma_Mas, pakai baju dulu. Nanti masuk angin." ucap Myesha terbata, saking gugupnya.
"Sebentar saja. Sudah sejak tadi Mas manahan diri untuk memeluk tubuhmu sayang." jawab Ilham semakin mempererat pelukan nya.
"Sha,"
"Iya Mas?"
"Maaf ya, dan terima kasih ya." ucap Ilham yang berhasil membuat sebuah kerutan di dahi Myesha.
"Maaf dan terima kasih untuk apa, Mas?" tanya Myesha menekan rasa gugup nya karena Ilham tiba tiba saja memeluknya.
"Maaf, karena terlambat menyadari jika kehadiran mu begitu berarti. Dan terima kasih, karena sudah mengajarkan aku untuk merasakan bagaimana rasanya kehilangan hingga aku sadar, kita tidak boleh menyia nyiakan orang yang ada di samping kita dan berjuang untuk mendapatkan perhatian dari kita. Karena kita akan sangat menyesal jika dia sudah pergi dari kehidupan kita. Seperti aku yang begitu menyesal dan begitu kehilangan saat kamu pergi dari hidup aku."
Ilham pun lalu mengurai pelukan nya di tubuh Myesha. Ilham menarik dagu Myesha agak sedikit ke atas agar istrinya itu menatap ke arah nya. Karena posisi tubuh Ilham yang tinggi, hingga membuat Myesha harus sedikit mendongakkan kepala nya.
"Lihat aku ya zaujati," bisik Ilham tepat di depan wajah Myesha yang tampak begitu tegang saat tatapan mereka saling bertemu.
"Terima kasih, karena sudah menjadikan aku imam untuk mu. Aku, mencintaimu Myesha Safeera. Cup,"
Tubuh Myesha kian menegang, bahkan sampai membeku saat Ilham mendaratkan bibir kenyalnya di bibir mungil milik Myesha.
Sakit kaget nya, Myesha pun hanya bisa diam saja saat Ilham mempertemukan bibir mereka untuk pertama kalinya.
"Ayo, bersih bersih lah. Setelah itu kita turun untuk ikut berjamaah di bawah," lanjut Ilham, membangunkan Myesha dari lamunan nya.
Masih dalam ke adaan Shock berat akibat ulah suaminya. Myesha pun hanya bisa mengangguk lalu secepat kilah berlari menuju ke kamar mandi, meninggalkan Ilham yang masih berdiri di tempatnya tadi.
"Menggemaskan," gumam Ilham saat melihat Myesha nerlari ke kamar mandi dengan wajah yang merona.
Tok
Tok
Namun, bersamaan dengan masuknya Myesha ke dalam kamar mandi. Pintu kamar itu pun di ketuk oleh seseorang.
Mendengar pintu kamarnya di ketuk, Ilham pun segera memakai kaos polos berwarna putih yang ada diantara tumpukan baju baju yang di bawa oleh Myesha dari kamar Mahesa.
Usai memakai pakaian nya, Ilham pun bergegas menuju ke arah pintu untuk melihat siapa yang mengetuk pintu kamar istrinya.
Ceklek
"Mahesa? Ada apa?" tanya Ilham saat melihat adik iparnya itu berdiri di depan pintu kamarnya.
"Ini, tadi Kak Myesha sepertinya lupa jadi aku bawakan saja," ucap Mahesa menyodorkan kain sarung dan juga baju koko untuk beribadah berjamaah nantinya.
"Terima kasih ya, Dek." jawab Ilham sembari mengambil satu set pakaian muslim pria yang akan Ilham pakai untuk beribadah.
"Ya sudah, aku ke bawah duluan ya Bang. Nanti Abang dan Kakak nyusul,"
"Iya Dek, sebentar lagi Abang dan Kak Myesha turun. Nunggu Kak Myesha ngambil air wudhu dulu."
"Iya Bang, aku duluan ya."
