Kisah seorang pemuda yang dikhianati tunangannya Lin Qionye yang lebih memilih pangeran mahkota Ming San , yang lebih tragisnya lagi, ia dipukul habis habisan oleh bawahan pangeran mahkota atas permintaan Lin Qionye
Xion Cen yang baru menginjak usia 15 tahun , tak kuasa menahan derita , berulang kali ia memohon ampun untuk di lepaskan namun tak satupun dari mereka yang mau mengampuninya, mereka baru berhenti menyiksanya, setelah melihat tubuh Xion Cen terluka hingga babak belur, tulang rusuknya banyak yang patah baik pergelangan tangannya bahkan tulang kakinya juga patah hingga membuatnya pingsan tak sadarkan diri.
Tanpa belas kasihan Lin Qionye memerintahkan mereka semua untuk menghancurkan Meridian serta dantiannya akibat perbuatan mereka, tubuh Xion Cen langsung lumpuh seketika,gadis itu tampak tersenyum puas.Ia menatap Xion Cen dengan jijik dan meludahinya.
"Sampah sepertimu tak sadar diri , kau sungguh tak pantas bersanding denganku...!!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marco Hry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengikuti Perlombaan Antar Klan 1
Keesokan harinya, Xion Cen telah selesai bersiap siap, Ia memutuskan untuk memasukan Hai Long dan Long ma kedalam dunia kecil milikinya, mereka berdua terlihat senang di banding hanya berdiam diri saja di klan, walaupun tak bisa mendampingi Xion Cen setidaknya ia bisa dekat dengannya.
Setelah selesai ber beres beres , ia pergi ke aula pertemuan, terlihat semua pemuda yang mewakili klan Xion sudah berkumpul disana , ia ikut berbaur bersama mereka , walau sebagian mereka terlihat tak suka , ia cuek saja , tak lama kemudian tetua Lan yang mendampingi mereka semua terlihat hadir bersama tetua wu.
Mereka berdua terlihat masih muda berumur sekitar 25 tahun dan merupakan tetua termuda di klan Xion ,semua itu berkat prestasi mereka yang gemilang dan sering menang di setiap perlombaan makanya mereka berdua di angkat menjadi tetua.
Tetua Lan menatap ke arah Xion Cen yang terlihat berdiri agak berjauhan dari peserta lainnya , ia terlihat kasihan , kenapa para tetua meminta Xion Cen sebagai salah satu peserta , semua orang tau kalau ia sekarang tidak bisa berkultivasi.
Tapi ia juga bingung dengan Patriak Xion San yang merupakan ayahnya malah mendiamkan saja anaknya yang di perlakukan seperti itu, atau semua orang klan menginginkan Xion Cen tewas karena memalukan sebagai seorang sampah yang membuat aib klan .
Setelah merenung ia meminta semuanya untuk berkumpul untuk memulai perjalanan menuju ketengah kota , karena tempatnya tak berapa jauh dari klan , tetua Lan memutuskan untuk berjalan kaki saja , mereka semua melesat dengan cepat , sampai sampai Xion Cen ketinggalan , karena ia sengaja tak menggunakan Qi miliknya untuk bisa berlari dengan cepat.
Tetua Lan terlihat geleng geleng kepala melihat Xion Cen yang bergerak lambat , ia terpaksa memperlambat larinya mengimbangi langkah Xion Cen karena merasa kasihan .
"Tuan muda .. apakah kau tak capek .?" Ucap tetua lan terlihat bersimpati .
"Tidak tetua Kan , aku baik baik saja ." Ucap Xion seperti biasa , suaranya tak mengalami perubahan sebagai mana orang bisa yang ketika berbicara akan bergetar dengan napas ngos ngosan bila bicara sambil berlari , tetua lan juga melihat Xion ion Cen berlari dengan santai namun ia sama sekali tak mengeluarkan keringat seperti manusia Fana kebanyakan ia melihat nafas Xion Cen tetap teratur.
Setelah cukup jauh berlari Xion Cen dan ketua Lan melihat sekumpulan pemuda klan Xion yang awalnya berlari dengan cepat tengah beristirahat berkumpul sepertinya tengah menunggu kedatangan mereka , sebagian terlihat kesal itu terlihat dari wajah mereka .
"Tetua , kenapa harus memperhatikan sampah itu tinggalkan saja, sungguh tak berguna ." Ucap seorang pemuda dengan wajah kesal menatap Xion Cen yang tengah mendatangi mereka .
"Ia tetua , tinggalkan saja sampah begitu di kasih hati nanti minta jantung ." Sambung pemuda lainnya .
" Dasar tak sadar diri , kau menyusahkan kami saja kenapa lama sekali ." Ucap seorang pemuda lainnya membuat suasana menjadi panas .
Sementara itu Xion Zan yang tak jauh dari mereka terlihat tersenyum bahagia, melihat Xion Cen di hina dan di caci maki.
"Sudah .. apa yang Kelian lakukan , jaga ucapan kalian , aku tak mau lagi kalian menghinanya , apakah kalian tak menghargai Patriak Xion San ." Ucap Xion Lan kesal menatap pemuda yang menghina Xion Cen .
