Bertahun-tahun Nayla Larasati menyimpan rasa pada Nathan Anderson Decland, teman masa kecil sekaligus kakak angkat Nayla.
Namun.. hingga Nayla menamatkan pendidikan sebagai dokter, Nay masih memendam perasaan itu sendiri pada Nathan yang sudah menyelesaikan pendidikan sebagai dokter spesialis jantung di London.
Saat kembali ke Indonesia, Nathan telah memilih gadis lain sebagai pendamping hidupnya.
Perasaan Nayla hancur, gadis itu memilih kembali ke kampung halamannya, mengabdikan diri sebagai dokter umum di kota terpencil.
Apakah Nayla mampu menghapus Nathan dalam hidupnya?
Sementara Nathan tidak mengetahui perasaan Nayla untuknya yang sangat mendalam.
Ikuti terus kelanjutan kisah Nayla-Nathan. Semoga kalian suka 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MELAKUKAN KESALAHAN
"Naylaa, kamu sudah pulang? Ayo kemari.."
Nayla menghentikan langkahnya. Keira berdiri di teras memanggilnya.
Nayla tersenyum menutupi perasaan sesungguhnya. "Iya. Aku baru saja pulang".
"Ayo bergabung di dalam. Kebetulan sekali orang tua ku sedang ada di Jakarta jadi malam ini pertemuan keluarga", ujar Keira memberi tahu Nayla.
"Kamu lanjutkan pertemuan keluarga, nanti aku bergabung bersama kalian".
"Ah tidak perlu, sekarang saja. Ayo kita ke dalam. Aku akan mengenalkan mu pada mami dan papi ku", ucap Keira sedikit memaksa. Wanita itu menghampiri Nayla dan menarik tangannya.
Nayla tidak bisa menolak Keira. Mengikutinya masuk ke dalam rumah.
Melihat Nayla, Yulia tersenyum. "Ini Nayla yang sudah seperti anak kami dan adik Nathan", ujarnya mengenalkan Nay pada kedua orang tua Keira.
Nayla memberi salam dan duduk di sebelah Yulia dan Yoga.
"Mami...Nayla menjadi wakil kak Nathan di klinik, aku yang merekomendasikan nya pada kak Nathan. Iya kan sayang?", ucap Keira tanpa malu-malu memeluk lengan Nathan yang tidak mengeluarkan sepatah katapun.
Nayla tersenyum dan tertunduk di samping Yulia.
Semua berbincang-bincang akrab. Hanya Nayla dan Nathan yang tidak bicara apapun. Hingga saat semua tengah asyik berbincang, Nayla diam-diam memilih pergi ke kamarnya.
Gadis itu memilih berdiri di balkon kamarnya. Angin malam berhembus kencang menerpa wajahnya. Nayla berdiam di sana sambil memejamkan kedua matanya.
Kini perasaannya kian tak menentu. Banyak sekali persoalan dalam kepalanya. Rasanya ingin meledak saat itu juga.
"Apa yang sedang kamu pikirkan, Nayla?"
Suara bariton itu jelas mengejutkan Nayla yang sedang berkutat dengan pikirannya.
Nayla segera membalikkan badannya. Nathan bersandar pada pintu kaca tepat di belakangnya.
"Kenapa kak Nathan ke kamar ku? Keluar lah...aku mau mandi!", ucap Nayla bernada ketus.
Gadis itu hendak melewati Nathan. Langkah nya terhenti kala jemari tangan Nathan menahannya.
"Keluarlah. Akan tidak enak jika kekasih mu tahu calon suaminya ada di sini".
Nayla hendak melepaskan cengkraman tangan Nathan. Namun Nathan melakukannya begitu kuat.
Untuk yang pertama kalinya, Nayla menatap Nathan. Kedua netra gadis itu sudah berkaca-kaca. Nathan pun melakukan hal yang sama. Keduanya bertukar pandangan.
Nay hendak memutus kontak itu, namun jemari Nathan menyentuh lembut wajahnya.
Tindakan Nathan semakin membuat perasaan Nayla tak menentu. Air mata yang menganak di sudut netranya jatuh menyentuh wajah mulus itu, tanpa bisa ia kendalikan.
Netra biru Nathan menatapnya tidak seperti sebelumnya. Kini jemari tangan kokoh itu menghapus air mata Nayla. Entah apa yang ada di benak laki-laki tampan itu membuatnya dan Nayla berdiri tanpa jarak. Tubuhnya merapat pada Nayla yang tak bergeming dari tempatnya semua.
Entah apa yang telah merasuki keduanya. Nayla memejamkan matanya dengan tubuh terasa bergetar kala Nathan perlahan menyatukan bibirnya pada bibir Nayla yang terasa dingin dan bergetar.
Nathan melumat bibir Nayla dengan lembut. Sambil berlinang airmata, Nayla membuka mulutnya yang tidak di sia-siakan Nathan semakin memperdalam ciumannya.
Hingga Nayla tersadar dan mendorong kuat dada laki-laki itu.
Untuk sesaat keduanya saling berpandangan. Nayla memutus terlebih dahulu dengan memalingkan wajahnya.
"Maafkan aku...Maafkan aku", ucap Nathan sambil menyugar rambutnya. Laki-laki itu nampak tergesa-gesa keluar kamar Nayla.
Sementara Nayla meluapkan perasaan yang tidak menentu dengan tangisan. Perlahan tubuhnya merosot ke bawah. Gadis itu terduduk di lantai balkon sambil memeluk kedua lututnya.
"Apa yang sudah aku lakukan..
"Ya Tuhan..."
...***...
To be continue
'SISA RASA NAYLA' tidak akan author bikin panjang bab-nya kalau view-nya stag.Jika kalian suka dg kisah Nayla-Nathan wajib kasih komentar di setiap bab ya, bantu karya ini meningkat performanya. Terimakasih 🙏
sama-sama cinta tp gak sadar....