Menjadi seorang dokter adalah cita-cita dari seorang Hana Aulia. Ia diberkahi wajah yang cantik dan otak cerdas, sehingga ia terima di salah satu Fakultas Kedokteran di salah satu Universitas yang terkenal.Suatu hari ibu Hana sakit dan tidak memungkinkan lagi untuk bekerja. Hana pun mengambil sebuah keputusan yang besar dalam hidup nya, ya dia terpaksa bekerja menjadi ART di sebuah keluarga yang kaya raya demi bisa melanjutkan kuliahnya kembali yang sudah semester akhir.
Aditya Wisnu adalah seorang pemuda tampan yang menganggap pernikahan adalah hal terakhir yang akan terpikir dalam hidupnya.Di usianya yang sudah memasuki 30 tahun belum ada satu wanita pun yang mampu menaklukan hatinya yang dingin, Tapi tidak demikian dengan mamanya yang selalu mendesak ia untuk segera menikah. Selalu berusaha mencarikan istri untuk putra bungsunya itu.
Akankah Hana bisa melanjutkan kuliah nya? apakah Aditya menemukan wanita yang bisa mengubah prinsip hidupnya dan mencairkan hatinya yang dingin?...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dina Melya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 kencan (Part 2)
Setelah membeli jam tangan Aditya mengajak Hana untuk pergi menonton.
" Bagaimana kalau kita pergi menonton?
"Boleh, aku sudah lama tidak pergi menonton, jawab Hana menatap suaminya senang.
Aditya mempererat genggaman tangannya pada istrinya, dan melanjutkan bicaranya,
" Sama siapa kamu pergi?
" Bareng Frans.
Aditya menghentikan langkahnya dan menarik Hana sehingga tubuh mereka menempel, Aditya melingkarkan tangan di pinggang istrinya,
"Apakah kalian hanya pergi berdua saja, tanya Aditya sambil menatap istrinya tajam.
Hana menganggukan kepalanya.
Mendengarkan jawaban istrinya Aditya melepaskan rangkulannya ia berjalan meninggalkan istrinya, ia tidak tahu kenapa ia merasa sangat cemburu mendengar jawaban istrinya. Melihat suaminya bertingkah seperti itu Hana berlari menyusul dan bergelayut manja di lengan suaminya. Aditya hanya diam tanpa sedikit pun melirik Hana.
" Mas kenapa? tanya Hana heran.
Tak ada jawaban dari mulut Aditya, melihat suaminya yang diam Hana mendahului langkah suaminya kemudian berhenti tepat di depan suaminya. Langkah Aditya terhenti karena terhalang oleh istrinya, ia menatap tajam istrinya dan Hana menatap balik suaminya.
Cup..!
Tiba-tiba Hana mengecup bibir suaminya, Aditya sangat terkejut mendapat ciuman dari istrinya di tempat umum seperti itu, ia melihat orang - orang yang berjalan dekat mereka tersenyum melihat ulah istrinya.
Sadar dengan apa yang barusan dilakukannya Hana menyembunyikan wajahnya di lengan suaminya sambil memegang lengan suaminya. Aditya menatap istrinya yang mencoba menyembunyikan wajahnya, ia tersenyum tipis melihat tingkah lucu istrinya, seperti orang yang ketahuan mencuri sesuatu.Hana pun heran kerena ia berani berbuat senekat itu, bagaimana kalau suaminya mengganggap ia murahan. Sehingga ia tidak berani untuk menatap suaminya.
Aditya melanjutkan langkahnya dan Hana berjalan di sampingnya masih menundukkan kepalanya, kemudian Aditya mendekatkan bibirnya ke telinga istrinya,
"Kamu nanti bisa melanjutkannya di kamar, bisik Aditya dengan suara menggoda.
Wajah Hana semakin terasa panas mendengar ucapan suaminya barusan. Ia semakin memperdalam tundukkanya. Aditya menggenggam tangan istrinya berjalan menuju lift.
Aditya dan Hana naik lift ke lantai lima Mall, karena mereka akan menonton disana. Tiba di luar bioskop Hana melihat orang lumayan ramai, baik dewasa maupun anak-anak.
"Kamu tunggu di sini Mas mau beli tiket dulu.
" Kalau begitu aku ke toilet dulu ya Mas.
"Baiklah, jawab Aditya melangkah meninggalkan istrinya.
Hana berjalan menuju toilet, tiba-tiba ia menghentikan langkahnya karena ia mendengar ada yang memanggilnya, ia sangat terkejut ternyata yang memanggilnya Frans. Ia hanya diam sedang berpikir mencari alasan yang tepat pada Frans, tanpa ia sadari Frans sudah berdiri di depannya.
" Kamu lagi ngapain di sini Han? tanya Frans heran.
"Ya lagi nonton la, masak lagi nyuci, jawab Hana mencoba bercanda untuk menutupi keterkejutannya.Kamu pasti lagi nonton sama pacar kamu ya?, Hana balik bertanya.
" Bukan, aku lagi nemanin Ponakan aku karena film favoritnya lagi tanyang, kamu kesini sama siapa? tanya Frans memegang lengan Hana.
