Terjebak Hasrat Kakak Ipar

Begitu Cooper mulai terlelap didalam tidurnya tiba-tiba saja Rihanna membuka bola matanya secara perlahan.

Dia menatap dalam sosok laki-laki di ujung sana, mencoba untuk menelisik wajah tersebut dari kejauhan.

Maafkan aku?!.

Dia mendengar laki-laki itu mengucap kan kalimat itu tadi.

Seketika dia sedikit terkejut saat Cooper menyentuh lembut wajah nya, bahkan laki-laki itu.....

Sejenak Rihanna menyentuh bibirnya dengan Jemari-jemari nya.

Awalnya dia fikir Cooper akan memaksa nya lagi seperti kemarin, karena itu begitu pintu kamar terdengar terbuka dia berusaha untuk pura-pura masih terlelap saat dia sadar yang masuk ke dalam kamar tersebut adalah Cooper.

Tapi semua tetap berada di luar ekspektasi nya.

Laki-laki itu sama Sekali tidak melakukan apa pun yang dia takuti selama ini.

Bolehkah Rihanna serakah? dia merasa bahagia saat laki-laki itu memperlakukan dirinya dengan begitu lembut dan mesra.

Dan boleh kah dia jujur pada dunia? dia menyukai laki-laki itu jauh sebelum pertemuan yang mungkin Cooper anggap sebagai pertemuan pertama mereka di rumah keluarga Pratama ketika kakak nya akan menikah.

Awal pertemuan pertama mereka, jauh bertahun-tahun yang lalu di masa sekolah nya.

"Pilih mana yang paling tampan di antara mereka"

Saat kakak senior OSIS nya berkata kearah nya sambil menunjukkan barisan laki-laki berpakaian biasa yang sedang nongkrong dan mengobrol bersama di depan kantin sekolah.

Bola mata nya menatap setiap laki-laki yang ada di ujung sana.

Mereka tampan-tampan, tidak ada makhluk ciptaan Allah yang tidak baik di ciptakan oleh NYA.

Tapi ada satu sosok yang membuat dia tidak bisa mengalihkan pandangannya.

Seorang laki-laki yang sejak tadi tidak mengeluarkan suaranya, tidak menampilkan ekspresi nya, hanya mengangguk atau menggelengkan kepalanya.

Bolehkah dia bilang laki-laki itu yang paling tampan?!.

Laki-laki dewasa yang menggunakan pakaian kaos berwarna putih bersih tersebut.

"Yang pakai baju kaos putih, yang paling tampan kak"

Tiba-tiba suara seseorang mengalihkan pandangannya.

Itu adalah teman satu letingan nya, para siswa OSIS bilang dia antara Semua orang gadis itu paling cantik dan berkualitas, lincah dan begitu agresif, setiap kali diberi pertanyaan pasti begitu pandai menjawab pertanyaan dari semua orang.

Nilai-nilai mata pelajaran dan ijazah SMP nya luar biasa.

Dia jelas akan menjadi murid unggulan.

Mendengar teman nya berkata begitu, seketika Rihanna menundukkan kepalanya.

Yah apalah dia, tidak lebih baik dari gadis tersebut.

"Hanna?"

Sang kakak senior kembali bertanya.

"Tami sudah menentukan pilihan nya, kamu?"

Kakak senior nya kembali bertanya.

"Yang pakai baju hitam"

Jawab Rihanna pelan.

"Bagus, sekarang bawa buku dan pulpen, pastikan kalian mendapatkan tanda tangan laki-laki pilihan kalian"

Ucap laki-laki dihadapan nya itu lagi.

"Ya?"

sejenak Rihanna tercekat.

Dia jelas malu masuk kedalam kerumunan orang-orang banyak Tersebut, apalagi tidak ada satu anak cewek pun di antara mereka.

"Kamu lebih dulu, setelah itu Tami boleh menyusul kemudian dilanjutkan oleh murid lainnya'

Rihanna jelas meragu.

Bola mata nya masih menatap laki-laki yang satu nya, meskipun tidak di tatap balik, dia suka melihat wajah laki-laki itu.

Dan itu bukan pertemuan pertama mereka.

Pertemuan ke sekian kali nya terjadi di rumah Orang tua nya sendiri.

"Jadi dia bungsu keluarga Pratama?"

Rihanna seketika terkejut, rasanya dia kenal dengan suara tersebut, karena itu dia langsung menoleh ke asal suara.

Seorang laki-laki tampan berusia matang terlihat berdiri di antara mereka, perawakan besar tinggi dengan wajah bule yang begitu kental, bahkan wajah tampan itu dipenuhi oleh bulu-bulu halus di sekitar nya, membuat gadis manapun tertarik untuk menyentuh nya.

Rihanna tebak usia laki-laki itu kemungkinan hampir 10 tahun di atas nya.

Dan... seketika jantung nya berdetak begitu kencang saat dia menyadari siapa laki-laki dihadapan nya itu.

"Maafkan kami Cooper, kami terlalu terhanyut dalam kerinduan"

Papa Rihanna bicara cepat.

Bisa dia lihat wajah dingin dan sombong itu masih seperti terakhir kali dia melihat nya.

Hanya saja sekarang terlihat jauh lebih dewasa dan berkharisma.

Bolehkah dia bertanya kenapa Laki-laki itu ada di rumah keluarga mereka?!.

"Dia calon kakak ipar mu"

Saat kakak nya berkata seperti itu, seketika rasa sakit menghantam Dirinya, gurat kekecewaan terlihat dibalik wajah nya, tangan nya terasa gemetaran.

"Ahhh calon suami kak Elia?"

Ucap nya sambil berusaha menutup kesedihan nya, suara nya terasa begitu serak dan sesak.

Kakak ipar? laki-laki yang dia sukai akan menjadi kakak ipar nya.

Rasanya bola mata nya terasa sedikit memerah.

Bisa Rihanna lihat Rona bahagia dibalik wajah sang kakak.

Buru-buru Rihanna melambai kan Tangan nya, menatap Cooper dengan senyuman terbaik nya.

Laki-laki itu tidak bergeming, hanya balik menatap Rihanna dari ujung kaki hingga ke ujung kepalanya untuk waktu yang begitu lama.

Dan kini satu keping pertanyaan besar menghantam kepalanya.

Kenapa?!.

Lalu kenapa Cooper Menikahi kakak nya namun memilih untuk meniduri dirinya?!.

Dia bisa saja melaporkan perbuatan Cooper pada malam itu pada pihak berwajib, membuat berita besar yang bisa mempermalukan dua keluarga.

Tapi ada pertimbangan besar yang dia miliki, selain takut perusahaan Papa nya mengalami kebangkrutan, yang membuat dia diam dan bergerak menuruti kemauan laki-laki itu karena dia tidak bisa menghilangkan perasaan cinta nya.

Dia mencintai nya, yah dia mencintai suami kakak nya sendiri.

Bayangkan bagaimana perasaan nya ketika Cooper memperkenalkan dirinya dengan orang tua nya, kemudian bayangkan juga bagaimana perasaan Rihanna saat laki-laki itu berkata.

"Kalau begitu mari kita menikah."

Lalu sekarang dia harus bagaimana?!.

Seketika Rihanna kembali menangis sambil berusaha menutup mulutnya dengan kedua belah tangannya.