Mempelai Pengganti Ketua Mafia Buta Yang Kejam

“Mengenai Cinta—”

Belum beres Helios bertanya melalui sambungan telepon, Excel sudah berkata, “Blokir kartu kredit dan juga rekening yang kamu kasih ke dia!”

Mendengar itu, Helios tak kuasa berkomentar. Sebelumnya, ia yang begitu mencintai Cinta memang sengaja mempermudah kehidupan wanita itu dengan memberikan kartu kredit sekaligus ATM tanpa batas. Namun sampai sekarang, Helios lupa untuk menyetop pengeluaran kedua tambang uang yang ia berikan kepada Cinta.

“Katakan kepadaku, sebenarnya apa yang terjadi? Ini hanya karena Chole menggantikan Cinta dan Cinta sudah bersama Akala, kan?” sergah Helios terlanjur ingin tahu.

“Stop dulu sumber uang yang kamu kasih ke Cinta sebelum aku benar-benar mengakhiri hubungan kita! Karena setelah aku pikirkan, bukan hanya Mul yang bisa berkhianat. Karena Cinta juga bisa. Semuanya bisa jika memang sudah niat dalam keadaan yang mendukung apalagi terdesak. Cobra dan Jay bukan orang yang sepenuhnya bo*doh walau kadang, mereka memang ceroboh mirip kamu. Efek menjadi seorang pemimpin dan pernah mendapatkan kemenangan untuk sebuah hal besar, tampaknya membuat mereka besar kepala hingga mereka menggampangkan segala sesuatunya!”

“Kamu jangan bentar-bentar bilang mau ninggalin aku dong, Cel. Kalau kamu memang tahu sesuatu bahkan itu fatal, kamu ngomong saja! Dikiranya aku Tuhan yang apa-apa serba tahu. Walaupun aku tahu, aku hanya modal cocoklogi dan kadang itu pun salah. Oke, aku akhiri telepon kita dulu buat blokir kartu kredit maupun rekening yang aku kasih ke Cinta!” Helios benar-benar marah.

“Aku begini karena kamu terlalu lemah jika sudah berurusan dengan Cinta. Masa uang milyaran keluar dari rekening dan kartu kredit itu, kamu enggak tahu?” balas Excel tak kalah emosi dari seberang.

“Asli, aku bukan orang yang akan mengecek pesan laporan masuk keluarnya uang—” Sebenarnya Helios belum selesai dengan penjelasannya, tapi dari sebelah, Excel sudah kembali mengomel.

“Mulai sekarang kamu wajib lebih teliti. Karena gara-gara kamu, Cinta jadi ibl*is. Gara-gara kuasanya yang nyaris menikah dengan kamu dan memuatnya disegani anggota mafia maupun preman paling teng*ik di jagad Jakarta. Gara-gara uang tanpa batas dari kamu, dia mengikuti jejak Cikho. Dia merus*ak wajah bahkan kehidupan seorang wanita muda. Mengirimnya ke Korea Selatan agar wanita itu memiliki wajah mirip dia. Dia berencana membuat wanita klon*ingannya menggantikannya hidup bersamamu sementara dia pergi ke Akala. Namun sori, aku yang paling anti peninda*san terlebih setelah apa yang dia lakukan kepadamu maupun Akala, beneran enggak tinggal diam.”

“Dan aku yakin, Chole sekeluarga bisa histeris bahkan gil4 andai mereka mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Jadi, stop dari sekarang dan bersiap, takutnya dia jadi bagian dari Jay. Setelah ini juga, kamu wajib utus orang buat cari dia!” Excel berbicara panjang lebar.

Sekitar tiga puluh menit kemudian, Helios langsung terduduk loyo di hadapan Syam sambil menatap mutasi sekaligus pengeluaran kedua sumber uang yang ia berikan kepada Cinta.

“M-mas, ... Mas baik-baik saja?” tanya Syam khawatir. Setelah berdebat lewat sambungan telepon dengan Excel dan itu memang masih di hadapannya, kini Helios malah mirip orang linglung. Helios tampak sangat syok dan baru saja, pria itu menggeleng tanpa sedikit pun meliriknya.

“Karena aku sudah enggak mungkin bisa bantu-bantu, jika memang Mas butuh, Mas bisa utus pak Mul. Aku sudah bilang ke pak Mul untuk mengabdi dan memperlakukan bos layaknya anak juga!” yakin Syam.

Mendengar itu, Helios langsung menatap murka Syam. Ia dapati, Syam yang langsung takut tapi pria itu sengaja tetap menghadapinya. “Aku mengharapkannya mat*i setelah apa yang dia lakukan kepada istriku. Karena pagi ini, dia sudah melec*ehkan istriku. Dia melakukannya di kamar pribadiku. Dia menyekap Chole dan nyaris memperko*sa Chole! Bajin*gan itu bahkan tega memfitnah Chole padahal dia sudah tertangkap basah! Maaf Syam, khusus untuk Mul, aku beneran sudah enggak bisa toleransi! Aku membiarkannya menderita di penjara bawah tanah. Dan sekarang aku tanya, kamu ada di pihakku atau tukang cab*ul itu?!”

Seperti biasa, Syam hanya bisa menangis menunduk tanpa bisa menjawab. Yang Helios tangkap, Syam langsung menjadi terpuruk.

“Jangan lupa, Cobra dan Jay enggak mungkin asal rusuh. Bisa jadi memang ada yang ‘menabuh’. Namun seperti kata Excel beberapa saat lalu, yang bikin kamu seperti sekarang kemungkinan memang bukan hanya Mul, tapi juga Cinta.” Menyebut nama Cinta, Helios yang awalnya sangat emosional langsung tidak semangat. “Lima milyar uang di tabunganku yang aku berikan untuk Cinta ternyata sudah ludes. Begitupun dengan uang di kartu kredit.”