"Ayo kita lanjutkan perjalanan." Ucap tetua wu sambil membimbing laju perjalanan mereka,ia sengaja bergerak lambat untuk mengimbangi Xion Cen .
"Tetua kenapa lambat sekali .' ucap seorang pemuda yang terlihat kesal.
"Kalau kau ingin cepat , kau boleh duluan tunggu kami di tengah kota , tempat dimana semua anggota Klan berkumpul " mendengar perkataan tetua wu pemuda itu terlihat senang ia berlari dengan cepat, dalan sekejap mata ia sudah tak tampak, pemuda lain ingin mengikuti jejaknya , namun mereka segan kepada kedua tetua itu .
Setelah berjalan cukup jauh , mereka semua mendapati pemuda yang pergi meninggalkan mereka sebelumnya telah tergeletak tak sadarkan diri di tanah dengan tubuh babak belur , sepertinya ia telah di hajar beberapa orang, pikir mereka semua .
Xion Cen yang melihat keadaan miris pemuda itu, ia tersenyum dalam hati , wajahnya yang tampan terlihat datar .
Sedangkan pemuda lain ya lain ada yang ketakutan dengan apa yang di alami pemuda itu ,
"Tetua wu , apakah kau bisa mengantar pemuda ini ke Klan, nanti kau bisa menyusul bersama pemuda lain yang menggantikan posisinya .
"Baiklah saudara Lan, kalian bisa langsung kesana , aku akan menyusul," ia membawa pemuda itu pulang ke klan , dalam sekejap tetua wu sudah tak terlihat .
Mereka semua kembali melanjutkan perjalanan , tak berselang lama akhirnya mereka sampai di tengah kota , di mana anggota semua klan tengah berkumpul , ketika mereka memasuki lapangan untuk mendaftar sebagai peserta. semua orang terlihat mereka dengan ekspresi merendahkan apa lagi setelah melihat kehadiran Xion Cen yang terkenal sampah kultivasi .
Penghinaan itu lebih ketara dengan apa yang di perlihatkan klan Lin yang sengaja menekan klan Xion , padahal sebelumnya mereka pernah menjalin hubungan baik , sampai sampai klan Lin menyerahkan putrinya untuk di jodohkan dengan Xion Cen , mereka meludah dengan ekspresi mau muntah menatap Xion Cen .
Orang yang melihat aksi mereka semuanya tertawa , Xion Cen tetap tenang seperti air tenang di tengah telaga , ia tak memperdulikan hinaan serta cacian mereka semua , namun semua pemuda yang berjalan bersamanya tampak malu , ia coba menjauh dari Xion Cen, hingga membuat ia berjalan terpisah dari yang lainnya, melihat perubahan sikap mereka Xion Cen dapat mengambil manfaat dari semua itu.
Seorang gadis cantik yang berdiri di barisan Klan Lin tampak tersenyum senang.
"Dasar udik tak tau diri, tempatmu bukan disini, kami semua kultivator sedangkan kau , kau seorang sampah ." Gadis cantik itu menghina dirinya , tiba tiba ia berhenti di hadapan gadis itu yang tak lain mantan tunangannya Lin Qionye, semua orang langsung terdiam mereka penasaran apa yang ingin di lakukan Xion Cen.
"Memang aku sampah dan tak tau diri tapi harap kau tau, dan sadar diri kau itu bekas sampah, itu tak merubah statusmu yang telah menjalin hubungan denganku , menghinaku sama juga kau merendahkan derajatmu dasar gadis tak punya harga diri . " Ucap Xion Cen membuat gadis itu seketika itu juga terdiam, ia tak bisa berkata kata selain kemarahan yang di sebabkan dari ucapan Xion Cen .
Semua orang langsung tertawa mendengar ucapan Xion Cen, mereka menatap gadis itu dengan jijik , itu membuat Lin Qionye terlihat malu , ia terlihat dendam menatap Xion Cen yang pergi meninggalkannya menyusul rombongan klan Xion .
Sesampainya di tempat pendaftaran, panitia itu terlihat kaget melihat tubuh Xion Cen yang sedikitpun tak memiliki Qi, ia menatap ketua Lan .
"Apa yang klan kalian lakukan , kenapa membawa orang bisa pada acara ini , apa kalian ingin menyinggung kami. " Ucap tetua itu kesal .
"Tetua bukankah pihak penyelenggara mewajibkan tuan muda setiap klan mengikuti acara ini, itu yang di sampaikan kepada kami, jadi kami terpaksa membawanya , itu juga kami merasa berat hati untuk mengikuti perlombaan ini .
"Apa.!!?" Ucap tetua itu kaget, tak lama kemudian datang seorang pria ia berbisik ke telinga tetua itu , akhirnya ia mengangguk , ternyata aturan itu dibuat oleh pangeran mahkota , setelah mendengar itu , ia akhirnya tak mempersalahkannya lagi .
Untuk apa jadi murid sekte jika semua keperluan sudah tersedia di dunia jiwa & tingkatan ranah juga sudah sangat tinggi ?
gas abis.....thor....