"Aaa.. lagi bawah anak majikan aku dia pengen nonton sama seperti ponakan mu juga, jawab Hana berbohong.
" Kalau tau kamu bakalan pergi nonton juga kenapa kita gak bareng aja tadi kan aku jadi ada temannya, jelas Frans kesal.
Hana hanya tersenyum mengiyakan ucapan Frans. Tiba-tiba seorang gadis kecil sekitar usia 11 tahun menghampiri Frans. Ia memandang Hana sejenak lalu berbicara dengan Frans,
" Uncle ini siapa?.
" Ohh ini teman kuliah Uncle!
Hana menyapa gadis kecil berwajah cantik itu, Hana menundukkan tubuhnya agar sama tinggi dengan gadis kecil di depannya,
"Aku Hana, kamu siapa, tanya Hana sambil membelai kepala gadis kecil itu.
" Aku Ara tante, ucapnya sambil bersalaman dan mencium tangan Hana. Hana yang gemas melihatnya mencium pipi Ara.
"Ya udah Han, kami duluan ya, lanjut Frans sambil mengusap-usap lengan Hana lembut. Kemudian ia memegang tangan keponakannya
" Ok, dah...!
" Dah tante! balas Ara sambil melambaikan tangannya. Hana membalas lambaian tangan Ara.
Setelah Frans menghilang dari pandangannya
Hana membuang napas legah lalu ia melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti menuju toilet.
Ternyat tanpa di sadari oleh Hana Aditya melihat dirinya berbicara dengan Frans. Aditya mengurungkan langkahnya dan hanya memandang mereka dari kejauhuan, Aditya merasa sangat cemburu melihat kedekatan Hana dengan Frans.
Hana sangat terkejut ketika keluar dari toilet ternyata suaminya sudah menunggu di luar. Hana melihat kedua tangan suaminya sudah menenteng makanan dan minuman untuk mereka menonton nanti. Hana dengan senyuman manisnya mendekat pada suaminya, lalu mengambil salah satu tentengan yang di bawah suaminya.
"Gak usah biar Mas aja, tolak Aditya. Ayo kita masuk nanti filmnya keburu di mulai.
Aditya memindahkan makanan yang di pegangnya pada satu tangan, tangan yang satunya memegang tangan istrinya.
Mereka masuk tepat film akan mulai di putar, Hana heran melihat petugas bioskop mengantarkan mereka ke bangku yang sudah di pesan oleh suaminya. Mereka duduk dibangku yang terpisah dengan menonton lain, karena tidak ada penonton di deretan bangku mereka, begitu pun deretan di depan dan belakangnya. Hana menatap heran pada suaminya, Aditya bersikap acuh sambil memakan popcorn yang tadi di belinya, akhirnya Hana tidak tahan, ia berbisik pada suaminya,
"Apakah ini juga sama dengan kejadian di restoran tadi Mas?
Aditya menatap Hana sekilas lalu kembali melanjutkan tontonannya.
" Mas, besok kalau seperti ini kita tidak usah nonton di bioskop lagi, lebih baik kita nonton di rumah saja, karena gak ada bedanya, ancam Hana sambil mengerucutkan bibirnya.
Mendengar ancam Hana akhirnya Aditya buka mulut juga, ia meletakan makanannya pada bangku kosong di sebelahnya,
"Mas gak suka melihat kamu duduk dekat dengan orang lain, ucap Aditya sambil menggenggam tangan istrinya.
Hana menarik napas panjang mendengar jawaban suaminya,
" Tapi mas gak usah memborong tiga deretan bangku ini juga, mas cukup kosongkan satu atau dua bangku di sebelah Mas dan aku, jelas Hana sambil menatap mata suaminya lembut.
Mendengar penjelasan istrinya Aditya menarik napas panjang, dan akhirnya berkata,
"Baiklah!
" Terima kasih Mas, ucap Hana sambil membelai lembut wajah suaminya.
Sepanjang film berlangsung Aditya hanya sibuk memandang wajah istrinya yang terlihat asyik menonton, sesekali Aditya menyuapi istrinya dengan Popcorn, Hana hanya tersenyum dan menatap suaminya sekilas dan kembali melanjutkan tontonannya.
Aditya terkejut ketika Hana menyandarkan kepalanya di dadanya. Ia belum pernah melihat Hana bertingkah manja seperti ini kepadanya, dan Aditya merasa sangat suka dengan tingkah manja Hana seperti itu, Ia mengusap-usap rambut istrinya dengan lembut. Setelah menikah dengan Hana, ia merasa banyak hal yang berubah dengan dirinya, mungkin sikap Hana yang apa adanya, kesederhanaan, dan ketulusan yang dimilikinya. Beda dengan wanita yang di kenalnya selama ini cendrung bersikap genit, penggoda, dan bersikap manja seperti di buat-buat. Sungguh membuat Aditya jijik melihatnya.
Ketika suaminya mencium puncak Kepalanya
Hana menengadahkan wajahnya menatap suaminya, sesaat mereka saling bertepatan. Aditya mencium bibir istrinya lembut, Hana membalas ciuman suaminya dan akhirnya mereka berdua larut dalam ciuman panjang yang memabukkan.
.
.
.
.
.
Bersambung.