Kabar terbaru soal Cinta barusan juga langsung membuat Syam mendelik karena terlalu terkejut.

“Uang dan cinta memang bisa membuat semua orang berubah. Bajing*an!” kesal Helios.

“Mas—” Syam belum selesai berbicara, tapi Helios sudah mengabarkan mengenai kemungkinan alasan Cinta menguras habis tabungannya.

“Dia beneran bikin kloni*ngan dirinya sendiri buat mengelabuhi aku. Jadi, yang Max jemput dan baru saja menjalani perjalanan dari Korea Selatan, itu klon*ingannya. Dia membeli perempuan kemudian mengoperasi wajahnya agar jadi wajah dia!” Setelah berucap demikian, Helios mengakui, dirinya jadi tidak bisa fokus padahal ia harus mengawal acara pelelangan.

“Kalau Mas merasa kurang sehat, Mas bisa meminta bantuan mas Excel buat gantiin Mas karena memang hanya mas Excel yang bisa pegang pekerjaan itu,” usul Syam masih berbicara hati-hati. Sebab yang ia tahu, semenjak Azzura istri Excel keguguran, Excel benar-benar tak mau terjun ke dunia mereka lagi.

“Di tempat pelelangan kita bukan hanya akan ada pelelangan benda-benda mahal dan narko*ba. Karena di sana akan terjadi transaksi pelelangan banyak wanita. Jika tidak sebesar sekaligus seberat itu dampaknya, mereka enggak mungkin pakai jas*a kita!” sewot Helios.

“Dengan keadaan Mas yang belum sehat, itu beneran enggak mendukung, Mas!” yakin Syam.

“Cinta sudah bikin aku rugi ba*ndar, Syam. Uang sebanyak itu kalau aku kasih ke Chole, pasti baru akan habis tahun-tahun depannya lagi!” marah Helios. Selalu begitu, siapa pun yang ia temui apalagi bersamanya ketika ia marah, orang itu pasti akan menjadi pelampia*sannya.

Dengan enteng sekaligus jujurnya, Syam justru berkata, “Tahu gitu, kenapa dari awal enggak sama mbak Chole saja?”

Helios yang tersinggung dengan balasan Syam dan sampai kapan pun memang paling tidak bisa disalahkan, nyaris memarahi Syam lagi. Itu juga yang membuat Syam buru-buru menunduk. Namun karena pesan masuk yang membuat ponsel di tangan kiri Helios berdering, sang ketua mafia tak jadi melakukannya. Apalagi, yang mengirimi pesan justru Chole. Ada beberapa foto yang Chole kirimkan selain pesan singkat hingga dering tanda pesan masuk di ponsel Helios terdengar panjang mirip suara kereta.

Chole : Masssssssss, Massssssss, aku cantik, enggak? Serius ihhhhhhh, belum apa-apa sudah kangeeeeeeennnnnnn! Kangeeeennnnnnn bangettttttttttt! Mas kapan pulang sihhhhhhhhhhh?

Diam-diam, Syam yang memperhatikan Helios, jadi heran. Helios masih memandangi layar ponsel, tapi di beberapa kesempatan Helios akan memiringkan kepala atau malah menarik mundur.

“Ya ampun Chole, kamu ala*y banget sih. Nulis pesan saja sepanjang rel kereta. Terus ini aku juga kenapa sampai miring mundur begini gara-gara baca pesan kamu?” batin Helios yang mendadak kacau. Setelah ulah Cinta membuatnya emosi tingkat langit, kini ulah Chole malah membuatnya ngeri sekaligus kedinginan. Helios belum terbiasa dengan sifat manja Chole dan baginya al*ay itu. Padahal Helios sadar, dirinya harus terbiasa. Bukan hanya mengenai tulisan sekaligus bahasa pesan dari Chole, tapi juga foto istrinya itu yang akan memakai efek kucing cute dan tengah ia pandangi.

“Lucu sih,” pikir Helios. Baginya, efek foto yang Chole pakai dan membuat wajah Chole menjadi berwarna peach, tak hanya lucu. Karena selain Chole beneran jadi imut mirip anak kucing, efek tersebut membuat sang istri jadi makin cantik.

Chole : Masssss, jangan hanya dibaca dong, balesssss aku cantikkkk enggakkkkkkk? 😕🙁☹️😣😖😫😩🥺

Sebelum Chole kembali mengiriminya pesan, Helios sengaja mengirim balasan.

Mas Helios : Y

Chole : Masssssssss, aku tahu di hape Mas enggak hanya berisi satu Y! Jadi tolong, pesan panjang lebarku jangan hanya dibalas Y!

Mas Helios : YYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY

Chole : Asyyyiiik, suamiku sudah mulai ala*y! Jadi makin sayaang! ❤️❤️❤️❤️❤️❤️😘😘😘😘😘 peluk ciuuum dari jauh yah, Masssssssssss! Jangan nakkcaaal karena istrimu sudah paket komplittt yah, Masssss! Sini sunnnn lagiiii! 😘😘😘😘😘

Melihat Helios yang jadi sibuk geleng-geleng sambil menghela napas di tengah fokus tatapan pria itu yang tetap ke layar ponsel, Syam jadi sibuk menahan senyum. “Itu Mas Helios diapain sama Mbak Chole kok jadi langsung kelihatan panas dingin gitu!” batinnya.