Ilham pun kembali menutup pintu kamar itu, dan saat berbalik sudah menemukan sang istri yang tampak nya belum mengambil air wudhu karena wajahnya masih terlihat kering.
"Loh, kok belum ambil air wudhu?" tanya Ilham saat melihat wajah Myesha masih kering.
"Maaf Mas, aku nggak ikut sholat dulu," jawab Myesha dengan wajah sendu.
"Kenapa? Datang tamu bulanan?" tanya Ilham yang di angguki oleh Myesha.
"Ya sudah tidak apa apa. Kalau begitu Mas saja yang ikut berjamaah, Mas ambil air wudhu dulu ya."
Ilham pun kembali beranjak masuk ke dalam kamar mandi untuk berwudhu. Setelah itu berganti pakaian dengan baju koko dan juga kain sarung.
Setelah menyelesaikan urusan nya di kamar, Ilham dan Myesha pun tampak berjalan beriringan menuju ke lantai bawah.
"Mas sholat dulu, ya." ucap Ilham saat keduanya tiba di lantai bawah.
"Iya Mas, nanti selesai sholat langsung ke ruang makan ya. Kita makan malam bareng, aku tunggu di sana."
"Siap sayang,"
Ilham langsung bergabung untuk melakukan sholat berjamaah. Sementara Myesha memilih untuk pergi ke dapur untuk menyiapkan makan untuk dirinya dan sang suami.
Tadi siang sampai sore kedua mempelai itu begitu sibuk melayani para tamu undangan. Hingga mereka pun hanya bisa makan seadanya.
Dan saat ini Myesha merasakan perutnya lapar. Namun tidak bisa makan begitu saja, saat ini sudah ada suami yang wajib dia tunggu saat akan makan.
"Kamu nggak sholat Sha?" tanya Bunda Realyn saat melihat putrinya menyambangi ruang makan.
"Lagi halangan Bun. Bunda nggak ikut sholat?"
"Nggak, Bunda nanti sholat di kamar sekalian istirahat."
Myesha pun mulai menyiapkan apa saja yang akan dia makan malam ini bersama dengan Ilham. Beruntung makanan sisa jamuan tadi sore masih tersisa kumayan banyak jadi bisa di pakai untuk makan malam.
Usai sholat berjamaah Ilham pun segera menyusul istrinya ke ruang makan yang ternyata di sana sudah ada ibu mertuanya juga.
"Assalamu'alaikum, eh ada Bunda." sapa Ilham setelah mengucapkan salam pada istrinya.
"Wa'alaikum salam, sudah selesai Mas?" tanya Myesha pada Ilham
"Iya,"
Myesha pun langsung bangun dari duduknya dan menghampiri Ilham untuk menyalaminya dengan takzim.
Kegiatan yang biasa Myesha lihat dilakukan kedua orang tuanya dan kini dia praktekan bersama suaminya.
"Kalian makan lah, Bunda ke kamar duluan ya. Mau istirahat, cape." ucap Bunda Realyn pada anak dan menantunya itu.
"Iya Bun. Selamat beristirahat." jawab Ilham yang masih sungkan terhadap mertuanya itu.
Bunda Realyn pun akhirnya beranjak, meninggalkan sepasang pengantin baru yang akan makan malam bersama.
Setelah Bunda Realyn pergi, Myesha oun mulai mengisi piring untuk suaminya. Lalu mengisi piring untuknya juga.
"Ini Mas, lauknya masih sama, sama yang tadi sore nggak apa apa kan?" tanya Myesha karena takut jika suaminya kurang berkenan dengan lauk yang dia hidangkan.
"Nggak apa apa sayang, selama masih layak di makan, Mas tidak akan keberatan. Ayo, lebih baik kita makan sekarang."
"Iya Mas. Bismillahirrahmanirrahim___"
Usai membaca doa makan, keduanya pun mulai menikmati makan pertama mereka setelah resmi menjadi suami istri.